Surat Ya Sin Ayat 61 - 70 dengan Tafsir


Ayat 61

وَأَنِ ٱعْبُدُونِى ۚ هَٰذَا صِرَٰطٌ مُّسْتَقِيمٌ

«وأن اعبدوني» وحِّدوني وأطيعوني «هذا صراط» طريق «مستقيم».

(Dan hendaklah kalian menyembah-Ku) yakni esakanlah Aku dan taatilah Aku. (Inilah jalan) maksudnya tuntunan (yang lurus.)

Ayat 62

وَلَقَدْ أَضَلَّ مِنكُمْ جِبِلًّا كَثِيرًا ۖ أَفَلَمْ تَكُونُوا۟ تَعْقِلُونَ

«ولقد أضل منكم جبلا» خلقا جمع جبيل كقديم، وفي قراءة بضم الباء «كثيرا أفلم تكونوا تعقلون» عداوته وإضلاله أو ما حل بهم من العذاب فتؤمنون، ويقال لهم في الآخرة.

(Sesungguhnya setan itu telah menyesatkan sebagian besar di antara kalian) lafal Jibillan adalah bentuk jamak dari Jabiilun seperti wazan Qadiimun, artinya makhluk. Menurut qiraat yang lain dibaca Jibullan dengan harakat Dhammah pada huruf Ba. (Maka apakah kalian tidak memikirkan?) tentang permusuhan setan dan penyesatannya; atau azab yang bakal menimpa mereka, yang karenanya mereka lalu mau beriman. Dikatakan kepada mereka di akhirat nanti:

Ayat 63

هَٰذِهِۦ جَهَنَّمُ ٱلَّتِى كُنتُمْ تُوعَدُونَ

«هذه جهنم التي كنتم توعدون» بها.

(Inilah Jahanam yang kalian dahulu diancam) dengannya.

Ayat 64

ٱصْلَوْهَا ٱلْيَوْمَ بِمَا كُنتُمْ تَكْفُرُونَ

«اصلوْها اليوم بما كنتم تكفرون».

(Masuklah ke dalamnya pada hari ini disebabkan kalian dahulu mengingkarinya.)

Ayat 65

ٱلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَىٰٓ أَفْوَٰهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُم بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ

(اليوم نختم على أفواههم) أي الكفار لقولهم "والله ربنا ما كنا مشركين" (وتكلمنا أيديهم وتشهد أرجلهم) وغيرها (بما كانوا يكسبون) فكل عضو ينطق بما صدر منه.

(Pada hari ini Kami tutup mulut mereka) mulut orang-orang kafir, karena mereka mengatakan, yaitu sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya, "Demi Allah, Rabb kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah." (Q.S. 6 Al An'am, 23) (Dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan kaki mereka memberi kesaksian) juga anggota-anggota mereka lainnya (terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan) setiap anggota tubuh mengucapkan apa yang telah diperbuatnya.

Ayat 66

وَلَوْ نَشَآءُ لَطَمَسْنَا عَلَىٰٓ أَعْيُنِهِمْ فَٱسْتَبَقُوا۟ ٱلصِّرَٰطَ فَأَنَّىٰ يُبْصِرُونَ

«ولو نشاء لطمسنا على أعينهم» لأعميناها طمسا «فاستَبَقُوا» ابتدروا «الصراط» الطريق ذاهبين كعادتهم «فأنَّا» فكيف «يبصرون» حينئذ؟ أي لا يبصرون.

(Dan jika Kami menghendaki pastilah Kami hapuskan penglihatan mereka) Kami jadikan penglihatan mereka buta sama sekali (lalu mereka berlomba-lomba) bersegera (-mencari- jalan) untuk pergi sebagaimana kebiasaan mereka. (Maka betapakah) bagaimanakah (mereka dapat melihat) jalan itu, jika mereka dalam keadaan buta? Yakni mereka pasti tidak akan dapat melihat jalan itu.

