Surat Sad Ayat 41 - 50 dengan Tafsir


Ayat 41

وَٱذْكُرْ عَبْدَنَآ أَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُۥٓ أَنِّى مَسَّنِىَ ٱلشَّيْطَٰنُ بِنُصْبٍ وَعَذَابٍ

«واذكر عبدنا أيوب إذ نادى ربه أني» أي بأني «مسنيَ الشيطان بنصب» ضر «وعذاب» ألم، ونسب ذلك إلى الشيطان وإن كانت الأشياء كلها من الله تأدبا معه تعالى.

(Dan ingatlah akan hamba Kami Ayub ketika ia menyeru Rabbnya, "Sesungguhnya aku) bahwasanya aku (diganggu oleh setan dengan kepayahan) kemudaratan (dan siksaan") yakni rasa sakit. Nabi Ayub menisbatkan atau mengaitkan hal tersebut kepada setan, sekalipun pada kenyataannya segala sesuatu itu berasal dari Allah swt. Dimaksud sebagai sopan santun Nabi Ayub terhadap Allah.

Ayat 42

ٱرْكُضْ بِرِجْلِكَ ۖ هَٰذَا مُغْتَسَلٌۢ بَارِدٌ وَشَرَابٌ

وقيل له «اركض» اضرب «برجلك» الأرض فضرب فنبعت عين ماء فقيل: «هذا مغتسل» ماء تغتسل به «بارد وشراب» تشرب منه، فاغتسل وشرب فذهب عنه كل داء كان بباطنه وظاهره.

Dikatakan kepada Ayub ("Hantamkanlah) maksudnya hentakkanlah (kakimu) ke bumi, lalu ia menghantamkannya, setelah itu tiba-tiba mengalirlah mata air dari bekas hentakan kakinya. Kemudian dikatakan pula kepadanya (inilah air untuk mandi) artinya, mandilah kamu dengan air ini (yang dingin, dan untuk minum") minumlah kamu daripadanya. Segeralah Nabi Ayub mandi dan minum dan hilanglah semua penyakit yang ada di dalam dan di luar tubuhnya.

Ayat 43

وَوَهَبْنَا لَهُۥٓ أَهْلَهُۥ وَمِثْلَهُم مَّعَهُمْ رَحْمَةً مِّنَّا وَذِكْرَىٰ لِأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ

«ووهبنا له أهله ومثلهم معهم» أي أحيا الله له من مات من أولاده ورزقه مثلهم «رحمة» نعمة «منا وذكرى» عظة «لأولي الألباب» لأصحاب العقول.

(Dan Kami anugerahi dia dengan mengumpulkan kembali keluarganya dan Kami tambahkan kepada mereka sebanyak mereka) maksudnya, Allah menghidupkan kembali anak-anaknya yang telah mati itu, dan menambah pula kepadanya anak lain sejumlah anak yang telah mati itu (sebagai rahmat) sebagai nikmat dan karunia (dari Kami dan pelajaran) nasihat (bagi orang-orang yang mempunyai pikiran) yaitu bagi orang-orang yang berakal.

Ayat 44

وَخُذْ بِيَدِكَ ضِغْثًا فَٱضْرِب بِّهِۦ وَلَا تَحْنَثْ ۗ إِنَّا وَجَدْنَٰهُ صَابِرًا ۚ نِّعْمَ ٱلْعَبْدُ ۖ إِنَّهُۥٓ أَوَّابٌ

«وخذ بيدك ضغثا» هو حزمة من حشيش أو قضبان «فاضرب به» زوجتك وكان قد حلف ليضربها مائة ضربة لإبطائها عليه يوما «ولا تحنث» بترك ضربها فأخذ مائة عود من الإذخر أو غيره فضربها به ضربة واحدة «إنا وجدناه صابرا نعم العبد» أيوب «إنه أوَّاب» رجّاع إلى الله تعالى.

(Dan ambillah dengan tanganmu seikat rumput) yakni seikat rumput lalang atau seikat ranting-ranting (maka pukullah dengan itu) istrimu, karena Nabi Ayub pernah bersumpah, bahwa ia sungguh akan memukul istrinya sebanyak seratus kali deraan, karena pada suatu hari ia pernah tidak menuruti perintahnya (dan janganlah kamu melanggar sumpah) dengan tidak memukulnya, lalu Nabi Ayub mengambil seratus tangkai kayu Idzkhir atau kayu lainnya, lalu ia memukulkannya sekali pukul kepada istrinya. (Sesungguhnya Kami dapati dia seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba) adalah Nabi Ayub. (Sesungguhnya dia amat taat) kepada Allah swt.

