Surat Yusuf Ayat 31 - 40 dengan Tafsir


Ayat 31

فَلَمَّا سَمِعَتْ بِمَكْرِهِنَّ أَرْسَلَتْ إِلَيْهِنَّ وَأَعْتَدَتْ لَهُنَّ مُتَّكَـًٔا وَءَاتَتْ كُلَّ وَٰحِدَةٍ مِّنْهُنَّ سِكِّينًا وَقَالَتِ ٱخْرُجْ عَلَيْهِنَّ ۖ فَلَمَّا رَأَيْنَهُۥٓ أَكْبَرْنَهُۥ وَقَطَّعْنَ أَيْدِيَهُنَّ وَقُلْنَ حَٰشَ لِلَّهِ مَا هَٰذَا بَشَرًا إِنْ هَٰذَآ إِلَّا مَلَكٌ كَرِيمٌ

«فلما سمعت بمكرهن» غيبتهن لها «أرسلت إليهن وأعتدت» أعدت «لهن متكأ» طعاما يقطع بالسكين للاتكاء عنده وهو الأترج «وآتت» أعطت «كل واحدة منهن سكينا وقالت» ليوسف «اخرج عليهن فلما رأينه أكبرنه» أعظمنه «وقطَّعن أيديهن» بالسكاكين ولم يشعرن بالألم لشغل قلبهن بيوسف «وقلن حاش لله» تنزيها له «ما هذا» أي يوسف «بشرا إن» ما «هذا إلا ملك كريم» لما حواه من الحسن الذي لا يكون عادة في النسمة البشرية، وفي الحديث (أنه أعطي شطر الحسن).

(Maka tatkala wanita itu mendengar cercaan mereka) pergunjingan mereka terhadap dirinya (diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakannya) Zulaikha mempersiapkan (bagi mereka makanan) yang harus dipotong terlebih dahulu dengan pisau dan beralaskan pada talenan (dan diberikannya) Zulaikha memberikan (kepada masing-masing mereka sebuah pisau, kemudian dia berkata) kepada Yusuf ("Keluarlah kepada mereka." Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka merasa kagum terhadapnya) kepada ketampanan dan keelokan rupanya (dan mereka melukai jari tangannya) dengan pisau-pisau yang mereka pegang itu tanpa mereka sadari dan tanpa merasa sakit karena kekaguman mereka terhadap ketampanan Yusuf (dan berkatalah mereka, "Maha Sempurna Allah) dimaksud sebagai ungkapan memahasucikan Allah swt. (ini bukanlah) artinya Nabi Yusuf ini (manusia tetapi) melainkan (ia adalah malaikat yang mulia.") mengingat ketampanan dan keelokan rupanya hal ini tidak akan ditemui pada manusia. Di dalam sebuah hadis disebutkan bahwasanya Nabi Yusuf telah dianugerahi separuh dari ketampanan dan keelokan rupa.

Ayat 32

قَالَتْ فَذَٰلِكُنَّ ٱلَّذِى لُمْتُنَّنِى فِيهِ ۖ وَلَقَدْ رَٰوَدتُّهُۥ عَن نَّفْسِهِۦ فَٱسْتَعْصَمَ ۖ وَلَئِن لَّمْ يَفْعَلْ مَآ ءَامُرُهُۥ لَيُسْجَنَنَّ وَلَيَكُونًا مِّنَ ٱلصَّٰغِرِينَ

«قالت» امرأة العزيز لما رأت ما حل بهن «فذلكن» فهذا هو «الذي لمتنني فيه» في حبه بيان لعذرها «ولقد راودته عن نفسه فاستعصم» امتنع «ولإن لم يفعل ما آمره» به «ليسجنن وليكونا من الصاغرين» الذليلين فقلن له أطع مولاتك.

(Wanita itu berkata) yang dimaksud adalah istri Al-Aziz sewaktu ia melihat apa yang terjadi pada diri mereka ("Itulah dia) dialah (orangnya yang kalian cela aku karena tertarik kepadanya) karena aku mencintainya. Kalimat ini merupakan penjelasan tentang alasan Zulaikha (dan sesungguhnya aku telah menggoda dia untuk menundukkan dirinya kepadaku akan tetapi ia mempertahankan dirinya) menolak. (Dan sesungguhnya jika dia tidak menaati apa yang aku perintahkan kepadanya) untuk dilakukannya (niscaya dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk golongan orang-orang yang hina") orang-orang yang tidak terpandang. Maka wanita-wanita itu berkata kepada Yusuf, "Turutilah kemauan tuan wanitamu ini."

Ayat 33

قَالَ رَبِّ ٱلسِّجْنُ أَحَبُّ إِلَىَّ مِمَّا يَدْعُونَنِىٓ إِلَيْهِ ۖ وَإِلَّا تَصْرِفْ عَنِّى كَيْدَهُنَّ أَصْبُ إِلَيْهِنَّ وَأَكُن مِّنَ ٱلْجَٰهِلِينَ

«قال رب السجن أحبُ إليّ مما يدعونني إليه وإلا تصرف عني كيدهن أصْبُ» أمل «إليهن وأكن» أصر «من الجاهلين» المذنبين والقصد بذلك الدعاء فلذا قال تعالى.

