Surat Ya Sin Ayat 11 - 20 dengan Tafsir


Ayat 11

إِنَّمَا تُنذِرُ مَنِ ٱتَّبَعَ ٱلذِّكْرَ وَخَشِىَ ٱلرَّحْمَٰنَ بِٱلْغَيْبِ ۖ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَأَجْرٍ كَرِيمٍ

«إنما تنذر» ينفع إنذارك «من أتَّبع الذكر» القرآن «وخشي الرحمن بالغيب» خافه ولم يره «فبشّره بمغفرة وأجر كريم» هو الجنة.

(Sesungguhnya Kamu hanya dapat memperingati) yakni akan dapat mengambil manfaat dari peringatanmu (orang yang mau mengikuti peringatan) petunjuk Alquran (dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun Dia tidak melihat-Nya) yakni ia tetap takut kepada-Nya sekalipun ia tidak melihat-Nya. (Maka berilah ia kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia) yaitu mendapat surga.

Ayat 12

إِنَّا نَحْنُ نُحْىِ ٱلْمَوْتَىٰ وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا۟ وَءَاثَٰرَهُمْ ۚ وَكُلَّ شَىْءٍ أَحْصَيْنَٰهُ فِىٓ إِمَامٍ مُّبِينٍ

«إنا نحن نحي الموتى» للبعث «ونكتب» في اللوح المحفوظ «ما قدَّموا» في حياتهم من خير وشر ليجازوا عليه «وآثارهم» ما استنَّ به بعدهم «وكل شيء» نصبه بفعل يفسره «أحصيناه» ضبطناه «في إمام مبين» كتاب بيّن، هو اللوح المحفوظ.

(Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati) yakni menghidupkannya kembali (dan Kami menuliskan) di Lohmahfuz (apa yang telah mereka kerjakan) selama hidup di dunia berupa kebaikan dan keburukan, lalu Kami membalasnya kepada mereka (dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan) hal-hal yang dijadikan panutan dari perbuatan mereka sesudah mereka tiada (serta segala sesuatu) dinashabkannya lafal Kulla oleh pengaruh Fiil atau kata kerja yang menjelaskannya, yaitu kalimat berikutnya (Kami catat) Kami kumpulkan satu persatu secara mendetail (di dalam kitab induk yang nyata) yaitu di Lohmahfuz.

Ayat 13

وَٱضْرِبْ لَهُم مَّثَلًا أَصْحَٰبَ ٱلْقَرْيَةِ إِذْ جَآءَهَا ٱلْمُرْسَلُونَ

«واضرب» اجعل «لهم مثلا» مفعول أول «أصحاب» مفعول ثان «القرية» أنطاكية «إذ جاءها» إلى آخره بدل اشتمال من أصحاب القرية «المرسلون» أي رسل عيسى.

(Dan buatlah) adakanlah (buat mereka suatu perumpamaan) lafal Matsalan adalah Maf'ul Awal (yaitu penduduk) lafal Ashhaaba ini menjadi Maf'ul yang kedua (suatu negeri) yaitu kota Inthakiah (ketika datang kepada mereka) lafal ayat ini sampai akhir ayat berkedudukan menjadi Badal Isytimal dari lafal Ashhaabal Qaryah (utusan-utusan) utusan-utusan Nabi Isa.

Ayat 14

إِذْ أَرْسَلْنَآ إِلَيْهِمُ ٱثْنَيْنِ فَكَذَّبُوهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوٓا۟ إِنَّآ إِلَيْكُم مُّرْسَلُونَ

«إذْ أرسلنا إليهم اثنين فكذبوهما» إلى آخره بدل من إذ الأولى «فعَزَزْنا» بالتخفيف والتشديد: قوَّينا الاثنين «بثالث فقالوا إنا إليكم مرسلون».

(Yaitu ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya) ayat ini seluruhnya berkedudukan sebagai Badal dari lafal Idz yang pertama (kemudian Kami kuatkan) kedua utusan itu; lafal ayat ini dapat dibaca Takhfif sehingga bunyinya menjadi Fa'azaznaa dapat pula dibaca Tasydid, sehingga bunyinya menjadi Fa'azzaznaa (dengan -utusan- yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata, "Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepada kalian.")

Ayat 15

قَالُوا۟ مَآ أَنتُمْ إِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَا وَمَآ أَنزَلَ ٱلرَّحْمَٰنُ مِن شَىْءٍ إِنْ أَنتُمْ إِلَّا تَكْذِبُونَ

«قالوا ما أنتم إلا بشر مثلنا وما أنزل الرحمن من شيء إن» ما «أنتم إلا تكذبون».

