Surat As-Saffat Ayat 101 - 110 dengan Tafsir


Ayat 101

فَبَشَّرْنَٰهُ بِغُلَٰمٍ حَلِيمٍ

«فبشرناه بغلام حليم» أي ذي حلم كثير.

(Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar) yakni yang banyak memiliki kesabaran.

Ayat 102

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعْىَ قَالَ يَٰبُنَىَّ إِنِّىٓ أَرَىٰ فِى ٱلْمَنَامِ أَنِّىٓ أَذْبَحُكَ فَٱنظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَٰٓأَبَتِ ٱفْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰبِرِينَ

«فلما بلغ معه السعي» أي أن يسعى معه ويعينه قيل بلغ سبع سنين وقيل ثلاث عشرة سنة «قال يا بنيَّ إني أرى» أي رأيت «في المنام أني أذبحك» ورؤيا الأنبياء حق وأفعالهم بأمر الله تعالى «فانظر ماذا ترى» من الرأي شاوره ليأنس بالذبح وينقاد للأمر به «قال يا أبت» التاء عوض عن ياء الإضافة «افعل ما تؤمر» به «ستجدني إن شاء الله من الصابرين» على ذلك.

(Maka tatkala anak itu sampai pada umur sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim) yaitu telah mencapai usia sehingga dapat membantunya bekerja; menurut suatu pendapat bahwa umur anak itu telah mencapai tujuh tahun. Menurut pendapat yang lain bahwa pada saat itu anak Nabi Ibrahim berusia tiga belas tahun (Ibrahim berkata, "Hai anakku! Sesungguhnya aku melihat) maksudnya, telah melihat (dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu!) mimpi para nabi adalah mimpi yang benar, dan semua pekerjaan mereka berdasarkan perintah dari Allah swt. (maka pikirkanlah apa pendapatmu!") tentang impianku itu; Nabi Ibrahim bermusyawarah dengannya supaya ia menurut, mau disembelih, dan taat kepada perintah-Nya. (Ia menjawab, "Hai bapakku) huruf Ta pada lafal Abati ini merupakan pergantian dari Ya Idhafah (kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu) untuk melakukannya (Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar") menghadapi hal tersebut.

Ayat 103

فَلَمَّآ أَسْلَمَا وَتَلَّهُۥ لِلْجَبِينِ

«فلما أسلما» خضعا وانقادا لأمر الله تعالى «وتله للجبين» صرعه عليه، ولكل إنسان جبينان بينهما الجبهة وكان ذلك بمنى، وأمرَّ السكين على حلقه فلم تعمل شيئا بمانع من القدرة الإلهية.

(Tatkala keduanya telah berserah diri) artinya, tunduk dan patuh kepada perintah Allah swt. (dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya) Nabi Ismail dibaringkan pada salah satu pelipisnya; setiap manusia memiliki dua pelipis dan di antara keduanya terdapat jidat. Kejadian ini di Mina; kemudian Nabi Ibrahim menggorokkan pisau besarnya ke leher Nabi Ismail, akan tetapi berkat kekuasaan Allah pisau itu tidak mempan sedikit pun.

Ayat 104

وَنَٰدَيْنَٰهُ أَن يَٰٓإِبْرَٰهِيمُ

«وناديناه أن يا إبراهيم».

(Dan Kami panggil dia, "Hai Ibrahim!)

Ayat 105

قَدْ صَدَّقْتَ ٱلرُّءْيَآ ۚ إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجْزِى ٱلْمُحْسِنِينَ

«قد صدقت الرؤيا» بما أتيت به مما أمكنك من أمر الذبح: أي يكفيك ذلك فجملة ناديناه جواب لما بزيادة الواو «إنا كذلك» كما جزيناك «نجزي المحسنين» لأنفسهم بامتثال الأمر بإفراج الشدة عنهم.

(Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpimu itu") melalui apa yang telah kamu kerjakan, yaitu melaksanakan penyembelihan yang diperintahkan itu atau dengan kata lain, cukuplah bagimu hal itu. Jumlah kalimat Naadainaahu merupakan jawab dari lafal Lammaa, hanya ditambahi Wau (sesungguhnya demikianlah) maksudnya, sebagaimana Kami memberikan pahala kepadamu (Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik) terhadap diri mereka sendiri dengan melaksanakan apa yang diperintahkan kepada mereka, yaitu Kami akan melepaskan mereka dari kesulitan.

Ayat 106

إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ ٱلْبَلَٰٓؤُا۟ ٱلْمُبِينُ

«إن هذا» الذبح المأمور به «لهو البلاء المبين» أي الاختبار الظاهر.

(Sesungguhnya ini) penyembelihan yang diperintahkan ini (benar-benar suatu ujian yang nyata) atau cobaan yang jelas.

Ayat 107

وَفَدَيْنَٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ

«وفديناه» أي المأمور بذبحه، وهو إسماعيل أو إسحاق قولان «بذبح» بكبش «عظيم» من الجنة وهو الذي قربه هابيل جاء به جبريل عليه السلام فذبحه السيد إبراهيم مكبرا.

(Dan Kami tebus anak itu) maksudnya, anak yang diperintahkan untuk disembelih (Nabi Ismail). Menurut suatu pendapat bahwa anak yang disembelih itu adalah Nabi Ishak (dengan seekor sembelihan) yakni dengan domba (yang besar) dari surga, yaitu domba yang sama dengan domba yang dijadikan kurban oleh Habil. Domba itu dibawa oleh malaikat Jibril, lalu Nabi Ibrahim menyembelihnya seraya membaca takbir.

Ayat 108

وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِى ٱلْءَاخِرِينَ

«وتركنا» أبقينا «عليه في الآخرين» ثناءً حسنا.

(Kami abadikan) Kami lestarikan (untuk Ibrahim itu di kalangan orang-orang yang datang kemudian) pujian yang baik.

Ayat 109

سَلَٰمٌ عَلَىٰٓ إِبْرَٰهِيمَ

«سلام» منا «على إبراهيم».

("Kesejahteraan) dari Kami (dilimpahkan atas Ibrahim.")

Ayat 110

كَذَٰلِكَ نَجْزِى ٱلْمُحْسِنِينَ

«كذلك» كما جزيناه «نجزي المحسنين» لأنفسهم.

(Demikianlah) sebagaimana Kami memberikan imbalan pahala kepada Ibrahim (kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik) terhadap diri mereka sendiri.