Surat Az-Zariyat Ayat 21 - 30 dengan Tafsir dan Terjemahannya


Ayat 21

وَفِىٓ أَنفُسِكُمْ ۚ أَفَلَا تُبْصِرُونَ

dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?

«وفي أنفسكم» آيات أيضا من مبدأ خلقكم إلى منتهاه، وما في تركيب خلقكم من العجائب «أفلا تبصرون» ذلك فتستدلون به على صانعه وقدرته.

(Dan juga pada diri kalian sendiri) terdapat pula tanda-tanda yang menunjukkan kekuasaan dan keesaan-Nya, yaitu mulai dari permulaan penciptaan kalian hingga akhirnya, dan di dalam susunan penciptaan kalian terkandung pula keajaiban-keajaiban. (Maka apakah kalian tidak memperhatikan?) akan hal tersebut yang karena itu lalu kalian dapat menyimpulkan akan Penciptanya dan kekuasaan-Nya yang Maha Besar.

Ayat 22

وَفِى ٱلسَّمَآءِ رِزْقُكُمْ وَمَا تُوعَدُونَ

Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu.

«وفي السماء رزقكم» أي المطر المسبب عنه النبات الذي هو رزق «وما توعدون» من المآب والثواب والعقاب أي مكتوب ذلك في السماء.

(Dan di langit terdapat rezeki kalian) yaitu hujan yang menyebabkan tumbuhnya tumbuh-tumbuhan sebagai rezeki (dan terdapat pula apa yang dijanjikan kepada kalian) yakni tempat kembali, pahala, dan siksaan. Catatan mengenai hal tersebut terdapat di langit.

Ayat 23

فَوَرَبِّ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ إِنَّهُۥ لَحَقٌّ مِّثْلَ مَآ أَنَّكُمْ تَنطِقُونَ

Maka demi Tuhan langit dan bumi, sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah benar-benar (akan terjadi) seperti perkataan yang kamu ucapkan.

«فورب السماء والأرض إنه» أي ما توعدون «لحق مثلُ ما أنكم تنطقون» برفع مثل صفة، وما مزيدة وبفتح اللام مركبة مع ما، المعنى: مثل نطقكم في حقيقته أي معلوميته عندكم ضرورة صدوره عنكم.

(Maka demi Rabb langit dan bumi, sesungguhnya ia) yakni apa yang dijanjikan kepada kalian (adalah benar seperti perkataan yang kalian ucapkan) di-rafa-kannya lafal Mitslu karena menjadi sifat, sedangkan huruf Maa yang sesudahnya adalah Zaidah. Bila dibaca Mitsla maka tulisannya disatukan dengan Maa. Maknanya, kenyataannya seperti perkataan yang kalian ucapkan, yakni pengetahuan mengenai hal itu sudah dimaklumi oleh kalian, dan hal itu justru timbul dari diri kalian sendiri.

Ayat 24

هَلْ أَتَىٰكَ حَدِيثُ ضَيْفِ إِبْرَٰهِيمَ ٱلْمُكْرَمِينَ

Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (yaitu malaikat-malaikat) yang dimuliakan?

«هل أتاك» خطاب للنبي صلى الله عليه وسلم «حديث ضيف إبراهيم المكرمين» وهم ملائكة اثنا عشر أو عشرة أو ثلاثة، منهم جبريل.

(Sudahkah sampai kepadamu) khithab ini ditujukan kepada Nabi saw. (cerita tamu Ibrahim yang dimuliakan) mereka adalah malaikat-malaikat yang jumlahnya ada dua belas atau sepuluh atau tiga malaikat; di antara mereka terdapat malaikat Jibril.

Ayat 25

إِذْ دَخَلُوا۟ عَلَيْهِ فَقَالُوا۟ سَلَٰمًا ۖ قَالَ سَلَٰمٌ قَوْمٌ مُّنكَرُونَ

(Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: "Salaamun". Ibrahim menjawab: "Salaamun (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal".

«إذ» ظرف لحديث ضيف «دخلوا عليه فقالوا سلاما» أي هذا اللفظ «قال سلام» أي هذا اللفظ «قوم منكرون» لا نعرفهم قال ذلك في نفسه وهو خبر مبتدأ مقدر أي هؤلاء.

