Surat Al-Mu’minun Ayat 11 - 20 dengan Tafsir dan Terjemahannya


Ayat 11

ٱلَّذِينَ يَرِثُونَ ٱلْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ

(yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.

«الذين يرثون الفردوس» هو جنة أعلى الجنان «هم فيها خالدون» في ذلك إشارة إلى المعاد ويناسبه ذكر المبتدأ بعده.

(Yakni yang akan mewarisi surga Firdaus) yaitu surga yang tempatnya paling tinggi. (Mereka kekal di dalamnya) di dalam ayat-ayat yang telah lalu terkandung isyarat yang menunjukkan tempat kembali di akhirat. Hal ini sangat relevan bila disebutkan hal-hal yang menyangkut masalah permulaan atau asal kejadian, sesudah pembahasan tadi.

Ayat 12

وَلَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ مِن سُلَٰلَةٍ مِّن طِينٍ

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.

«و» الله «لقد خلقنا الإنسان» آدم «من سُلالةِ» هي من سللت الشيء من الشيء أي استخرجته منه وهو خلاصته «من طين» متعلق بسلالة.

(Dan) Allah telah berfirman, (Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia) yakni Adam (dari suatu sari pati) lafal Sulaalatin berasal dari perkataan Salaltusy Syai-a Minasy Syai-i, artinya aku telah memeras sesuatu daripadanya, yang dimaksud adalah inti sari dari sesuatu itu (berasal dari tanah) lafal Min Thiinin berta'alluq kepada lafal Sulaalatin.

Ayat 13

ثُمَّ جَعَلْنَٰهُ نُطْفَةً فِى قَرَارٍ مَّكِينٍ

Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).

«ثم جعلناه» أي الإنسان نسل آدم «نطفةّ» منياً «في قرار مكين» هو الرحم.

(Kemudian Kami jadikan ia) manusia atau keturunan Adam (dari nuthfah) yakni air mani (yang berada dalam tempat yang kokoh) yaitu rahim.

Ayat 14

ثُمَّ خَلَقْنَا ٱلنُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا ٱلْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا ٱلْمُضْغَةَ عِظَٰمًا فَكَسَوْنَا ٱلْعِظَٰمَ لَحْمًا ثُمَّ أَنشَأْنَٰهُ خَلْقًا ءَاخَرَ ۚ فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ أَحْسَنُ ٱلْخَٰلِقِينَ

Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.

«ثم خلقنا النطفة عَلَقَةٌ» دماً جامداً «فخلقنا العلقة مضغة» لحمة قدر ما يمضغ «فخلقنا المضغة عظاماً فكسونا العظام لحماً» وفي قراءة عظماً في الموضعين، وخلقنا في المواضع الثلاث بمعنى صيرنا «ثم أنشأناه خلقاً أخر» بنفخ الروح فيه «فتبارك الله أحسن الخالقين» أي المقدرين ومميز أحسن محذوف للعلم به: أي خلقاُ.

(Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah) darah kental (lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging) daging yang besarnya sekepal tangan (dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang-belulang itu Kami bungkus dengan daging) menurut qiraat yang lain lafal 'Izhaaman dalam dua tempat tadi dibaca 'Azhman, yakni dalam bentuk tunggal. Dan lafal Khalaqnaa yang artinya menciptakan, pada tiga tempat tadi bermakna Shayyarnaa, artinya Kami jadikan (kemudian Kami jadikan dia sebagai makhluk yang lain) yaitu dengan ditiupkan roh ke dalam tubuhnya. (Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik) sebaik-baik Yang Menciptakan. Sedangkan Mumayyiz dari lafal Ahsan tidak disebutkan, karena sudah dapat diketahui dengan sendirinya, yaitu lafal Khalqan.

Ayat 15

ثُمَّ إِنَّكُم بَعْدَ ذَٰلِكَ لَمَيِّتُونَ

Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.

«ثم إنكم بعد ذلك لميتون».

(Kemudian, sesudah itu sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati).

Ayat 16

ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ تُبْعَثُونَ

Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.

«ثم إنكم يوم القيامة تبعثون» للحساب والجزاء.

(Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan di hari kiamat) untuk menjalani hisab dan pembalasan.

Ayat 17

وَلَقَدْ خَلَقْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعَ طَرَآئِقَ وَمَا كُنَّا عَنِ ٱلْخَلْقِ غَٰفِلِينَ

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kamu tujuh buah jalan (tujuh buah langit); dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami).

