Surat As-Saffat Ayat 11 - 20 dengan Tafsir dan Terjemahannya
Ayat 11
فَٱسْتَفْتِهِمْ أَهُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَم مَّنْ خَلَقْنَآ ۚ إِنَّا خَلَقْنَٰهُم مِّن طِينٍ لَّازِبٍۭ
Maka tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekah): "Apakah mereka yang lebih kukuh kejadiannya ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu?" Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat.
«فاستفتهم» استخبر كفار مكة تقريرا أو توبيخا «أهم أشد خلقا أم من خلقنا» من الملائكة والسماوات والأرضين وما فيهما وفي الإتيان بمن تغليب العقلاء «إنا خلقناهم» أي أصلهم آدم «من طين لازب» لازم يلصق باليد: المعنى أن خلقهم ضعيف فلا يتكبروا بإنكار النبي والقرآن المؤدي إلى هلاكهم اليسير.
(Maka tanyakanlah kepada mereka) kepada orang-orang kafir Mekah, kalimat ayat ini mengandung makna Taqrir atau Taubikh, yakni mengandung nada menetapkan atau celaan, ("Apakah mereka yang lebih kukuh kejadiannya ataukah yang telah Kami ciptakan itu?") yakni para malaikat, langit, bumi dan semua apa yang ada di antara keduanya. Didatangkannya lafal Man mengandung pengertian memprioritaskan makhluk yang berakal. (Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka) asal mereka, yaitu Nabi Adam (dan tanah liat) tanah yang melekat di tangan bilamana dipegang. Maksudnya, kejadian mereka adalah dari sesuatu yang lemah, karena itu janganlah mereka bersikap takabur dan sombong, yakni mengingkari Nabi saw. dan Alquran, yang hal ini dengan mudah dapat mengakibatkan mereka terjerumus ke dalam jurang kebinasaan.
Ayat 12
بَلْ عَجِبْتَ وَيَسْخَرُونَ
Bahkan kamu menjadi heran (terhadap keingkaran mereka) dan mereka menghinakan kamu.
«بل» للانتقال من غرض إلى آخر وهو الإخبار بحاله وحالهم «عجبتَ» بفتح التاء خطابا للنبي صلى الله عليه وسلم، أي من تكذيبهم إياك «و» هم «يسخرون» من تعجبك.
(Bahkan) lafal Bal di sini menunjukkan arti Intiqal, yakni perpindahan dari suatu topik pembicaraan kepada pembicaraan yang lain, yaitu pembahasan mengenai keadaan Nabi Muhammad dan orang-orang kafir Mekah (kamu heran) pembicaraan ayat ini ditujukan kepada Nabi saw. yakni kamu heran akan keingkaran mereka terhadapmu (dan) mereka (menghinakan kamu) karena keherananmu itu.
Ayat 13
وَإِذَا ذُكِّرُوا۟ لَا يَذْكُرُونَ
Dan apabila mereka diberi pelajaran mereka tiada mengingatnya.
«وإذا ذكروا» وعظوا بالقرآن «لا يذكرون» لا يتعظون.
(Dan apabila mereka diberi pelajaran) maksudnya, dinasihati dengan ayat-ayat Alquran (mereka tiada mengingatinya) mereka tidak menjadikannya sebagai pelajaran.
Ayat 14
وَإِذَا رَأَوْا۟ ءَايَةً يَسْتَسْخِرُونَ
Dan apabila mereka melihat sesuatu tanda kebesaran Allah, mereka sangat menghinakan.
«وإذا رأوْا آية» كانشقاق القمر «يستسخرون» يستهزئُون بها.
(Dan apabila mereka melihat sesuatu tanda kebesaran Allah) seperti terbelahnya bulan (mereka sangat menghinakan) mereka menghina dan mengejeknya.
Ayat 15
وَقَالُوٓا۟ إِنْ هَٰذَآ إِلَّا سِحْرٌ مُّبِينٌ
Dan mereka berkata "Ini tiada lain hanyalah sihir yang nyata.
«وقالوا» فيها «إن» ما «هذا إلا سحر مبين» بيّن وقالوا منكرين للبعث.