(Ketika) lafal Idz di sini berkedudukan menjadi Zharaf bagi lafal Hadiitsu Dhaifi Ibraahiima (mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan, "Salaaman") tamu-tamu itu mengucapkan perkataan tersebut. (Ibrahim menjawab, "Salaamun") menjawab dengan ucapan yang sama (mereka adalah orang-orang yang tidak dikenal) maksudnya, kami tidak mengenal mereka, Nabi Ibrahim mengatakan ucapan ini di dalam hatinya. Kalimat ini berkedudukan menjadi Khabar dari Mubtada yang keberadaannya diperkirakan, yaitu lafal Haa`ulaa`i yang artinya mereka.

Ayat 26

فَرَاغَ إِلَىٰٓ أَهْلِهِۦ فَجَآءَ بِعِجْلٍ سَمِينٍ

Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk.

(فراغ) مال (إلى أهله) سرا (فجاء بعجل سمين) وفي سورة هود "" بعجل حنيذ "" أي مشوي.

(Maka dia pergi) yakni ia beranjak dari situ (menemui keluarganya) dengan diam-diam (kemudian dibawanya daging anak sapi yang gemuk). Di dalam surah Hud telah disebutkan pula melalui firman-Nya, "... dengan membawa daging anak sapi yang dipanggang." (Q.S. Hud, 69) yakni daging anak sapi gemuk itu sudah dipanggang.

Ayat 27

فَقَرَّبَهُۥٓ إِلَيْهِمْ قَالَ أَلَا تَأْكُلُونَ

Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata: "Silahkan anda makan".

«فقربه إليهم قال ألا تأكلون» عرض عليهم الأكل فلم يجيبوا.

(Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim berkata, "Silakan kalian makan") Nabi Ibrahim mempersilakan mereka untuk makan, tetapi mereka tidak mau memakannya.

Ayat 28

فَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةً ۖ قَالُوا۟ لَا تَخَفْ ۖ وَبَشَّرُوهُ بِغُلَٰمٍ عَلِيمٍ

(Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka. Mereka berkata: "Janganlah kamu takut", dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak).

«فأوجس» أضمر في نفسه «منهم خيفة قالوا لا تخف» إنا رسل ربك «وبشروه بغلام عليم» ذي علم كثير وهو إسحاق كما ذكر في هود.

(Maka Ibrahim memendam) di dalam hatinya (rasa takut terhadap mereka. Mereka berkata, "Janganlah kamu takut") sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Rabbmu (dan mereka memberi kabar gembira dengan kelahiran seorang anak yang alim) yakni anak yang mempunyai ilmu banyak yaitu, Nabi Ishak sebagaimana yang telah disebutkan di dalam surah Hud.

Ayat 29

فَأَقْبَلَتِ ٱمْرَأَتُهُۥ فِى صَرَّةٍ فَصَكَّتْ وَجْهَهَا وَقَالَتْ عَجُوزٌ عَقِيمٌ

Kemudian isterinya datang memekik lalu menepuk mukanya sendiri seraya berkata: "(Aku adalah) seorang perempuan tua yang mandul".

«فأقبلت امراته» سارة «في صرَّة» صيحة حال، أي جاءت صائحة «فصكت وجهها» لطمته «وقالت عجوز عقيم» لم تلد قط وعمرها تسع وتسعون سنة وعمر إبراهيم مائة سنة، أو عمره مائة وعشرون سنة وعمرها تسعون سنة.

(Kemudian istrinya datang) yakni Siti Sarah (seraya memekik) karena tercengang, berkedudukan menjadi Hal; yakni Siti Sarah datang seraya memekik karena kaget (lalu menepuk mukanya sendiri) menampar mukanya sendiri (seraya berkata, "Aku adalah seorang perempuan tua yang mandul") yang tidak dapat melahirkan anak sama sekali, pada saat itu umur Sarah mencapai sembilan puluh sembilan tahun, sedangkan Nabi Ibrahim seratus tahun; atau umur Nabi Ibrahim pada saat itu seratus dua puluh tahun, sedangkan umur Siti Sarah sembilan puluh tahun.

Ayat 30

قَالُوا۟ كَذَٰلِكِ قَالَ رَبُّكِ ۖ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْحَكِيمُ ٱلْعَلِيمُ

Mereka berkata: "Demikianlah Tuhanmu memfirmankan" Sesungguhnya Dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.

«قالوا كذلك» أي مثل قولنا في البشارة «قال ربك إنه هو الحكيم» في صنعه «العليم» بخلقه.

(Mereka berkata, "Demikianlah) sebagaimana perkataan kami tentang berita gembira ini (Rabbmu memfirmankan". Sesungguhnya Dialah Yang Maha Bijaksana) di dalam perbuatan-Nya (lagi Maha Mengetahui) tentang makhluk-Nya.