(Mereka menjawab, "Kalian tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan Allah Yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatu pun. Tidak lain) (kalian hanyalah pendusta belaka.")

Ayat 16

قَالُوا۟ رَبُّنَا يَعْلَمُ إِنَّآ إِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُونَ

«قالوا ربنا يعلم» جار مجرى القسم، وزيد التأكيد به وباللام على ما قبله لزيادة الإنكار في «إنا إليكم لمرسلون».

(Mereka berkata, "Rabb kami mengetahui) kalimat ayat ini mengandung makna qasam, kemudian pengukuhannya ditambah dengan adanya huruf Lam pada lafal Lamursaluuna, sebagai sanggahan terhadap perkataan mereka (bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepada kalian.)

Ayat 17

وَمَا عَلَيْنَآ إِلَّا ٱلْبَلَٰغُ ٱلْمُبِينُ

«وما علينا إلا البلاغ المبين» التبليغ المبين الظاهر بالأدلة الواضحة وهي إبراء الأكمه والأبرص والمريض وإحياء الميت.

(Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan -perintah Allah- dengan jelas") menyampaikan yang jelas dan gamblang melalui mukjizat-mukjizat yang terang, yaitu dapat menyembuhkan orang buta, yang berpenyakit supak, dan dapat menghidupkan orang mati.

Ayat 18

قَالُوٓا۟ إِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْ ۖ لَئِن لَّمْ تَنتَهُوا۟ لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُم مِّنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ

«قالوا إنا تطيرنا» تشاءَمنا «بكم» لانقطاع المطر عنا بسببكم «لئن» لام قسم «لم تنتهوا لنرجمنكم» بالحجارة «وليمسنكم منا عذاب أليم» مؤلم.

(Mereka menjawab, "Sesungguhnya kami bernasib malang) mengalami kesialan (karena kalian) kami mengalami kekeringan dan tidak pernah turun hujan sebab ada kalian (sesungguhnya jika) huruf Lam di sini bermakna qasam (kalian tidak berhenti -menyeru kami-, niscaya kami akan merajam kalian) dengan batu-batu (dan kalian pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami.") siksa yang menyakitkan.

Ayat 19

قَالُوا۟ طَٰٓئِرُكُم مَّعَكُمْ ۚ أَئِن ذُكِّرْتُم ۚ بَلْ أَنتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُونَ

«قالوا طائركم» شؤمكم «معكم» بكفركم «أإن» همزة استفهام دخلت على إن الشرطية وفى همزتها التحقيق والتسهيل وإدخال ألف بينها بوجهيها وبين الأخرى «ذكرتم» وعظتم وخوِّفتم، وجواب الشرط محذوف، أي تطيرتم وكفرتم وهو محل الاستفهام، والمراد به التوبيخ «بل أنتم قوم مسرفون» متجاوزون الحدَّ بشرككم.

(Utusan-utusan itu berkata, "Kemalangan kalian) yakni kesialan kalian itu (adalah karena kalian sendiri") disebabkan ulah kalian sendiri karena kafir. (Apakah jika) Hamzah Istifham digabungkan dengan In Syarthiyah, keduanya dapat dibaca Tahqiq, dan dapat pula dibaca Tas-hil (kalian diberi peringatan) yakni diberi nasihat dan peringatan; jawab Syarath tidak disebutkan. Lengkapnya ialah apakah jika kalian diberi peringatan lalu kalian bernasib sial karenanya lalu kalian kafir? Pengertian terakhir inilah objek daripada Istifham atau kata tanya. Makna yang dimaksud adalah sebagai cemoohan terhadap mereka. (Sebenarnya kalian adalah kaum yang melampaui batas) karena kemusyrikan kalian.

Ayat 20

وَجَآءَ مِنْ أَقْصَا ٱلْمَدِينَةِ رَجُلٌ يَسْعَىٰ قَالَ يَٰقَوْمِ ٱتَّبِعُوا۟ ٱلْمُرْسَلِينَ

«وجاء من أقصا المدينة رجل» هو حبيب النجار كان قد آمن بالرسل ومنزله بأقصى البلد «يسعى» يشتد عدوا لما سمع بتكذيب القوم الرسلَ «قال يا قوم اتبعوا المرسلين».

(Dan datanglah dari ujung kota seorang laki-laki) Habib An Najjar atau Habib si tukang kayu; dia telah beriman kepada utusan-utusan Nabi Isa, dan tempat tinggalnya berada di ujung kota Inthakiyah (dengan bergegas-gegas) lari dengan cepat, tatkala ia mendengar berita bahwa kaumnya mendustakan utusan-utusan itu (ia berkata, "Hai kaumku! Ikutilah utusan-utusan itu.)