(Dan mereka berkata) sehubungan dengan adanya tanda kebesaran Allah itu, ("Tiada lain) tidak lain (ini hanyalah sihir yang nyata") jelas sihirnya. Kemudian mereka berkata seraya mengingkari adanya hari berbangkit:
Ayat 16
أَءِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَعِظَٰمًا أَءِنَّا لَمَبْعُوثُونَ
Apakah apabila kami telah mati dan telah menjadi tanah serta menjadi tulang belulang, apakah benar-benar kami akan dibangkitkan (kembali)?
«أئذا متنا وكنا ترابا وعظاما أئنا لمبعوثون» في الهمزتين في الموضوعين التحقيق وتسهيل الثانية وإدخال ألف بينهما على الوجهين.
(Apakah apabila kami telah mati dan telah menjadi tanah serta menjadi tulang-belulang, apakah benar-benar kami akan dibangkitkan?) lafal A-idzaa dan A-innaa dapat pula dibaca Tas-hil, sehingga bacaannya menjadi Ayidzaa dan Ayinnaa.
Ayat 17
أَوَءَابَآؤُنَا ٱلْأَوَّلُونَ
Dan apakah bapak-bapak kami yang telah terdahulu (akan dibangkitkan pula)"?
«أوْ آباؤنا الأولون» بسكون الواو عطفا بأو، وبفتحها والهمزة للاستفهام والعطف بالواو والمعطوف عليه محل إن واسمها أو الضمير في لمبعوثون والفاصل همزة الاستفهام.
(Dan apakah bapak-bapak kami yang telah dahulu) kalau dibaca Au berarti huruf 'Athaf, jika dibaca Awa, berarti huruf Istifham, Wawu-nya adalah huruf 'Athaf, sedangkan Ma'thuf 'Alaihnya adalah Inna dan Isimnya secara Mahall, atau di'athafkan kepada Dhamir yang terkandung di dalam lafal Lamab'uutsuuna, Hamzah Istifham sebagai pemisahnya. Maksudnya, apakah bapak-bapak kami yang telah dahulu akan dibangkitkan pula?
Ayat 18
قُلْ نَعَمْ وَأَنتُمْ دَٰخِرُونَ
Katakanlah: "Ya, dan kamu akan terhina"
«قل نعم» تبعثون «وأنتم داخرون» أي صاغرون.
(Katakanlah kepada mereka, "Ya) mereka pasti dibangkitkan hidup kembali (dan kalian akan terhina") kalian akan menjadi orang-orang yang terhina karenanya.
Ayat 19
فَإِنَّمَا هِىَ زَجْرَةٌ وَٰحِدَةٌ فَإِذَا هُمْ يَنظُرُونَ
Maka sesungguhnya kebangkitan itu hanya dengan satu teriakan saja; maka tiba-tiba mereka meIihatnya.
«فإنما هي» ضمير مبهم يفسره «زجرة» أي صيحة «واحدة فإذا هم» أي الخلائق أحياء «ينظرون» ما يفعل بهم.
(Maka sesungguhnya kebangkitan itu hanyalah dengan) dhamir pada ayat ini bersifat Mubham, kurang jelas, lalu ditafsirkan oleh ayat selanjutnya (suatu teriakan) atau satu hardikan saja (maka tiba-tiba mereka) yakni makhluk semuanya, menjadi hidup kembali seraya (melihat) apa yang dilakukan terhadap diri mereka.
Ayat 20
وَقَالُوا۟ يَٰوَيْلَنَا هَٰذَا يَوْمُ ٱلدِّينِ
Dan mereka berkata: "Aduhai celakalah kita!" Inilah hari pembalasan.
«وقالوا» أي الكفار «يا» للتنبيه «ويْلنا» هلاكنا، وهو مصدر لا فعل له من لفظه وتقول لهم الملائكة: «هذا يوم الدين» يوم الحساب والجزاء.
(Dan mereka berkata) yakni orang-orang kafir, ("Aduhai!) lafal Ya di sini menunjukkan makna Tanbih (celakalah kita") binasalah kita. Lafal Al-Wail merupakan bentuk Mashdar yang tidak mempunyai kata kerja dari lafalnya sendiri. Kemudian para malaikat berkata kepada orang-orang kafir itu. (Inilah hari pembalasan) hari penghisaban amal perbuatan dan pembalasannya.