Surat Al-Mu’min Ayat 81 - 85 dengan Tafsir


Ayat 81

وَيُرِيكُمْ ءَايَٰتِهِۦ فَأَىَّ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ تُنكِرُونَ

«ويريكم آياته فأيَّ آيات الله» أي الدالة على وحدانيته «تنكرون» استفهام توبيخ، وتذكير أي أشهر من تأنيثه.

(Dan Dia memperlihatkan kepada kalian tanda-tanda-Nya; maka tanda-tanda Allah yang manakah) yakni tanda-tanda yang menunjukkan kepada keesaan-Nya (yang kalian ingkari?) Istifham atau kata tanya di sini mengandung makna cemoohan. Disebutkan lafal Ayyun dalam bentuk Mudzakkar adalah lebih terkenal daripada bentuk Ta'nitsnya.

Ayat 82

أَفَلَمْ يَسِيرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ فَيَنظُرُوا۟ كَيْفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۚ كَانُوٓا۟ أَكْثَرَ مِنْهُمْ وَأَشَدَّ قُوَّةً وَءَاثَارًا فِى ٱلْأَرْضِ فَمَآ أَغْنَىٰ عَنْهُم مَّا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ

«أفلم يسيروا في الأرض فينظروا كيف كان عاقبة الذين من قبلهم كانوا أكثر منهم وأشد قوَّةً وأثارا في الأرض» من مصانع وقصور «فما أغنى عنهم ما كانوا يكسبون».

(Maka apakah mereka tiada mengadakan perjalanan di muka bumi lalu memperhatikan betapa kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Adalah orang-orang yang sebelum mereka itu lebih hebat kekuatannya dan -lebih banyak- bekas-bekas mereka di muka bumi) seperti gedung-gedung dan bangunan-bangunan lainnya sebagai peninggalan mereka (maka apa yang mereka usahakan itu tidak dapat menolong mereka.)

Ayat 83

فَلَمَّا جَآءَتْهُمْ رُسُلُهُم بِٱلْبَيِّنَٰتِ فَرِحُوا۟ بِمَا عِندَهُم مِّنَ ٱلْعِلْمِ وَحَاقَ بِهِم مَّا كَانُوا۟ بِهِۦ يَسْتَهْزِءُونَ

«فلما جاءتهم رسلهم بالبينات» المعجزات الظاهرات «فرحوا» أي الكفار «بما عندهم» أي الرسل «من العلم» فرح استهزاء وضحك منكرين له «وحاق» نزل «بهم ما كانوا به يستهزءُون» أي العذاب.

(Maka tatkala datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa keterangan-keterangan) yakni mukjizat-mukjizat yang nyata (mereka merasa senang) orang-orang kafir itu (dengan apa yang ada pada mereka) yakni rasul-rasul itu (yaitu pengetahuan mereka) pengertian gembira di sini mengandung makna ejekan dan olok-olokan seraya ingkar kepada apa yang didatangkan oleh para rasul itu (dan menimpalah) maksudnya, turunlah (kepada mereka apa yang selalu mereka perolok-olokkan itu) yaitu, azab Allah yang selalu mereka ejek itu.

Ayat 84

فَلَمَّا رَأَوْا۟ بَأْسَنَا قَالُوٓا۟ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَحْدَهُۥ وَكَفَرْنَا بِمَا كُنَّا بِهِۦ مُشْرِكِينَ

«فلما رأوْا بأسنا» أي شدة عذابنا «قالوا آمنا بالله وحده وكفرنا بما كنا به مشركين».

(Maka tatkala mereka melihat azab Kami) yakni betapa kerasnya azab Kami (mereka berkata, "Kami beriman hanya kepada Allah saja, dan kami kafir kepada sesembahan-sesembahan yang telah kami mempersekutukannya dengan Allah.")

Ayat 85

فَلَمْ يَكُ يَنفَعُهُمْ إِيمَٰنُهُمْ لَمَّا رَأَوْا۟ بَأْسَنَا ۖ سُنَّتَ ٱللَّهِ ٱلَّتِى قَدْ خَلَتْ فِى عِبَادِهِۦ ۖ وَخَسِرَ هُنَالِكَ ٱلْكَٰفِرُونَ

«فلم يكُ ينفعهم إيمانهم لما رأوْا بأسنا سُنَّتَ الله» نصبه على المصدر بفعل مقدِّر من لفظه «التي قد خلت في عباده» في الأمم أن لا ينفعهم الإيمان وقت نزول العذاب «وخسر هنالك الكافرون» تبين خسرانهم لكل أحد وهم خاسرون في كل وقت قبل ذلك.

(Maka iman mereka tiada berguna bagi mereka tatkala mereka telah melihat siksa Kami. Itulah sunah Allah) dinashabkannya lafal Sunnatallaahi karena menjadi Mashdar dari Fi'il yang diperkirakan keberadaannya, dan Fi'il tersebut diambil dari lafalnya (yang telah berlaku terhadap hamba-hamba-Nya) yaitu pada semua umat, bahwasanya iman tiada gunanya apabila timbul di kala azab turun. (Dan di waktu itu merugilah orang-orang kafir) yakni jelaslah kerugian mereka; masing-masing di antara mereka mengalami kerugian yang nyata; dan memang sebelum itu pun mereka adalah orang-orang yang merugi.