Ayat 45

وَٱذْكُرْ عِبَٰدَنَآ إِبْرَٰهِيمَ وَإِسْحَٰقَ وَيَعْقُوبَ أُو۟لِى ٱلْأَيْدِى وَٱلْأَبْصَٰرِ

«واذكر عبادنا إبراهيم وإسحاق ويعقوب أولي الأيدى» أصحاب القوى في العبادة «والأبصار» البصائر في الدين، وفي قراءة عبدنا وإبراهيم بيان له وما بعده عطف على عبدنا.

(Dan ingatlah hamba-hamba Kami; Ibrahim, Ishak dan Yakub yang mempunyai kekuatan) dalam hal beribadah (dan pandangan) yang tajam dalam masalah agama. Menurut suatu qiraat lafal 'Ibaadanaa dibaca 'Abdanaa dalam bentuk Mufrad, sedangkan lafal Ibrahiim merupakan Athaf Bayan baginya, dan lafal-lafal yang sesudahnya diathafkan kepada lafal 'Abdanaa.

Ayat 46

إِنَّآ أَخْلَصْنَٰهُم بِخَالِصَةٍ ذِكْرَى ٱلدَّارِ

«إنا أخلصناهم بخالصة» هي «ذكرى الدار» الآخرة، أي ذكرها والعمل لها، وفي قراءة بالإضافة وهي للبيان.

(Sesungguhnya Kami telah menyucikan mereka dengan menganugerahkan kepada mereka akhlak yang tinggi) yaitu (selalu mengingatkan manusia kepada negeri akhirat) atau alam akhirat; maksudnya mengingatkan manusia kepada hari akhirat dan menganjurkan mereka untuk beramal baik sebagai bekal untuk menghadapinya. Menurut suatu qiraat dibaca Bikhaalishati Dzikrad Daar yaitu dengan dimudhafkan untuk menunjukkan makna Bayan, atau keterangan.

Ayat 47

وَإِنَّهُمْ عِندَنَا لَمِنَ ٱلْمُصْطَفَيْنَ ٱلْأَخْيَارِ

«وإنهم عندنا لمن المصطفين» المختارين «الأخيار» جمع خيّر بالتشديد.

(Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan) yakni orang-orang yang terpilih (yang paling baik) lafal Al-Akhyaar ini adalah bentuk jamak dari lafal Khayyirun, artinya paling baik.

Ayat 48

وَٱذْكُرْ إِسْمَٰعِيلَ وَٱلْيَسَعَ وَذَا ٱلْكِفْلِ ۖ وَكُلٌّ مِّنَ ٱلْأَخْيَارِ

«واذكر إسماعيل واليسع» وهو نبيّ واللام زائدة «وذا الكفل» اختلف في نبوَّته، قيل كفل مائة نبي فروا إليه من القتل «وكل» أي كلهم «من الأخيار» جمع خيّر بالتثقيل.

(Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa') Ilyasa' adalah Yasu', dia seorang nabi; Huruf Alif dan lamnya adalah Zaidah atau tambahan (dan Zulkifli) yang masih diperselisihkan kenabiannya. Menurut suatu pendapat dikatakan, bahwa ia pernah menjamin seratus orang nabi yang berlindung kepadanya untuk menghindari pembunuhan. (Semuanya) artinya, masing-masing dari kesemuanya (termasuk orang-orang yang paling baik) lafal Al-Akhyaar adalah bentuk jamak dari lafal Khayyirun, artinya orang yang paling baik.

Ayat 49

هَٰذَا ذِكْرٌ ۚ وَإِنَّ لِلْمُتَّقِينَ لَحُسْنَ مَـَٔابٍ

«هذا ذكر» لهم بالثناء الجميل هنا «وإن للمتقين» الشاملين لهم «لحسن مآب» مرجع في الآخرة.

(Ini adalah kehormatan) bagi mereka, yaitu mendapat pujian yang baik di sini. (Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa) antara lain adalah termasuk mereka (benar-benar disediakan tempat kembali yang baik) nanti di akhirat.

Ayat 50

جَنَّٰتِ عَدْنٍ مُّفَتَّحَةً لَّهُمُ ٱلْأَبْوَٰبُ

«جنات عدن» بدل أو عطف بيان لحسن مآب «مفتتحة لهم الأبواب» منها.

(Yaitu surga Adn) menjadi Badal atau 'Athaf Bayan bagi lafal Lahusna Ma-aab (yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka) artinya, pintu-pintu surga itu terbuka lebar-lebar buat mereka.