Surat Al-Mursalat Ayat 31 - 40 dengan Tafsir
Ayat 31
لَّا ظَلِيلٍ وَلَا يُغْنِى مِنَ ٱللَّهَبِ
«لا ظليل» كنين يظلهم من حر ذلك اليوم «ولا يغني» يرد عنهم شيئا «من اللهب» النار.
(Yang tidak melindungi) asap itu tidak dapat menaungi mereka dari panas hari itu (dan tiada bermanfaat) barang sedikit pun bagi mereka (untuk menolak api") yakni api neraka.
Ayat 32
إِنَّهَا تَرْمِى بِشَرَرٍ كَٱلْقَصْرِ
«إنها» أي النار «ترمي بشرر» هو ما تطاير منها «كالقصر» من البناء في عظمه وارتفاعه.
(Sesungguhnya neraka itu) maksudnya, api neraka itu (melontarkan bunga api) memercikkan bunga api (sebesar istana) yakni besar dan tingginya bagaikan istana.
Ayat 33
كَأَنَّهُۥ جِمَٰلَتٌ صُفْرٌ
(كأنه جمالات) جمالات جمع جمل وفي قراءة جمالت (صفر) في هيئتها ولونها وفي الحديث "" شرار الناس أسود كالقير "" والعرب تسمي سود الإبل صفرا لشوب سوادها بصفرة فقيل صفر في الآية بمعنى سود لما ذكر وقيل لا، والشرر: جمع شرارة، والقير: القار.
(Seolah-olah ia iringan unta) lafal Jimaalaatun bentuk jamak dari lafal Jimaalah, juga lafal Jimaalah ini adalah bentuk jamak dari lafal Jamalun. Menurut suatu qiraat dibaca Jimaalatun (yang kuning kehitam-hitaman) perwujudan dan warnanya. Di dalam sebuah hadis disebutkan: "Manusia yang paling buruk ialah yang hitam bagaikan aspal." Orang-orang Arab menamakan unta yang berwarna hitam unta kuning, demikian itu karena warna hitamnya dicampuri dengan warna kuning. Tetapi menurut pendapat yang lain bahwa arti lafal Shufrun dalam ayat ini adalah hitam, karena alasan yang telah disebutkan tadi, tetapi menurut pendapat lainnya lagi bermakna kuning. Lafal Syararun adalah bentuk jamak dari lafal Syaraarah artinya percikan atau bunga api; dan lafal Al-Qiiru/Al-Qaaru artinya belakin atau aspal.
Ayat 34
وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِينَ
«ويل يومئذ للمكذبين».
(Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.)
Ayat 35
هَٰذَا يَوْمُ لَا يَنطِقُونَ
«هذا» أي يوم القيامة «يوم لا ينطقون» فيه بشيء.
(Ini) yakni hari kiamat ini (adalah hari yang mereka tidak dapat berbicara) sepatah kata pun.
Ayat 36
وَلَا يُؤْذَنُ لَهُمْ فَيَعْتَذِرُونَ
«ولا يؤذن لهم» في العذر «فيعتذرون» عطف على يؤذن من غير تسبب عنه فهو داخل في حيز النفي، أي لا إذن فلا اعتذار.
(Dan tidak diizinkan kepada mereka) mengemukakan alasannya (sehingga mereka dapat mengemukakan alasannya) lafal Faya'tadziruuna di'athafkan kepada lafal Yu'dzanu tanpa ada penyebab yang mengaitkannya, tetapi tetap termasuk ke dalam pengertian negatif. Artinya tiada berkenan bagi mereka untuk berbicara, maka tiada alasan bagi mereka.
Ayat 37
وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِينَ
«ويل يومئذ للمكذبين».
(Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.)
Ayat 38
هَٰذَا يَوْمُ ٱلْفَصْلِ ۖ جَمَعْنَٰكُمْ وَٱلْأَوَّلِينَ
«هذا يوم الفصل جمعناكم» أيها المكذبون من هذه الأمة «والأولين» من المكذبين قبلكم فتحاسبون وتعذبون جميعا.
(Ini adalah hari keputusan; Kami mengumpulkan kalian) hai orang-orang yang mendustakan dari kalangan umat ini, yakni umat Nabi Muhammad (dan orang-orang yang terdahulu) dari kalangan orang-orang yang mendustakan sebelum kalian; lalu kalian semuanya akan dihisab kemudian diazab.
Ayat 39
فَإِن كَانَ لَكُمْ كَيْدٌ فَكِيدُونِ
«فإن كان لكم كيد» حيلة في دفع العذاب عنكم «فكيدون» فافعلوها.
(Jika kalian mempunyai tipu daya) tipu muslihat untuk melindungi diri kalian dari azab (maka lakukanlah tipu daya kalian itu terhadap-Ku) perbuatlah tipu daya kalian itu.
Ayat 40
وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِينَ
«ويل يومئذ للمكذبين».
(Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.)