Ayat 67

وَلَوْ نَشَآءُ لَمَسَخْنَٰهُمْ عَلَىٰ مَكَانَتِهِمْ فَمَا ٱسْتَطَٰعُوا۟ مُضِيًّا وَلَا يَرْجِعُونَ

«ولو نشاء لمسخناهم» قردة وخنازير أو حجارة «على مكانتهم» وفي قراءة مكاناتهم جمع مكانة بمعنى مكان أي في منازلهم «فما استطاعوا مضيا ولا يرجعون» أي لم يقدروا على ذهاب ولا مجيء.

(Dan jika Kami menghendaki pastilah Kami ubah mereka) diubah menjadi kera, babi atau batu (di tempat mereka berada) menurut qiraat yang lain lafal Makanatihim dibaca dalam bentuk jamak, yaitu Makaanaatihim, yaitu di tempat-tempat mereka (maka mereka tidak sanggup berjalan dan tidak pula sanggup kembali) yakni mereka tidak dapat pergi dan tidak dapat pulang kembali.

Ayat 68

وَمَن نُّعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِى ٱلْخَلْقِ ۖ أَفَلَا يَعْقِلُونَ

«ومن نعمِّره» بإطالة أجله «نَنْكُسْهُ» وفي قراءة بالتشديد من التنكيس «في الخلق» فيكون بعد قوته وشبابه ضعيفا وهرما «أفلا يعقلون» أن القادر على ذلك المعلوم عندهم قادر على البعث فيؤمنون، وفي قراءة بالتاء.

(Dan barang siapa yang Kami panjangkan umurnya) yaitu diperpanjang ajalnya (niscaya dia Kami kembalikan) menurut qiraat yang lain tidak dibaca Nunakkis-hu melainkan Nunkis-hu yang berasal dari Mashdar At-Tankiis, yakni mengembalikannya (kepada kejadiannya) sehingga setelah ia kuat dan muda lalu menjadi tua dan lemah kembali. (Maka apakah mereka tidak memikirkan?) bahwasanya Dzat Yang Maha Kuasa memperbuat demikian, berkuasa pula untuk membangkitkan hidup kembali, oleh karenanya mereka lalu mau beriman kepada-Nya. Menurut qiraat yang lain lafal Ya'qiluuna dibaca Ta'qiluuna dengan memakai huruf Ta.

Ayat 69

وَمَا عَلَّمْنَٰهُ ٱلشِّعْرَ وَمَا يَنۢبَغِى لَهُۥٓ ۚ إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ وَقُرْءَانٌ مُّبِينٌ

«وما علمناه» أي النبي «الشعر» رد لقولهم إن ما أتى به من القرآن شعر «وما ينبغي» يسهل «له» الشعر «إن هو» ليس الذي أتى به «إلا ذكر» عظة «وقرآن مبين» مظهر للأحكام وغيرها.

(Dan Kami tidak mengajarkan kepadanya) yakni kepada Nabi saw. (tentang syair) ayat ini diturunkan sebagai sanggahan terhadap perkataan orang-orang kafir, karena mereka telah mengatakan, bahwa sesungguhnya Alquran yang didatangkan olehnya adalah syair (dan bersyair itu tidak layak) tidak mudah (baginya.) (Alquran itu tiada lain) apa yang diturunkan kepadanya, tiada lain (hanyalah pelajaran) nasihat (dan Kitab yang memberi penerangan) yang menjelaskan tentang hukum-hukum dan lain-lainnya.

Ayat 70

لِّيُنذِرَ مَن كَانَ حَيًّا وَيَحِقَّ ٱلْقَوْلُ عَلَى ٱلْكَٰفِرِينَ

«لينذر» بالياء والتاء به «من كان حيا» يعقل ما يخاطب به وهم المؤمنون «ويحق القول» بالعذاب «على الكافرين» وهم كالميتين لا يعقلون ما يخاطبون به.

(Supaya dia memberi peringatan) dengan Alquran itu; lafal Liyundzira dapat pula dibaca Litundzira artinya supaya kamu memberi peringatan dengan Alquran itu (kepada orang-orang yang hidup) hatinya, maksudnya tanggap terhadap apa-apa yang dinasihatkan kepada mereka; mereka adalah orang-orang mukmin (dan supaya pastilah ketetapan) azab (terhadap orang-orang kafir) mereka diserupakan orang mati, karena mereka tidak tanggap terhadap apa-apa yang dinasihatkan kepada mereka.