(Yusuf berkata, "Wahai Rabbku! Penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan aku dari tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk) memenuhi (kemauan mereka dan tentulah aku) menjadi (termasuk orang-orang yang bodoh") yakni orang-orang yang berbuat dosa. Makna yang dimaksud adalah berdoa. Pada ayat selanjutnya Allah berfirman:

Ayat 34

فَٱسْتَجَابَ لَهُۥ رَبُّهُۥ فَصَرَفَ عَنْهُ كَيْدَهُنَّ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ

«فاستجاب له ربه» دعاءه «فصرف عنه كيدهن إنه هو السميع» للقول «العليم» بالفعل.

(Maka Rabbnya memperkenankan doa Yusuf) permintaannya (dan Dia menghindarkan Yusuf dari tipu daya mereka. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar) semua pembicaraan (lagi Maha Mengetahui) semua pekerjaan.

Ayat 35

ثُمَّ بَدَا لَهُم مِّنۢ بَعْدِ مَا رَأَوُا۟ ٱلْءَايَٰتِ لَيَسْجُنُنَّهُۥ حَتَّىٰ حِينٍ

«ثم بدا» ظهر «لهم من بعد ما رأوا الآيات» الدالات على براءة يوسف أن يسجنوه دل على هذا «ليسجننه حتى» إلى «حين» ينقطع فيه كلام الناس فسجن.

(Kemudian timbul pikiran) tampak nyata (pada mereka setelah melihat tanda-tanda) yang menunjukkan kebersihan diri Nabi Yusuf, yaitu memenjarakannya. Hal ini terbukti dengan adanya penjelasan pada ayat selanjutnya (bahwa mereka harus memenjarakannya sampai) hingga (sesuatu waktu) semua yang hadir setuju dengan pendapat ini akhirnya Nabi Yusuf dipenjarakan.

Ayat 36

وَدَخَلَ مَعَهُ ٱلسِّجْنَ فَتَيَانِ ۖ قَالَ أَحَدُهُمَآ إِنِّىٓ أَرَىٰنِىٓ أَعْصِرُ خَمْرًا ۖ وَقَالَ ٱلْءَاخَرُ إِنِّىٓ أَرَىٰنِىٓ أَحْمِلُ فَوْقَ رَأْسِى خُبْزًا تَأْكُلُ ٱلطَّيْرُ مِنْهُ ۖ نَبِّئْنَا بِتَأْوِيلِهِۦٓ ۖ إِنَّا نَرَىٰكَ مِنَ ٱلْمُحْسِنِينَ

«ودخل معه السجن فتيان» غلامان للملك أحدهما ساقيه والآخر صاحب طعامه فرأياه يعبر الرؤيا فقالا لنختبرنه «قال أحدهما» وهو الساقي «إني أراني أعصر خمرا» أي عنبا «وقال الآخر» وهو صاحب الطعام «إني أراني أحمل فوق رأسي خبزا تأكل الطير منه نبئنا» خبرنا «بتأويله» بتعبيره «إنا نراك من المحسنين».

(Dan bersama dengan dia masuk pula ke dalam penjara dua orang pemuda) dua orang pelayan raja; salah seorang di antaranya bekas atau mantan penyuguh minumannya dan yang seorang lainnya mantan penyuguh makanannya. Kemudian mereka berdua melihat bahwa Nabi Yusuf pandai menakwilkan arti mimpi lalu keduanya sepakat untuk mengujinya. (Berkatalah salah seorang di antara keduanya) yaitu mantan penyuguh minuman raja ("Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku memeras khamar.") yang dimaksud adalah memeras anggur (Dan yang lainnya berkata) yaitu mantan penyuguh hidangan raja ("Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku membawa roti di atas kepalaku, sebagiannya dimakan burung. Berikanlah kepada kami) ceritakanlah kepada kami (takbirnya) arti impian itu (sesungguhnya kami memandang kamu termasuk orang-orang yang pandai menakwilkan mimpi.").

Ayat 37

قَالَ لَا يَأْتِيكُمَا طَعَامٌ تُرْزَقَانِهِۦٓ إِلَّا نَبَّأْتُكُمَا بِتَأْوِيلِهِۦ قَبْلَ أَن يَأْتِيَكُمَا ۚ ذَٰلِكُمَا مِمَّا عَلَّمَنِى رَبِّىٓ ۚ إِنِّى تَرَكْتُ مِلَّةَ قَوْمٍ لَّا يُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَهُم بِٱلْءَاخِرَةِ هُمْ كَٰفِرُونَ

«قال» لهما مخبرا أنه عالم بتعبير الرؤيا «لا يأتيكما طعام ترزقانه» في منامكما «إلا نبأتكما بتأويله» في اليقظة «قبل أن يأتيكما» تأويله «ذلكما مما علمني ربي» فيه حث على إيمانهما ثم قوّاه بقوله «إني تركت ملة» دين «قوم لا يؤمنون بالله وهم بالآخرة هم» تأكيد «كافرون».

