Surat An-Nazi’at Ayat 31 - 40 dengan Tafsir dan Terjemahannya


Ayat 31

أَخْرَجَ مِنْهَا مَآءَهَا وَمَرْعَىٰهَا

Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya.

«أخرج» حال بإضمار قد أي مخرجا «منها ماءها» بتفجير عيونها «ومرعاها» ما ترعاه النعم من الشجر والعشب وما يأكله الناس من الأقوات والثمار، وإطلاق المرعى عليه استعارة.

(Ia memancarkan) berkedudukan menjadi Haal dengan memperkirakan adanya lafal Qad sebelumnya; artinya Ia mengeluarkan (daripadanya mata air) yakni dengan mengalirkan air dari sumber-sumbernya (dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhannya) yakni, pohon-pohon dan rumput-rumputan yang menjadi makanan ternak, dan demikian pula tumbuh-tumbuhan yang menjadi makanan pokok manusia, serta buah-buahannya. Dikaitkannya istilah Al-Mar'aa kepada bumi hanyalah merupakan ungkapan Isti'arah,

Ayat 32

وَٱلْجِبَالَ أَرْسَىٰهَا

Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh,

«والجبال أرساها» أثبتها على وجه الأرض لتسكن.

(Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh) yakni dipancangkan di atas bumi supaya bumi stabil dan tidak berguncang.

Ayat 33

مَتَٰعًا لَّكُمْ وَلِأَنْعَٰمِكُمْ

(semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.

«متاعا» مفعول له لمقدر، أي فعل ذلك متعة أو مصدر أي تمتيعا «لكم ولأنعامكم» جمع نعم وهي الإبل والبقر والغنم.

(Untuk kesenangan) lafal Mataa'an berkedudukan menjadi Maf'ul Lah bagi lafal yang tidak disebutkan, lengkapnya, Dia melakukan hal tersebut untuk kesenangan. Atau lafal Mataa'an ini dianggap sebagai Mashdar, artinya memberikan kesenangan (buat kalian dan buat binatang-binatang ternak kalian) lafal An'aam ini adalah jamak dari lafal Na'amun artinya binatang ternak mencakup unta, sapi, dan kambing.

Ayat 34

فَإِذَا جَآءَتِ ٱلطَّآمَّةُ ٱلْكُبْرَىٰ

Maka apabila malapetaka yang sangat besar (hari kiamat) telah datang.

«فإذا جاءت الطامة الكبرى» النفخة الثانية.

(Maka apabila malapetaka yang sangat besar telah datang) yaitu tiupan sangkakala malaikat Israfil yang kedua.

Ayat 35

يَوْمَ يَتَذَكَّرُ ٱلْإِنسَٰنُ مَا سَعَىٰ

Pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya,

«يوم يتذكر الإنسان» بدل من إذا «ما سعى» في الدنيا من خير وشر.

(Pada hari ketika manusia teringat) lafal Yauma berkedudukan menjadi Badal daripada lafal Idzaa (akan apa yang telah dikerjakannya) sewaktu ia masih di dunia, apakah itu perbuatan baik atau perbuatan buruk.

Ayat 36

وَبُرِّزَتِ ٱلْجَحِيمُ لِمَن يَرَىٰ

dan diperlihatkan neraka dengan jelas kepada setiap orang yang melihat.

«وبرزت» أظهرت «الجحيم» النار المحرقة «لمن يرى» لكل راءٍ وجواب إذا:

(Dan diperlihatkan dengan jelas) ditampakkan dengan seterang-terangnya (neraka) yakni neraka Jahim yang membakar itu (kepada setiap orang yang melihat) kepada setiap orang yang melihatnya. Jawab dari lafal Idzaa ialah:

Ayat 37

فَأَمَّا مَن طَغَىٰ

Adapun orang yang melampaui batas,

«فأما من طغى» كفر.

(Adapun orang yang melampaui batas) yakni orang kafir.

Ayat 38

وَءَاثَرَ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا

dan lebih mengutamakan kehidupan dunia,

«وآثر الحياة الدنيا» باتباع الشهوات.

(Dan lebih mengutamakan kehidupan dunia) dengan cara selalu mengikuti kemauan hawa nafsunya.

Ayat 39

فَإِنَّ ٱلْجَحِيمَ هِىَ ٱلْمَأْوَىٰ

maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya).

«فإن الجحيم هي المأوى» مأواه.

(Maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal) bagi dia.

Ayat 40

وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ وَنَهَى ٱلنَّفْسَ عَنِ ٱلْهَوَىٰ

Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya,

«وأما من خاف مقام ربه» قيامه بين يديه «ونهى النفس» الأمارة «عن الهوى» المردي باتباع الشهوات.

(Dan adapun orang yang takut kepada kebesaran Rabbnya) di kala ia berdiri di hadapan-Nya (dan menahan diri) menahan nafsu amarahnya (dari keinginan hawa nafsunya) yang menjerumuskan ke dalam kebinasaan disebabkan memperturutkan kemauannya.