Surat Al-Qalam Ayat 41 - 50 dengan Tafsir dan Terjemahannya


Ayat 41

أَمْ لَهُمْ شُرَكَآءُ فَلْيَأْتُوا۟ بِشُرَكَآئِهِمْ إِن كَانُوا۟ صَٰدِقِينَ

Atau apakah mereka mempunyai sekutu-sekutu? Maka hendaklah mereka mendatangkan sekutu-sekutunya jika mereka adalah orang-orang yang benar.

«أم لهم» أي عندهم «شركاء» موافقون لهم في هذا القول يكفلون به لهم فإن كان كذلك «فليأتوا بشركائهم» الكافلين لهم به «إن كانوا صادقين».

(Atau apakah mereka mempunyai) di sisi mereka (sekutu-sekutu?) yang sepakat dengan mereka tentang ucapan itu, yaitu mereka akan menjamin bagi mereka dalam hal ini. Maka apabila memang demikian keadaannya (maka hendaklah mereka mendatangkan sekutu-sekutu mereka) yang akan memberikan jaminan tentang hal itu bagi mereka (jika mereka adalah orang-orang yang benar.)

Ayat 42

يَوْمَ يُكْشَفُ عَن سَاقٍ وَيُدْعَوْنَ إِلَى ٱلسُّجُودِ فَلَا يَسْتَطِيعُونَ

Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud; maka mereka tidak kuasa,

اذكر «يوم يكشف عن ساق» هو عبارة عن شدة الأمر يوم القيامة للحساب والجزاء، يقال: كشفت الحرب عن ساق: إذا اشتد الأمر فيها «ويدعوْن إلى السجود» امتحاناً لإيمانهم «فلا يستطيعون» تصير ظهورهم طبقاً واحداً.

Ingatlah (pada hari betis disingkapkan) ungkapan ini menggambarkan tentang dahsyatnya keadaan pada hari kiamat, yaitu sewaktu hisab dan pembalasan dilaksanakan. Dikatakan "kasyafatil harbu 'an saaqin", artinya perang itu berkobar dengan sengitnya (dan mereka dipanggil untuk bersujud) sebagai ujian buat keimanan mereka (maka mereka tidak kuasa) karena punggung mereka lekat bertumpuk menjadi satu, sehingga mereka tidak dapat bersujud.

Ayat 43

خَٰشِعَةً أَبْصَٰرُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ ۖ وَقَدْ كَانُوا۟ يُدْعَوْنَ إِلَى ٱلسُّجُودِ وَهُمْ سَٰلِمُونَ

(dalam keadaan) pandangan mereka tunduk ke bawah, lagi mereka diliputi kehinaan. Dan sesungguhnya mereka dahulu (di dunia) diseru untuk bersujud, dan mereka dalam keadaan sejahtera.

«خاشعة» حال من ضمير يدعون، أي ذليلة «أبصارهم» لا يرفعونها «ترهقهم» تغشاهم «ذلة وقد كانوا يدعوْن» في الدنيا «إلى السجود وهم سالمون» فلا يأتون به بأن لا يصلوا.

(Seraya tunduk ke bawah) lafal khaasyi`atan ini merupakan hal dari dhamir yang terkandung pada lafal yad`uuna, artinya, dalam keadaan terhina (pandangan mereka) maksudnya, mereka tidak dapat mengangkat pandangan matanya (lagi mereka diliputi) mereka diselimuti (kehinaan. Dan sesungguhnya mereka dahulu diseru) sewaktu di dunia (untuk bersujud sedang mereka dalam keadaan sejahtera) akan tetapi mereka tidak mau melakukannya, yakni tidak mau salat.

Ayat 44

فَذَرْنِى وَمَن يُكَذِّبُ بِهَٰذَا ٱلْحَدِيثِ ۖ سَنَسْتَدْرِجُهُم مِّنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ

Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al Quran). Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui,

«فذرني» دعني «ومن يكذب بهذا الحديث» القرآن «سنستدرجهم» نأخذهم قليلا قليلا «من حيث لا يعلمون».

(Maka serahkanlah kepada-Ku) berikanlah kepada Aku (orang-orang yang mendustakan perkataan ini) yang mendustakan Alquran. (Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur) Kami akan mengambil mereka secara berangsur-angsur (dari arah yang tidak mereka ketahui.)