(Yusuf berkata) kepada kedua pemuda itu seraya menegaskan, bahwa dirinya pandai di dalam menakbirkan arti mimpi ("Tidak disampaikan kepada kamu berdua makanan yang akan diberikan kepadamu) di dalam mimpi kamu berdua (melainkan aku telah dapat menerangkan takwilnya) apa yang akan terjadi di alam kenyataan (sebelum makanan itu sampai kepada kamu berdua) sebelum kenyataan mimpi itu menimpa kalian berdua. (Yang demikian itu adalah sebagian dari apa yang diajarkan kepadaku oleh Rabbku) di dalam ungkapan ini terkandung pengertian yang menganjurkan supaya mereka berdua beriman kepada Allah. Selanjutnya hal ini diperkuat oleh perkataannya lagi, yaitu: (Sesungguhnya aku telah meninggalkan tuntunan) agama (orang-orang yang tidak beriman kepada Allah sedangkan mereka terhadap hari kiamat benar-benar) sungguh (ingkar").

Ayat 38

وَٱتَّبَعْتُ مِلَّةَ ءَابَآءِىٓ إِبْرَٰهِيمَ وَإِسْحَٰقَ وَيَعْقُوبَ ۚ مَا كَانَ لَنَآ أَن نُّشْرِكَ بِٱللَّهِ مِن شَىْءٍ ۚ ذَٰلِكَ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ عَلَيْنَا وَعَلَى ٱلنَّاسِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ

«واتبعت ملة آبائي إبراهيم وإسحاق ويعقوب ما كان» ينبغي «لنا أن نشرك بالله من» زائدة «شيء» لعصمتنا «ذلك» التوحيد «من فضل الله علينا وعلى الناس ولكن أكثر الناس» وهم الكفار «لا يشكرون» الله فيشركون ثم صرح بدعائهما إلى الإيمان فقال.

("Dan aku mengikuti agama bapak-bapakku, yaitu Ibrahim, Ishak dan Yakub. Tiadalah patut) tidak pantas (bagi kami mempersekutukan Allah dengan) huruf min di sini zaidah (sesuatu pun) karena kami selalu memelihara (yang demikian itu) yakni ajaran tauhid (adalah karunia Allah kepada kami dan kepada manusia seluruhnya tetapi kebanyakan manusia itu) dimaksud adalah orang-orang kafir (tidak mensyukuri.") terhadap Allah; lalu mereka menyekutukan-Nya. Kemudian Nabi Yusuf menjelaskan ajakannya kepada mereka berdua agar keduanya beriman seraya berkata:

Ayat 39

يَٰصَىٰحِبَىِ ٱلسِّجْنِ ءَأَرْبَابٌ مُّتَفَرِّقُونَ خَيْرٌ أَمِ ٱللَّهُ ٱلْوَٰحِدُ ٱلْقَهَّارُ

«يا صاحبي» ساكني «السجن أأرباب متفرقون خير أم الله الواحد القهار» خير؟ استفهام تقرير.

("Hai kedua temanku) yang satu tempat tinggal (dalam penjara! Manakah yang baik tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?") pilihlah! Istifham atau kata tanya di sini mengandung pengertian taqrir atau menetapkan.

Ayat 40

مَا تَعْبُدُونَ مِن دُونِهِۦٓ إِلَّآ أَسْمَآءً سَمَّيْتُمُوهَآ أَنتُمْ وَءَابَآؤُكُم مَّآ أَنزَلَ ٱللَّهُ بِهَا مِن سُلْطَٰنٍ ۚ إِنِ ٱلْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ ۚ أَمَرَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

«ما تعبدون من دونه» أي غيره «إلا أسماء سميتموها» سميتم بها أصناما «أنتم وآباؤكم ما أنزل الله بها» بعادتها «من سلطان» حجة وبرهان «إن» ما «الحكم» القضاء «إلا لله» وحده «أمر ألا تعبدوا إلا إياه ذلك» التوحيد «الدين القيم» المستقيم «ولكنَّ أكثر الناس» وهم الكفار «لا يعلمون» ما يصيرون إليه من العذاب فيشركون.

("Kamu berdua tidak menyembah yang selain-Nya) selain Allah (melainkan hanya menyembah nama-nama yang dibuat-buat) yaitu kalian namakan mereka berhala-berhala (oleh kalian dan nenek moyang kalian sendiri, Allah tidak menurunkan tentang nama-nama itu) untuk disembah (suatu keterangan pun) hujah dan argumentasi. (Tiada lain) tiadalah (keputusan itu) kepastian itu (hanya kepunyaan Allah) semata (Dia telah memerintahkan agar kalian tidak menyembah selain Dia. Itulah) yakni agama tauhid itulah (agama yang lurus) agama yang mustaqim (tetapi kebanyakan manusia) orang-orang kafir (tidak mengetahui.") apa yang bakal menimpa mereka, yaitu berupa azab; mereka benar-benar orang-orang yang menyekutukan-Nya.