Surat Ya Sin Ayat 21 - 30 dengan Tafsir dan Terjemahannya


Ayat 21

ٱتَّبِعُوا۟ مَن لَّا يَسْـَٔلُكُمْ أَجْرًا وَهُم مُّهْتَدُونَ

Ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.

«اتبعوا» تأكيد للأول «مَن لا يسألكم أجرا» على رسالته «وهم مهتدون» فقيل له: أنت على دينهم.

(Ikutilah) lafal ayat ini mengukuhkan makna lafal yang sama pada ayat sebelumnya (orang yang tiada minta balasan kepada kalian) atas misi risalah yang disampaikannya itu (dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk) lalu dikatakan kepadanya, "Kamu seagama dengan mereka."

Ayat 22

وَمَا لِىَ لَآ أَعْبُدُ ٱلَّذِى فَطَرَنِى وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

Mengapa aku tidak menyembah (Tuhan) yang telah menciptakanku dan yang hanya kepada-Nya-lah kamu (semua) akan dikembalikan?

فقال «وما لي لا أعبد الذي فطرني» خلقني، أي لا مانع لي من عبادته الموجود مقتضيها وأنتم كذلك «وإليه ترجعون» بعد الموت فيجازيكم بكفركم.

Lalu laki-laki itu berkata, ("Mengapa aku tidak menyembah -Tuhan- yang telah menciptakan aku) yang telah menjadikan aku. Maksudnya, tidak ada yang mencegahku untuk menyembah-Nya, karena ada bukti-buktinya yang jelas, seharusnya kalian menyembah Dia (dan hanya kepada-Nya kalian semua akan dikembalikan?) sesudah mati, kemudian Dia akan membalas kekafiran kalian itu.

Ayat 23

ءَأَتَّخِذُ مِن دُونِهِۦٓ ءَالِهَةً إِن يُرِدْنِ ٱلرَّحْمَٰنُ بِضُرٍّ لَّا تُغْنِ عَنِّى شَفَٰعَتُهُمْ شَيْـًٔا وَلَا يُنقِذُونِ

Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selain-Nya jika (Allah) Yang Maha Pemurah menghendaki kemudharatan terhadapku, niscaya syafa'at mereka tidak memberi manfaat sedikitpun bagi diriku dan mereka tidak (pula) dapat menyelamatkanku?

«أأتخذ» في الهمزتين ما تقدم في أأنذرتهم وهو استفهام بمعنى النفي «من دونه» أي غيره «آلهة» أصناما «إن يُردْن الرحمن بضر لا تغن عني شفاعتهم» التي زعمتموها «شيئا ولا ينقذون» صفة آلهة.

(Mengapa aku akan menjadikan) Istifham atau kata tanya di sini mengandung arti kalimat negatif; dan lafal ayat ini sama dengan lafal A-andzartahum tadi, yaitu dapat dibaca Tahqiq dan Tashil (selain Allah) yakni selain-Nya (sebagai tuhan-tuhan -yang disembah-) maksudnya berhala-berhala (jika Allah Yang Maha Pemurah menghendaki kemudaratan terhadapku, niscaya syafaat mereka tidak memberi manfaat sedikit pun bagi diriku) seperti yang kalian dugakan itu (dan mereka tidak -pula- dapat menyelamatkanku) lafal ayat ini menjadi sifat bagi lafal Aalihatan.

Ayat 24

إِنِّىٓ إِذًا لَّفِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ

Sesungguhnya aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata.

«إني إذا» أي إن عبدت غير الله «لفي ضلال مبين» بيَّن.

(Sesungguhnya aku kalau begitu) seandainya aku menyembah selain Allah (berada dalam kesesatan yang nyata) benar-benar sesat.

Ayat 25

إِنِّىٓ ءَامَنتُ بِرَبِّكُمْ فَٱسْمَعُونِ

Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu; maka dengarkanlah (pengakuan keimanan)ku.

«إني آمنت بربكم فاسمعون» أي اسمعوا قولي، فرجموه فمات.

(Sesungguhnya aku telah beriman kepada Rabb kalian, maka dengarkanlah pengakuan keimananku.") dengarkanlah perkataanku ini. Lalu mereka merajamnya hingga mati.

