Surat Al-Qamar Ayat 11 - 20 dengan Tafsir


Ayat 11

فَفَتَحْنَآ أَبْوَٰبَ ٱلسَّمَآءِ بِمَآءٍ مُّنْهَمِرٍ

«ففتحنا» بالتخفيف والتشديد «أبواب السماء بماءٍ منهمر» منصب انصبابا شديدا.

(Maka Kami bukakan) dapat dibaca Fafatahnaa atau Fafattahnaa (pintu-pintu langit dengan menurunkan air yang tercurah) air yang ditumpahkan dari langit dengan sangat derasnya.

Ayat 12

وَفَجَّرْنَا ٱلْأَرْضَ عُيُونًا فَٱلْتَقَى ٱلْمَآءُ عَلَىٰٓ أَمْرٍ قَدْ قُدِرَ

«وفجرنا الأرض عيونا» تنبع «فالتقى الماء» ماء السماء والأرض «على أمر» حال «قد قُدِر» قضي به في الأزل وهو هلاكهم غرقا.

(Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air) yang menyumber dengan derasnya (maka bertemulah air-air itu) yaitu air yang ditumpahkan dari langit dan air yang disemburkan dari bumi (untuk suatu urusan) berkedudukan menjadi Hal (yang sungguh telah ditetapkan) yang telah dipastikan di zaman Azali, yaitu bahwa mereka dibinasakan dengan ditenggelamkan.

Ayat 13

وَحَمَلْنَٰهُ عَلَىٰ ذَاتِ أَلْوَٰحٍ وَدُسُرٍ

«وحملناه» أي نوحا «على» سفينة «ذات ألواح ودُسر» وهو ما تشد به الألواح من المسامير وغيرها وأحدها دسار ككتاب.

(Dan Kami angkut dia) yakni Nabi Nuh (ke atas) bahtera (yang terbuat dari papan dan paku) lafal Dusur artinya benda-benda yang dipakai untuk menyambung kayu-kayu, baik berupa paku atau benda-benda lainnya, bentuk tunggalnya adalah Disaarun yang wazannya sama dengan lafal Kitaabun

Ayat 14

تَجْرِى بِأَعْيُنِنَا جَزَآءً لِّمَن كَانَ كُفِرَ

«تجري بأعيننا» بمرأى منا، أي محفوظة «جزاءً» منصوب بفعل مقدر، أي أغرقوا انتصارا «لمن كان كفر» وهو نوح عليه السلام، وقرئ كفر بالبناء للفاعل، أي أغرقوا عقابا.

(Yang berlayar dengan pemeliharaan Kami) atau dalam pengawasan Kami (sebagai balasan) dinashabkan oleh Fi'il yang diperkirakan keberadaannya, yakni mereka ditenggelamkan sebagai pertanda kemenangan (bagi orang yang diingkari) yaitu bagi Nabi Nuh a.s. Dan menurut suatu qiraat lafal Kufira dibaca Kafar, artinya, mereka ditenggelamkan sebagai hukuman bagi mereka yang kafir.

Ayat 15

وَلَقَد تَّرَكْنَٰهَآ ءَايَةً فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ

«ولقد تركناها» أبقينا هذه الفعلة «آية» لمن يعتبر بها، أي شاع خبرها واستمر «فهل من مدَّكر» معتبر ومتعظ بها وأصله مذتكر أبدلت التاء دالا مهملة وكذا المعجمة وأدغمت فيها.

(Dan sesungguhnya telah Kami tinggalkan) telah Kami biarkan perbuatan Kami itu (sebagai tanda) bagi orang yang mau mengambilnya sebagai pelajaran buat dirinya. Makna yang dimaksud ialah, berita mengenai banjir besar ini telah tersiar dan tetap lestari ketenarannya (maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?) untuk menasihati dirinya. Asal lafal Muddakir adalah Mudztakir, lalu huruf Ta diganti menjadi Dal, demikian pula huruf Dzal diganti menjadi Dal, lalu keduanya diidgamkan menjadi satu sehingga jadilah Muddakir.

Ayat 16

فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِى وَنُذُرِ

«فكيف كان عذابي ونُذُر» أي إنذاري استفهام تقرير، وكيف خبر كان وهي للسؤال عن الحال والمعنى حمل المخاطبين على الإقرار بوقوع عذابه تعالى بالمكذبين لنوح موقعه.