Ayat 45

وَأُمْلِى لَهُمْ ۚ إِنَّ كَيْدِى مَتِينٌ

dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat tangguh.

«وأملي لهم» أمهلهم «إن كيدي متين» شديد لا يطاق.

(Dan Aku memberi tangguh kepada mereka) Aku menangguhkan mereka. (Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh) amat kuat dan tak dapat ditinggalkan.

Ayat 46

أَمْ تَسْـَٔلُهُمْ أَجْرًا فَهُم مِّن مَّغْرَمٍ مُّثْقَلُونَ

Apakah kamu meminta upah kepada mereka, lalu mereka diberati dengan hutang?

«أم» بل أ «تسألهم» على تبليغ الرسالة «أجرا فهم من مغرم» مما يعطونكه «مثقلون» فلا يؤمنون لذلك.

(Ataukah) yakni apakah (kamu meminta kepada mereka) atas penyampaian risalahmu (upah dengan utang, lalu mereka karena utang itu) karena apa yang harus mereka bayarkan kepadamu (merasa keberatan) karena itu lalu mereka tidak mau beriman kepada Alquran.

Ayat 47

أَمْ عِندَهُمُ ٱلْغَيْبُ فَهُمْ يَكْتُبُونَ

Ataukah ada pada mereka ilmu tentang yang ghaib lalu mereka menulis (padanya apa yang mereka tetapkan)?

«أم عندهم الغيب» أي اللوح المحفوظ الذي فيه الغيب «فهم يكتبون» منه ما يقولون.

(Ataukah ada pada mereka ilmu tentang yang gaib) yaitu mengenai apa yang tertulis di Lohmahfuz (lalu mereka menulis) daripadanya apa yang mereka katakan itu.

Ayat 48

فَٱصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلَا تَكُن كَصَاحِبِ ٱلْحُوتِ إِذْ نَادَىٰ وَهُوَ مَكْظُومٌ

Maka bersabarlah kamu (hai Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu seperti orang yang berada dalam (perut) ikan ketika ia berdoa sedang ia dalam keadaan marah (kepada kaumnya).

«فاصبر لحكم ربك» فيهم بما يشاء «ولا تكن كصاحب الحوت» في الضجر والعجلة وهو يونس عليه السلام «إذ نادى» دعا ربه «وهو مكظوم» مملوء غما في بطن الحوت.

(Maka bersabarlah kamu terhadap ketetapan Rabbmu) terhadap mereka, sesuai dengan apa yang dikehendaki-Nya (dan janganlah kamu seperti orang yang berada dalam perut ikan paus) dalam hal ketergesa-gesaannya dan ketidaksabarannya, yaitu sebagaimana Nabi Yunus a.s. (ketika ia berdoa) kepada Rabbnya (sedangkan ia dalam keadaan marah) terhadap kaumnya, hatinya penuh dengan kemarahan sewaktu ia berada di dalam perut ikan besar itu.

Ayat 49

لَّوْلَآ أَن تَدَٰرَكَهُۥ نِعْمَةٌ مِّن رَّبِّهِۦ لَنُبِذَ بِٱلْعَرَآءِ وَهُوَ مَذْمُومٌ

Kalau sekiranya ia tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, benar-benar ia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela.

«لولا أن تداركه» أدركه «نعمة» رحمة «من ربه لنبذ» من بطن الحوت «بالعراء» بالأرض الفضاء «وهو مذموم» لكنه رحم فنبذ غير مذموم.

(Kalau sekiranya ia tidak segera mendapat) tidak segera disusul oleh (nikmat) yakni rahmat (dari Rabbnya, benar-benar ia dicampakkan) dari perut ikan besar itu (ke tanah yang tandus) tanah yang tidak ada tumbuh-tumbuhannya (dalam keadaan tercela) akan tetapi Allah mengasihaninya sehingga ia dicampakkan tidak dalam keadaan tercela.

Ayat 50

فَٱجْتَبَٰهُ رَبُّهُۥ فَجَعَلَهُۥ مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ

Lalu Tuhannya memilihnya dan menjadikannya termasuk orang-orang yang saleh.

«فاجتباه ربه» بالنبوة «فجعله من الصالحين» الأنبياء.

(Lalu Rabbnya memilihnya) memberinya kenabian (dan menjadikannya termasuk orang-orang yang saleh) yakni sebagian dari para nabi.