Ayat 26

قِيلَ ٱدْخُلِ ٱلْجَنَّةَ ۖ قَالَ يَٰلَيْتَ قَوْمِى يَعْلَمُونَ

Dikatakan (kepadanya): "Masuklah ke surga". Ia berkata: "Alangkah baiknya sekiranya kamumku mengetahui.

«قيل» له عند موته «ادخل الجنة» وقيل دخلها حيا «قال يا» حرف تنبيه «ليت قومي يعلمون».

(Dikatakan) kepadanya sesudah ia mati, ("Masuklah ke surga") menurut suatu pendapat dikatakan, bahwa Habib An Najjar itu masuk ke dalam surga dalam keadaan hidup. (Ia berkata, "Aduhai!) huruf Ya di sini menunjukkan makna tanbih atau penyesalan (sekiranya kaumku mengetahui.)

Ayat 27

بِمَا غَفَرَ لِى رَبِّى وَجَعَلَنِى مِنَ ٱلْمُكْرَمِينَ

Apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan".

«بما غفر لي ربي» بغفرانه «وجعلني من المكرمين».

(Apa yang menyebabkan Rabbku memberi ampun kepadaku) yakni penyebab Allah memberikan ampunan kepadanya (dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan.")

Ayat 28

۞ وَمَآ أَنزَلْنَا عَلَىٰ قَوْمِهِۦ مِنۢ بَعْدِهِۦ مِن جُندٍ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَمَا كُنَّا مُنزِلِينَ

Dan kami tidak menurunkan kepada kaumnya sesudah dia (meninggal) suatu pasukanpun dari langit dan tidak layak Kami menurunkannya.

«وما» نافية «أنزلنا على قومه» أي حبيب «من بعده» بعد موته «من جند من السماء» أي ملائكة لإهلاكهم «وما كنا منزلين» ملائكة لإهلاك أحد.

(Dan tiadalah) Maa bermakna Nafi (Kami turunkan kepada kaumnya) kaum Habib An Najjar (setelah dia meninggal) sesudah Habib mati karena dirajam oleh mereka (suatu pasukan pun dari langit) yaitu malaikat-malaikat untuk membinasakan mereka (dan tidak layak Kami menurunkannya) menurunkan Malaikat untuk membinasakan seseorang.

Ayat 29

إِن كَانَتْ إِلَّا صَيْحَةً وَٰحِدَةً فَإِذَا هُمْ خَٰمِدُونَ

Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan suara saja; maka tiba-tiba mereka semuanya mati.

«إن» ما «كانت» عقوبتهم «إلا صيحة واحدة» صاح بهم جبريل «فإذا هم خامدون» ساكنون ميتون.

(Tidak ada siksaan) yakni hukuman atas mereka (melainkan satu teriakan saja) malaikat Jibril berteriak keras kepada mereka (maka tiba-tiba mereka semuanya mati) tak bergerak lagi, mati semuanya.

Ayat 30

يَٰحَسْرَةً عَلَى ٱلْعِبَادِ ۚ مَا يَأْتِيهِم مِّن رَّسُولٍ إِلَّا كَانُوا۟ بِهِۦ يَسْتَهْزِءُونَ

Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tiada datang seorang rasulpun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya.

«يا حسرة على العباد» هؤلاء ونحوهم ممن كذبوا الرسل فأهلكوا، وهي شدة التألم ونداؤها مجاز، أي هذا أوانك فاحضري «ما يأتيهم من رسول إلا كانوا به يستهزءُون» مسوق لبيان سببها لاشتماله على استهزائهم المؤدى إلى إهلاكهم المسبب عنه الحسرة.

(Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu) terhadap mereka dan orang-orang yang seperti mereka, yaitu orang-orang yang mendustakan rasul-rasul, karena akhirnya mereka dibinasakan. Yang dimaksud dengan penyesalan di sini adalah perasaan sakit yang amat sangat akibat suara malaikat Jibril. Kata Nida atau kata seru pada lafal Yaa hasratan hanyalah merupakan kata kiasan, maknanya sudah saatnya bagimu, maka menghadaplah kamu (tiada datang seorang rasul pun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya) ungkapan-ungkapan ini untuk menjelaskan penyebab dari penyesalan tadi. Di dalamnya terkandung pengertian ejekan mereka yang menyebabkan diri mereka binasa, setelah itu mereka menyesal karenanya.