Surat Al-Ma’arij Ayat 11 - 20 dengan Tafsir dan Terjemahannya


Ayat 11

يُبَصَّرُونَهُمْ ۚ يَوَدُّ ٱلْمُجْرِمُ لَوْ يَفْتَدِى مِنْ عَذَابِ يَوْمِئِذٍۭ بِبَنِيهِ

sedang mereka saling memandang. Orang kafir ingin kalau sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari azab hari itu dengan anak-anaknya,

«يبصرونهم» أي يبصر الأحماء بعضهم بعضا ويتعارفون ولا يتكلمون والجملة مستأنفة «يود المجرم» يتمنى الكافر «لو» بمعنى أن «يفتدي من عذاب يومئذ» بكسر الميم وفتحها «ببنيه».

(Sedangkan mereka saling melihat) sebagian teman-teman akrab itu saling melihat kepada sebagian yang lain, dan mereka saling mengenal antara yang satu dengan yang lainnya akan tetapi mereka tiada berkata barang sepatah pun. Jumlah ayat ini merupakan kalimat baru atau jumlah isti'naf. (Orang kafir ingin) ia berharap (kalau sekiranya) lafal lau di sini bermakna an, yakni bahwasanya (dia dapat menebus dirinya dari azab hari itu) dapat dibaca yaumi'idzin dan yauma'idzin (dengan anak-anaknya.)

Ayat 12

وَصَٰحِبَتِهِۦ وَأَخِيهِ

dan isterinya dan saudaranya,

«وصاحبته» زوجته «وأخيه».

(Dan istrinya) atau teman hidupnya (dan saudaranya.)

Ayat 13

وَفَصِيلَتِهِ ٱلَّتِى تُـْٔوِيهِ

dan kaum familinya yang melindunginya (di dunia).

«وفصيلته» عشيرته لفصله منها «التي تؤويه» تضمه.

(Dan kaum familinya) atau famili-familinya, mereka dinamakan fashiilah karena orang yang bersangkutan terpisah hubungannya dengan mereka (yang melindunginya) yang pernah mengasuhnya.

Ayat 14

وَمَن فِى ٱلْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ يُنجِيهِ

Dan orang-orang di atas bumi seluruhnya kemudian (mengharapkan) tebusan itu dapat menyelamatkannya.

«ومن في الأرض جميعا ثم ينجيه» ذلك الافتداء عطف على يفتدي.

(Dan orang-orang di atas bumi seluruhnya, kemudian mengharapkan tebusan itu dapat menyelamatkannya) dapat membebaskannya dari azab itu. Lafal ayat ini diathafkan kepada lafal yaftadii.

Ayat 15

كَلَّآ ۖ إِنَّهَا لَظَىٰ

Sekali-kali tidak dapat, sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergolak,

«كلا» رد لما يوده «إنها» أي النار «لظى» اسم لجهنم لأنها تتلظى، أي تتلهب على الكفار.

(Sekali-kali tidak dapat) lafal ini merupakan sanggahan terhadap apa yang dia harapkan itu (sesungguhnya neraka ini) neraka yang mereka saksikan itu (adalah api yang bergejolak) lafal lazhaa adalah nama lain dari neraka Jahanam, dinamakan demikian karena apinya bergejolak membakar orang-orang kafir.

Ayat 16

نَزَّاعَةً لِّلشَّوَىٰ

yang mengelupas kulit kepala,

«نزاعة للشوى» جمع شواة وهي جلدة الرأس.

(Yang mengelupaskan kulit kepala) asy-syawaa bentuk jamak dari lafal syawaatun, artinya kulit kepala.

Ayat 17

تَدْعُوا۟ مَنْ أَدْبَرَ وَتَوَلَّىٰ

yang memanggil orang yang membelakang dan yang berpaling (dari agama),

«تدعو من أدبر وتولى» عن الإيمان بأن تقول: إليَّ إليَّ.

(Yang memanggil orang yang membelakang dan yang berpaling) dari iman; sebab neraka Jahanam itu mengatakan kepada mereka kemarilah, kemarilah.

Ayat 18

وَجَمَعَ فَأَوْعَىٰٓ

serta mengumpulkan (harta benda) lalu menyimpannya.

«وجمع» المال «فأوعي» أمسكه في وعائه ولم يؤد حق الله منه.

(Serta mengumpulkan) harta (lalu menyimpannya) menaruhnya di dalam peti simpanan dan tidak menunaikan hak Allah yang ada pada harta bendanya itu.

Ayat 19

۞ إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ خُلِقَ هَلُوعًا

Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.

«إن الإنسان خلق هلوعا» حال مقدرة وتفسيره.

(Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh-kesah) lafal haluu`an merupakan hal atau kata keterangan keadaan dari lafal yang tidak disebutkan, dan sekaligus sebagai penafsirnya.

Ayat 20

إِذَا مَسَّهُ ٱلشَّرُّ جَزُوعًا

Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah,

«إذا مسه الشر جزوعا» وقت مس الشر.

(Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah) atau sewaktu ia ditimpa keburukan berkeluh kesah.