Surat An-Najm Ayat 11 - 20 dengan Tafsir


Ayat 11

مَا كَذَبَ ٱلْفُؤَادُ مَا رَأَىٰٓ

«ما كذب» بالتخفيف والتشديد أنكر «الفؤاد» فؤاد النبي «ما رأى» ببصره من صورة جبريل.

(Tiada mendustakan) dapat dibaca Kadzaba atau Kadzdzaba, artinya tiada mengingkari (hati) atau kalbu Nabi saw. (apa yang telah dilihatnya) dengan mata kepalanya sendiri tentang rupa malaikat Jibril.

Ayat 12

أَفَتُمَٰرُونَهُۥ عَلَىٰ مَا يَرَىٰ

«أفتمارونه» تجادلونه وتغلبونه «على ما يرى» خطاب للمشركين المنكرين رؤية النبي صلى الله عليه وسلم لجبريل.

(Maka apakah kalian hendak membantahnya) apakah kalian hendak mendebatnya dan mengalahkannya (tentang apa yang telah dilihatnya?) khithab di sini ditujukan kepada orang-orang musyrik yang tidak mempercayai bahwa Nabi saw. melihat malaikat Jibril.

Ayat 13

وَلَقَدْ رَءَاهُ نَزْلَةً أُخْرَىٰ

«ولقد رآه» على صورته «نزلةً» مرة «أخرى».

(Dan sesungguhnya dia telah melihat Jibril itu) dalam rupa yang asli (pada waktu) pada kesempatan (yang lain).

Ayat 14

عِندَ سِدْرَةِ ٱلْمُنتَهَىٰ

«عند سدرة المنتهى» لما أسري به في السماوات، وهي شجرة نبق عن يمين العرش لا يتجاوزها أحد من الملائكة وغيرهم.

(Yaitu di Sidratul Muntaha) sewaktu nabi dibawanya Isra ke langit. Sidratul Muntaha adalah nama sebuah pohon Nabaq yang terletak di sebelah kanan Arasy; tiada seorang malaikat pun dan tidak pula yang lainnya dapat melewati tempat itu.

Ayat 15

عِندَهَا جَنَّةُ ٱلْمَأْوَىٰٓ

«عندها جنة المأوى» تأوي إليها الملائكة وأرواح الشهداء والمتقين.

(Di dekatnya ada surga tempat tinggal) tempat tinggal para malaikat dan arwah-arwah para syuhada dan orang-orang yang bertakwa.

Ayat 16

إِذْ يَغْشَى ٱلسِّدْرَةَ مَا يَغْشَىٰ

«إذ» حين «يغشى السدرة ما يغشى» من طير وغيره، وإذ معمولة لرآه.

(Ketika) sewaktu (Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya) yaitu oleh burung-burung dan lain-lainnya. Lafal Idz menjadi Ma'mul dari lafal Ra-aahu.

Ayat 17

مَا زَاغَ ٱلْبَصَرُ وَمَا طَغَىٰ

«ما زاغ البصر» من النبي صلى الله عليه وسلم «وما طغى» أي ما مال بصره عن مرئيه المقصود له ولا جاوزه تلك الليلة.

(Penglihatannya tidak berpaling) penglihatan Nabi saw. tidak berpaling (dan tidak melampauinya) maksudnya, tidak berpaling dari apa yang dilihatnya dan tidak pula melampaui apa yang dilihatnya pada malam ketika ia diisrakkan.

Ayat 18

لَقَدْ رَأَىٰ مِنْ ءَايَٰتِ رَبِّهِ ٱلْكُبْرَىٰٓ

«لقد رأى» فيها «من آيات ربه الكبرى» العظام، أي بعضها فرأى من عجائب الملكوت رفرفا أخضر سد أفق السماء وجبريل له ستمائة جناح.

(Sesungguhnya dia telah melihat) pada malam itu (sebagian tanda-tanda kekuasaan Rabbnya yang paling besar) yang paling agung, dimaksud adalah sebagian dari tanda-tanda itu, maka dia melihat sebagian dari keajaiban-keajaiban alam malakut, dan Rafraf berwarna hijau menutupi cakrawala langit, dan malaikat Jibril yang memiliki enam ratus sayap.

Ayat 19

أَفَرَءَيْتُمُ ٱللَّٰتَ وَٱلْعُزَّىٰ

«أفرأيتم اللات والعزى».

(Maka apakah patut kalian menganggap Laata dan Al Uzzaa).

Ayat 20

وَمَنَوٰةَ ٱلثَّالِثَةَ ٱلْأُخْرَىٰٓ

«ومناة الثالثة» للتين قبلها «الأخرى» صفة ذم للثالثة وهي أصنام من حجارة كان المشركون يعبدونها ويزعمون أنها تشفع لهم عند الله، ومفعول أفرأيتم الأول اللات وما عطف عليه والثاني محذوف والمعنى أخبروني ألهذه الأصنام قدرة على شيء ما فتعبدونها دون الله القادر على ما تقدم ذكره، ولما زعموا أيضا أن الملائكة بنات الله مع كراهتهم البنات نزلت.

(Dan Manat yang ketiga) yang ketiga dari yang telah disebutkan tadi (yang paling terkemudian) berkedudukan sebagai sifat yang mengandung makna celaan. Ketiganya adalah nama berhala-berhala yang terbuat dari batu. Orang-orang musyrik dahulu menyembahnya, karena mereka menduga, bahwa berhala-berhala itu dapat memberikan syafaat kepada diri mereka di sisi Allah. Maf'ul pertama bagi lafal Afara`aytum adalah lafal Al Laata dan lafal-lafal yang di'athafkan kepadanya. Sedangkan Maf'ul yang keduanya tidak disebutkan. Makna ayat, "Ceritakanlah kepadaku, apakah berhala-berhala ini memiliki kemampuan untuk berbuat sesuatu yang karena itu kalian menyembahnya selain Allah Yang memiliki kemampuan untuk melakukan hal-hal yang telah disebutkan tadi." Ketika mereka menduga bahwa malaikat-malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah, sedangkan mereka sendiri tidak menyukai anak-anak perempuan, lalu turunlah firman-Nya berikut ini,