«ولقد خلقنا فوقكم سبع طرائق» أي سماوات: جمع طريقة لأنها طرق الملائكة «وما كنا عن الخلق» التي تحتها «غافلين» أن تسقط عليهم فتهلكهم بل نمسكها كآية (ويمسك السماء أن تقع على الأَرض).

(Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kalian tujuh buah jalan) yakni tujuh langit; lafal Tharaaiq ini adalah bentuk jamak dari lafal Thariiqah, dikatakan demikian karena ia adalah jalan-jalan bagi para Malaikat (dan tidaklah Kami terhadap makhluk) yang berada di bawah tujuh langit itu (melupakannya) dengan membiarkan langit itu runtuh menimpa mereka, sehingga mereka binasa semuanya, akan tetapi Kami menahannya supaya jangan runtuh; sebagaimana yang telah disebutkan dalam firman-Nya yang lain, yaitu, "Dan Dia menahan (benda-benda) langit jatuh ke bumi." (Q.S. Al-Hajj, 65).

Ayat 18

وَأَنزَلْنَا مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءًۢ بِقَدَرٍ فَأَسْكَنَّٰهُ فِى ٱلْأَرْضِ ۖ وَإِنَّا عَلَىٰ ذَهَابٍۭ بِهِۦ لَقَٰدِرُونَ

Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya.

«وأنزلنا من السماء ماءً بقدر» من كفايتهم «فأسكنَّاه في الأرض وإنَّا على ذهاب به لقادرون» فيموتون مع دوابهم عطشاً.

(Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran) berdasarkan kecukupan mereka (lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya) jika demikian mereka pasti akan mati bersama dengan hewan ternak mereka karena kehausan.

Ayat 19

فَأَنشَأْنَا لَكُم بِهِۦ جَنَّٰتٍ مِّن نَّخِيلٍ وَأَعْنَٰبٍ لَّكُمْ فِيهَا فَوَٰكِهُ كَثِيرَةٌ وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ

Lalu dengan air itu, Kami tumbuhkan untuk kamu kebun-kebun kurma dan anggur; di dalam kebun-kebun itu kamu peroleh buah-buahan yang banyak dan sebahagian dari buah-buahan itu kamu makan,

«فأنشأنا لكم به جنات من نخيل وأعناب» هما أكثر فواكه العرب «لكم فيها فواكه كثيرة ومنها تأكلون» صيفاً وشتاء.

(Lalu dengan air itu, Kami tumbuhkan untuk kalian kebun-kebun kurma dan anggur) kedua jenis buah-buahan ini kebanyakan terdapat di negeri Arab (di dalam kebun-kebun itu kalian peroleh buah-buahan yang banyak dan sebagian dari buah-buahan itu kalian makan) di waktu musim panas dan musim dingin.

Ayat 20

وَشَجَرَةً تَخْرُجُ مِن طُورِ سَيْنَآءَ تَنۢبُتُ بِٱلدُّهْنِ وَصِبْغٍ لِّلْءَاكِلِينَ

dan pohon kayu keluar dari Thursina (pohon zaitun), yang menghasilkan minyak, dan pemakan makanan bagi orang-orang yang makan.

«و» أنشأنا «شجرةٌ تخرج من طور سيناء» جبل بكسر السين وفتحها ومنع الصرف للعلمية والتأنيث للبقعة «تُنبت» من الرباعي والثلاثي «بالدهن» الباء زائدة على الأول ومعدية على الثاني وهي شجرة الزيتون «وصبغ للآكلين» عطف على الدهن أي إدام يصبغ اللقمة بغمسها فيه وهو الزيت.

(Dan) Kami tumbuhkan pula (pohon kayu yang asal tumbuhnya dari Thursina) dapat dibaca Sina dan Saina dengan tidak menerima Tanwin karena menjadi 'Alamiyah, artinya nama sebuah bukit. Jika tidak menerima tanwin karena Illat Ta'nits, maka berarti nama suatu lembah (yang menghasilkan) dapat dibaca Tunbitu dan Tanbutu (minyak) bila menurut bacaan Tunbitu maka huruf Ba dianggap huruf Zaidah, bila menurut bacaan yang kedua yaitu Tanbutu maka huruf Ba dianggap sebagai huruf Ta'diyah yang menggandengkan Fi'il dengan Maf'ul; pohon yang dimaksud adalah pohon Zaitun (dan sebagai penyedap bagi orang-orang yang makan) lafal ini di'athafkan kepada lafal Bid Duhni, sehingga dibaca Wa Shibghin Lil Aakiliina. Artinya, sebagai penyedap suapan yang dicelupkan kepadanya kemudian dimakan, yang dimaksud adalah minyak Zaitun tersebut.