Surat At-Tur Ayat 21 - 30 dengan Tafsir dan Terjemahannya


Ayat 21

وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُم بِإِيمَٰنٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَآ أَلَتْنَٰهُم مِّنْ عَمَلِهِم مِّن شَىْءٍ ۚ كُلُّ ٱمْرِئٍۭ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ

Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.

«والذين آمنوا» مبتدأ «أتبعناهم» وفي قراءة واتبعتهم معطوف على آمنوا «ذرياتهم» وفي قراءة ذريتهم الصغار والكبار «بإيمان» من الكبار ومن أولادهم الصغار والخبر «ألحقنا بهم ذرياتهم» المذكورين في الجنة فيكونون في درجتهم وإن لم يعملوا تكرمة للآباء باجتماع الأولاد إليهم «وما ألتناهم» بفتح اللام وكسرها نقصناهم «من عملهم من» زائدة «شيء» يزاد في عمل الأولاد «كل امرئ بما كسب» من عمل خير أو شر «رهين» مرهون يؤاخذ بالشر ويجازى بالخير.

(Dan orang-orang yang beriman) berkedudukan menjadi Mubtada (dan mereka diikuti) menurut suatu qiraat dibaca Wa-atba'naahum yakni, Kami ikutkan kepada mereka, Di'athafkan kepada lafal Amanuu (oleh anak cucu mereka) menurut suatu qiraat dibaca Dzurriyyatahum, dalam bentuk Mufrad; artinya oleh keturunan mereka, baik yang masih kecil maupun yang sudah dewasa (dalam keimanan) maksudnya, diikuti oleh anak cucu mereka keimanannya. Dan yang menjadi Khabarnya ialah (Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka) ke dalam surga, dengan demikian maka anak cucu mereka memiliki kedudukan yang sama dengan mereka, sekalipun anak cucu mereka tidak mempunyai amalan sebagaimana mereka. Hal ini dimaksudkan sebagai kehormatan buat bapak-bapak mereka, yang karenanya lalu anak cucu mereka dikumpulkan dengan mereka (dan Kami tidak mengurangi) dapat dibaca Alatnaahum atau Alitnaahum, artinya Kami tidak mengurangi (dari pahala amal mereka) huruf Min di sini adalah Zaidah (barang sedikit pun) yang ditambahkan kepada amal perbuatan anak-cucu mereka. (Tiap-tiap orang dengan apa yang dikerjakannya) yakni amal baik atau amal buruknya (terikat) yakni, ia dalam keadaan terikat, bila ia mengerjakan kejahatan diazab dan bila ia mengerjakan kebaikan diberi pahala.

Ayat 22

وَأَمْدَدْنَٰهُم بِفَٰكِهَةٍ وَلَحْمٍ مِّمَّا يَشْتَهُونَ

Dan Kami beri mereka tambahan dengan buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka ingini.

«وأمددناهم» زدناهم في وقت بعد وقت «بفاكهة ولحم ما يشتهون» وإن لم يصرحوا بطلبه.

(Dan Kami beri mereka) Kami tambahkan kepada mereka dari waktu ke waktu yang lain (dengan buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka inginkan) sekalipun mereka tidak menjelaskan permintaannya.

Ayat 23

يَتَنَٰزَعُونَ فِيهَا كَأْسًا لَّا لَغْوٌ فِيهَا وَلَا تَأْثِيمٌ

Di dalam surga mereka saling memperebutkan piala (gelas) yang isinya tidak (menimbulkan) kata-kata yang tidak berfaedah dan tiada pula perbuatan dosa.

«يتنازعون» يتعاطون بينهم «فيها» أي الجنة «كأسا» خمرا «لا لغوٌ فيها» أي بسبب شربها يقع بينهم «ولا تأثيم» به يلحقهم بخلاف خمر الدنيا.

(Mereka saling memperebutkan) mereka saling beri (di dalamnya) dalam surga (piala) yang berisikan khamar (yang isinya tidak menimbulkan kata-kata yang tidak berfaedah) di antara mereka disebabkan karena meminumnya (dan tiada pula perbuatan dosa) yang menimpa mereka disebabkan meminumnya, berbeda dengan khamar di dunia.

Ayat 24

۞ وَيَطُوفُ عَلَيْهِمْ غِلْمَانٌ لَّهُمْ كَأَنَّهُمْ لُؤْلُؤٌ مَّكْنُونٌ

Dan berkeliling di sekitar mereka anak-anak muda untuk (melayani) mereka, seakan-akan mereka itu mutiara yang tersimpan.

«ويطوف عليهم» للخدمة «غلمان» أرقاء «لهم كأنهم» حسنا ولطافة «لؤلؤ مكنون» مصون في الصدف لأنه فيها أحسن منه في غيرها.

(Dan berkeliling di sekitar mereka) sebagai pelayan-pelayan (anak-anak muda) yang semuanya orang-orang merdeka (untuk meladeni mereka seakan-akan mereka itu) kecakapan dan kelembutannya (mutiara yang tersimpan) artinya mereka itu bagaikan mutiara yang disimpan di dalam laut; karena sesungguhnya mutiara yang tersimpan di dalam laut itu jauh lebih indah daripada mutiara-mutiara yang berada di tempat lainnya.