(Maka alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku) peringatan-Ku, Istifham atau kata tanya di sini mengandung makna Taqrir. Lafal Kaifa adalah Khabar dari lafal Kaana, menunjukkan makna pertanyaan tentang keadaan. Pengertiannya ialah menganggap orang-orang yang diajak berbicara telah mengakui terjadinya. azab Allah swt. yang telah menimpa orang-orang yang mendustakan Nabi Nuh.

Ayat 17

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا ٱلْقُرْءَانَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ

«ولقد يسرنا القرآن للذكر» سهلناه للحفظ وهيأناه للتذكر «فهل من مدكر» متعظ به وحافظ له والاستفهام بمعنى الأمر، أي احفظوا واتعظوا به وليس يحفظ من كتب الله عن ظهر القلب غيره.

(Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran untuk pelajaran) Kami telah memudahkannya untuk dihafal dan Kami telah mempersiapkannya untuk mudah diingat (maka adakah orang yang mengambil pelajaran?) yang mau mengambilnya sebagai pelajaran dan menghafalnya. Istifham di sini mengandung makna perintah yakni, hafalkanlah Alquran itu oleh kalian dan ambillah sebagai nasihat buat diri kalian. Sebab tidak ada orang yang lebih hafal tentang Alquran selain daripada orang yang mengambilnya sebagai nasihat buat dirinya.

Ayat 18

كَذَّبَتْ عَادٌ فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِى وَنُذُرِ

«كذبت عاد» نبيهم هودا فعذبوا «فكيف كان عذابي ونذر» إنذاري لهم بالعذاب قبل نزوله أي وقع موقعه وقد بينه بقوله.

(Kaum Ad pun telah mendustakan) nabi mereka yaitu Nabi Hud, karena itu mereka diazab. (Maka alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku) peringatan-Ku kepada mereka, bahwa mereka akan Kami azab sebelum azab itu turun menimpa mereka. Kemudian dijelaskan oleh firman berikutnya.

Ayat 19

إِنَّآ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا صَرْصَرًا فِى يَوْمِ نَحْسٍ مُّسْتَمِرٍّ

«إنا أرسلنا عليهم ريحا صرْصرا» أي شديدة الصوت «في يوم نحس» شؤم «مستمر» دائم الشؤم أو قويه وكان يوم الأربعاء آخر الشهر.

(Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang sangat kencang) sangat keras suaranya dan kuat sekali (pada hari nahas) atau pada hari yang sial (yang terus-menerus) yakin kesialannya terus-menerus. Atau sangat kuat sialnya, hal itu terjadi pada hari Rabu di penghujung bulan.

Ayat 20

تَنزِعُ ٱلنَّاسَ كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ مُّنقَعِرٍ

«تنزع الناس» تقلعهم من حفر الأرض المندسين فيها وتصرعهم على رءوسهم فتدق رقابهم فتبين الرأس عن الجسد «كأنهم» وحالهم ما ذكر «أعجاز» أصول «نخل منقعر» منقطع ساقط على الأرض وشبهوا بالنخل لطولهم وذكر هنا وأنث في الحاقة (نخل خاوية) مراعاة للفواصل في الموضعين.

(Yang mencabut manusia) yang menghempaskan mereka dari tempat perlindungannya di bawah tanah, kemudian angin itu menjatuhkannya ke kepala mereka sehingga matilah mereka semua dan terpisahlah kepala dari tubuh mereka (seakan-akan mereka) yakni keadaan mereka pada waktu itu sebagaimana yang telah disebutkan tadi (pokok-pokok) atau batang-batang (kurma yang tumbang) maksudnya, keadaan mereka ketika itu bagaikan pokok-pokok kurma yang tumbang ke bumi. Mereka diserupakan dengan pokok kurma karena keadaan tubuh mereka yang tinggi-tinggi. Lafal Munqa'ir disebutkan ayat ini dalam bentuk Mudzakkar, sedangkan di dalam surah Al Haaqqah kata sifatnya disebutkan dalam bentuk Ta`nits yaitu, di dalam firman-Nya, "batang-batang pohon kurma yang telah kosong (lapuk)." (Q.S. Al-Haaqqah, 7) Demikian itu karena demi memelihara kesamaan bunyi pada akhir ayat pada kedua tempat tersebut.