Surat Asy-Syu'ara' Ayat 101 - 110 dengan Tafsir dan Terjemahannya


Ayat 101

وَلَا صَدِيقٍ حَمِيمٍ

dan tidak pula mempunyai teman yang akrab,

«ولا صديق حميم» يهمه أمرنا.

(Dan tidak pula mempunyai teman yang akrab) yaitu teman yang memperhatikan perkara kita.

Ayat 102

فَلَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَكُونَ مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ

maka sekiranya kita dapat kembali sekali lagi (ke dunia) niscaya kami menjadi orang-orang yang beriman".

«فلو أن لنا كرَّة» رجعة إلى الدنيا «فنكون من المؤمنين» لو هنا للتمني ونكون جوابه.

(Maka sekiranya kita dapat kembali sekali lagi) ke alam dunia (niscaya kami menjadi orang-orang yang beriman") makna Lau di sini menunjukkan arti Tamanni atau mengharapkan sesuatu yang mustahil dapat dicapai, dan lafal Nakuunu adalah Jawab dari Lau.

Ayat 103

إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَةً ۖ وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُم مُّؤْمِنِينَ

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.

«إن في ذلك» المذكور من قصة إبراهيم وقومه «لآية وما كان أكثرهم مؤمنين».

(Sesungguhnya pada yang demikian itu) yaitu apa yang telah disebutkan tadi menyangkut kisah Nabi Ibrahim bersama dengan kaumnya (benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak beriman).

Ayat 104

وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلرَّحِيمُ

Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.

«وإن ربك لهم العزيز الرحيم».

(Dan sesungguhnya Rabbmu benar- benar Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang).

Ayat 105

كَذَّبَتْ قَوْمُ نُوحٍ ٱلْمُرْسَلِينَ

Kaum Nuh telah mendustakan para rasul.

«كذبت قوم نوح المرسلين» بتكذيبهم له لاشتراكهم في المجيء بالتوحيد، أو لأنه لطول لبثه فيهم كأنه رسل وتأنيث قوم باعتبار معناه وتذكيره باعتبار لفظه.

(Kaum Nuh telah mendustakan para Rasul) disebabkan mereka mendustakan Nabi Nuh, maka mereka dikatakan telah mendustakan para Rasul yang lain; karena sesungguhnya semua ajaran yang dibawa para Rasul itu adalah sama, yaitu menyeru kepada ajaran tauhid. Atau makna yang dimaksud karena mengingat Nabi Nuh tinggal bersama kaumnya dalam kurun waktu yang sangat lama sehingga kedudukan Nabi Nuh sama saja dengan kedudukan Rasul-rasul yang banyak. Di-ta'nits-kannya dhamir yang kembali kepada lafal Qaum karena memandang dari segi makna lafal Qaum, sedangkan jika dhamir yang kembali kepadanya itu berbentuk mudzakkar, karena memandang dari segi lafalnya.

Ayat 106

إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ نُوحٌ أَلَا تَتَّقُونَ

Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak bertakwa?

«إذ قال لهم أخوهم» نسبا «نوح ألا تتقون» الله.

(Ketika Saudara mereka berkata kepada mereka,) yang dimaksud adalah Nabi Nuh sendiri, pengertian saudara di sini adalah dari segi nasab atau keturunan ("Mengapa kalian tidak bertakwa?") kepada Allah.

Ayat 107

إِنِّى لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ

Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,

«إني لكم رسول أمين» على تبليغ ما أرسلت به.

(Sesungguhnya aku adalah seorang Rasul kepercayaan yang diutus kepada kalian) guna menyampaikan apa yang aku diutus untuk menyampaikannya.

Ayat 108

فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُونِ

maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.

«فاتقوا الله وأطيعون» فيما آمركم به من توحيد الله وطاعته.

(Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku) di dalam semua apa yang kuperintahkan kalian mengerjakannya, yaitu mentauhidkan Allah dan taat kepada-Nya.

Ayat 109

وَمَآ أَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ ۖ إِنْ أَجْرِىَ إِلَّا عَلَىٰ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ

Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam.

«وما أسألكم عليه» على تبليغه «من أجر إن» ما «أجريَ» أي ثوابي «إلا على رب العالمين».

(Dan aku sekali-kali tidak meminta kepada kalian atas ajakan-ajakan itu) imbalan dari menyampaikannya (suatu upah pun, tidak lain) (upahku) pahalaku (hanyalah dari Rabb semesta alam).

Ayat 110

فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُونِ

Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku".

«فاتقوا الله وأطيعون» كرره تأكيدا.

(Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku) Nabi Nuh mengulang-ulang kalimat ini untuk menegaskan perintahnya.