Ayat 25

وَأَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ يَتَسَآءَلُونَ

Dan sebahagian mereka menghadap kepada sebahagian yang lain saling tanya-menanya.

«وأقبل بعضهم على بعض يتساءلون» يسأل بعضهم بعضا عما كانوا عليه وما وصلوا إليه تلذذا واعترافا بالنعمة.

(Dan sebagian mereka menghadap kepada sebagian yang lain saling tanya menanya) atau sebagian di antara mereka bertanya kepada sebagian yang lain tentang apa yang telah mereka kerjakan di dunia, dan tentang pahala yang telah mereka peroleh, dengan maksud untuk bersenang-senang dan mengakui nikmat Allah.

Ayat 26

قَالُوٓا۟ إِنَّا كُنَّا قَبْلُ فِىٓ أَهْلِنَا مُشْفِقِينَ

Mereka berkata: "Sesungguhnya kami dahulu, sewaktu berada di tengah-tengah keluarga kami merasa takut (akan diazab)".

«قالوا» إيماء إلى علة الوصول «إنا كنا قبل في أهلنا» في الدنيا «مشفقين» خائفين من عذاب الله.

(Mereka berkata) seraya mengisyaratkan kepada penyebab mereka sampai kepada derajat ini, ("Sesungguhnya kami dahulu, sewaktu berada di tengah-tengah keluarga kami) di dunia (kami merasa takut) akan azab Allah.

Ayat 27

فَمَنَّ ٱللَّهُ عَلَيْنَا وَوَقَىٰنَا عَذَابَ ٱلسَّمُومِ

Maka Allah memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari azab neraka.

«فمنّ الله علينا» بالمغفرة «ووقانا عذاب السموم» النار لدخولها في المسام وقالوا إيماء أيضا.

(Maka Allah memberikan karunia kepada kami) berupa ampunan (dan memelihara kami dari azab neraka") dinamakan Samuum karena sakitnya sampai merasuk ke dalam pori-pori. Dan mereka mengisyaratkan pula melalui perkataan mereka,

Ayat 28

إِنَّا كُنَّا مِن قَبْلُ نَدْعُوهُ ۖ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْبَرُّ ٱلرَّحِيمُ

Sesungguhnya kami dahulu menyembah-Nya. Sesungguhnya Dialah yang melimpahkan kebaikan lagi Maha Penyayang.

«إنا كنا من قبل» أي في الدنيا «ندعوه» نعبده موحدين «إنه» بالكسر استئنافا وإن كان تعليلا معنى وبالفتح تعليلا لفظا «هو البر» المحسن الصادق في وعده «الرحيم» العظيم الرحمة.

("Sesungguhnya kami dahulu) sewaktu di dunia (menyeru-Nya) menyembah dan mengesakan-Nya. (Sesungguhnya Dia) kalau dibaca Innahuu dengan dikasrahkan huruf Hamzahnya, berarti merupakan jumlah Isti'naf atau kalimat permulaan, sekalipun maknanya mengandung 'Illat. Dan bila dibaca Annahuu dengan difatahkan huruf Hamzahnya, berarti lafalnya menunjukkan makna 'Illat (adalah yang melimpahkan kebaikan) Yang berbuat kebaikan dan menepati janji-Nya (lagi Maha

Ayat 29

فَذَكِّرْ فَمَآ أَنتَ بِنِعْمَتِ رَبِّكَ بِكَاهِنٍ وَلَا مَجْنُونٍ

Maka tetaplah memberi peringatan, dan kamu disebabkan nikmat Tuhanmu bukanlah seorang tukang tenung dan bukan pula seorang gila.

«فذكِّر» دم على تذكير المشركين ولا ترجع عنه لقولهم لك كاهن مجنون «فما أنت بنعمة ربك» بإنعامه عليك «بكاهن» خبر ما «ولا مجنون» معطوف عليه.

(Maka tetaplah memberi peringatan) tetaplah kamu memberi peringatan kepada orang-orang musyrik dan jangan sekali-kali kamu mundur dalam hal ini hanya karena mereka mengatakanmu sebagai seorang penenung lagi gila (dan kamu disebabkan nikmat Rabbmu bukanlah) karena limpahan nikmat-Nya kepadamu (seorang tukang tenung) menjadi Khabar dari Maa (dan bukan pula seorang gila") lafal ayat ini di'athafkan kepada lafal Kaahinin.

Ayat 30

أَمْ يَقُولُونَ شَاعِرٌ نَّتَرَبَّصُ بِهِۦ رَيْبَ ٱلْمَنُونِ

Bahkan mereka mengatakan: "Dia adalah seorang penyair yang kami tunggu-tunggu kecelakaan menimpanya".

«أم» بل «يقولون» هو «شاعر نتربص به ريْب المنون» حوادث الدهر فيهلك كغيره من الشعراء.

(Bahkan) lebih dari itu (mereka mengatakan,) "Dia (adalah seorang penyair yang kami tunggu-tunggu kecelakaan menimpanya") malapetaka menimpanya lalu ia binasa sebagaimana nasib yang dialami oleh para penyair lainnya.