Surat Al-Muddassir Ayat 31 - 40 dengan Tafsir
Ayat 31
وَمَا جَعَلْنَآ أَصْحَٰبَ ٱلنَّارِ إِلَّا مَلَٰٓئِكَةً ۙ وَمَا جَعَلْنَا عِدَّتَهُمْ إِلَّا فِتْنَةً لِّلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لِيَسْتَيْقِنَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ وَيَزْدَادَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِيمَٰنًا ۙ وَلَا يَرْتَابَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۙ وَلِيَقُولَ ٱلَّذِينَ فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ وَٱلْكَٰفِرُونَ مَاذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِهَٰذَا مَثَلًا ۚ كَذَٰلِكَ يُضِلُّ ٱللَّهُ مَن يَشَآءُ وَيَهْدِى مَن يَشَآءُ ۚ وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ ۚ وَمَا هِىَ إِلَّا ذِكْرَىٰ لِلْبَشَرِ
«وما جعلنا أصحاب النار إلا ملائكة» أي فلا يطاقون كما يتوهمون «وما جعلنا عدتهم» ذلك «إلا فتنة» ضلالا «للذين كفروا» بأن يقولوا لم كانوا تسعة عشر «ليستيقن» ليستبين «الذين أوتوا الكتاب» أي اليهود صدق النبي صلى الله عليه وسلم في كونهم تسعة عشر الموافق لما في كتابهم «ويزداد الذين آمنوا» من أهل الكتاب «إيمانا» تصديقا لموافقته ما أتي به النبي صلى الله عليه وسلم لما في كتابهم «ولا يرتاب الذين أُوتوا الكتاب والمؤمنون» من غيرهم في عدد الملائكة «وليقول الذين في قلوبهم مرض» شك بالمدينة «والكافرون» بمكة «ماذا أراد الله بهذا» العدد «مثلا» سموه لغرابته بذلك وأعرب حالا «كذلك» أي مثل إضلال منكر هذا العدد وهدى مصدقه «يضل الله من يشاء ويهدي من يشاء وما يعلم جنود ربك» أي الملائكة في قوتهم وأعوانهم «إلا هو وما هي» أي سقر «إلا ذكرى للبشر».
(Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan malaikat) yakni mereka tidak akan dapat dilawan, tidak sebagaimana yang diduga oleh orang-orang kafir (dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka) yang sembilan belas itu (melainkan untuk jadi cobaan) atau membawa kepada kesesatan (bagi orang-orang kafir) seumpamanya mereka mengatakan, mengapa jumlah malaikat-malaikat penjaga neraka itu hanya sembilan belas? (supaya menjadi yakin) menjadi tambah jelas (orang-orang yang diberi Alkitab) artinya, supaya orang-orang Yahudi yakin akan kebenaran Nabi saw. yang telah menyatakan bahwa jumlah mereka sembilan belas malaikat, dan ini sesuai dengan keterangan yang terdapat di dalam kitab mereka (dan supaya orang-orang yang beriman bertambah) yaitu, orang-orang yang beriman dari kalangan ahli kitab (imannya) kepercayaannya, karena apa yang dijelaskan oleh Nabi saw. itu sesuai dan cocok dengan keterangan yang terdapat di dalam Kitab mereka (dan supaya orang-orang yang diberi Alkitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu) yaitu orang-orang yang beriman bukan dari kalangan mereka; tentang bilangan malaikat-malaikat penjaga neraka itu (dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit) berupa keragu-raguan; mereka berada di Madinah (dan orang-orang kafir mengatakan) yaitu orang-orang kafir Mekah: ("Apakah yang dikehendaki Allah dengan hal ini) yakni bilangan ini (sebagai suatu perumpamaan?") mereka menamakannya sebagai perumpamaan, karena hal itu amat aneh didengar oleh mereka. Lafal Matsalan berkedudukan sebagai Haal atau kata keterangan keadaan. (Demikianlah) sebagaimana disesatkan-Nya orang yang tidak mempercayai bilangan ini, dan diberi-Nya petunjuk orang yang percaya kepada-Nya (Allah membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Rabbmu) yaitu malaikat-malaikat tentang kekuatan dan kemampuan mereka (melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada lain) neraka itu (hanyalah peringatan bagi manusia.)
Ayat 32
كَلَّا وَٱلْقَمَرِ
«كلا» استفتاح بمعنى ألا «والقمر».
(Ingatlah) lafal Kallaa pada ayat ini merupakan lafal yang mengandung makna Istiftah atau kata pembuka, artinya, ingatlah (demi bulan.)
Ayat 33
وَٱلَّيْلِ إِذْ أَدْبَرَ
«والليل إذا» بفتح الذال «دبر» جاء بعد النهار وفي قراءة إذ دبر بسكون الذال بعدها همزة، أي مضى.
(Dan malam ketika) dibaca Idzaa bukan Idz (datang) sesudah siang hari habis. Akan tetapi menurut suatu qiraat dibaca Adbara, yakni telah berlalu.
Ayat 34
وَٱلصُّبْحِ إِذَآ أَسْفَرَ
«والصبح إذا أسفر» ظهر.
(Dan subuh apabila mulai terang) mulai menampakkan sinarnya.
Ayat 35
إِنَّهَا لَإِحْدَى ٱلْكُبَرِ
«إنها» أي سقر «لإحدى الكبر» البلايا العظام.
(Sesungguhnya Saqar itu) neraka Saqar itu (adalah salah satu bencana yang amat besar) malapetaka yang paling besar.
Ayat 36
نَذِيرًا لِّلْبَشَرِ
«نذيرا» حال من إحدى وذكر لأنها بمعنى العذاب «للبشر».
(Sebagai ancaman) berkedudukan menjadi Haal dari lafal Ihdaa, disebutkan karena mengingat di dalamnya terkandung makna azab (bagi manusia.)
Ayat 37
لِمَن شَآءَ مِنكُمْ أَن يَتَقَدَّمَ أَوْ يَتَأَخَّرَ
«لمن شاء منكم» بدل من البشر «أن يتقدم» إلى الخير أو الجنة بالإيمان «أو يتأخر» إلى الشر أو النار بالكفر.
(Yaitu bagi siapa di antara kalian) lafal ayat ini berkedudukan sebagai Badal dari lafal Al-Basyar (yang berkehendak akan maju) kepada kebaikan atau surga dengan beriman (atau mundur) menuju kepada perbuatan dosa, atau neraka dengan melakukan kekafiran.
Ayat 38
كُلُّ نَفْسٍۭ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ
«كل نفس بما كسبت رهينة» مرهونة مأخوذة بعملها في النار.
(Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya) dia tergadaikan, yaitu diazab di dalam neraka disebabkan amal perbuatannya sendiri.
Ayat 39
إِلَّآ أَصْحَٰبَ ٱلْيَمِينِ
«إلا أصحاب اليمين» وهم المؤمنون فناجون منها كائنون.
(Kecuali golongan kanan) mereka adalah orang-orang yang beriman, mereka selamat dari siksa neraka, di mana mereka berada.
Ayat 40
فِى جَنَّٰتٍ يَتَسَآءَلُونَ
«في جنات يتساءلون» بينهم.
(Di dalam surga saling tanya-menanya) di antara sesama mereka.