Surat Sad Ayat 1 - 10 dengan Tafsir


Ayat 1

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ صٓ ۚ وَٱلْقُرْءَانِ ذِى ٱلذِّكْرِ

«ص» الله أعلم بمراده به «والقرآن ذي الذكر» أي البيان أو الشرف، وجواب هذا القسم محذوف: أي ما الأمر كما قال كفار مكة من تعدد الآلهة.

(Shaad) hanya Allahlah yang mengetahui artinya (demi Alquran yang mempunyai keagungan) yakni penjelasan atau kemuliaan. Jawab dari qasamnya tidak disebutkan, yaitu, bahwa perkaranya tidak seperti apa yang dikatakan oleh orang-orang kafir Mekah, tuhan itu bermacam-macam.

Ayat 2

بَلِ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ فِى عِزَّةٍ وَشِقَاقٍ

«بل الذين كفروا» من أهل مكة «في عزة» حمية وتكبر عن الإيمان «وشقاق» خلاف وعداوة للنبي صلى الله عليه وسلم.

(Sebenarnya orang-orang kafir itu) yakni penduduk Mekah yang kafir (berada dalam kesombongan) hamiyyah dan takabbur tidak mau beriman (dan permusuhan yang sengit) selalu menentang dan memusuhi Nabi saw.

Ayat 3

كَمْ أَهْلَكْنَا مِن قَبْلِهِم مِّن قَرْنٍ فَنَادَوا۟ وَّلَاتَ حِينَ مَنَاصٍ

«كم» أي كثيرا «أهلكنا من قبلهم من قرنِ» أي أمة من الأمم الماضية «فنادوْا» حين نزول العذاب بهم «ولاتَ حين مناص» أي ليس حين فرار والتاء زائدة، والجملة حال من فاعل نادوا، أي استغاثوا، والحال أن لا مهرب ولا منجى وما اعتبر بهم كفار مكة.

(Berapa banyak) sudah berapa banyak (umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan) yaitu dari kalangan umat-umat yang terdahulu, (lalu mereka meminta tolong) sewaktu azab menimpa mereka (padahal waktu itu bukanlah saat untuk lari melepaskan diri) artinya, untuk melarikan diri dari azab, karena segalanya sudah terlambat. Huruf Ta pada lafal Laata merupakan huruf Zaidah, dan jumlah kalimat ayat ini berkedudukan menjadi Hal atau kata keterangan keadaan dari Fa'ilnya lafal Naadau. Maksudnya, mereka meminta tolong padahal sudah tidak ada lagi jalan untuk melarikan diri, dan pula tidak ada lagi jalan untuk selamat dari azab. Akan tetapi penduduk Mekah yang kafir tidaklah mengambil pelajaran dari mereka yang telah dibinasakan itu.

Ayat 4

وَعَجِبُوٓا۟ أَن جَآءَهُم مُّنذِرٌ مِّنْهُمْ ۖ وَقَالَ ٱلْكَٰفِرُونَ هَٰذَا سَٰحِرٌ كَذَّابٌ

«وعجبوا أن جاءهم منذر منهم» رسول من أنفسهم ينذرهم ويخوفهم النار بعد البعث وهو النبي * صلى الله عليه وسلم «وقال الكافرون» فيه وضع الظاهر موضع المضمر «هذا ساحر كذاب».

(Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan dari kalangan mereka sendiri) yakni seorang Rasul dari kalangan mereka yang memberi peringatan dan mempertakuti mereka dengan azab neraka sesudah dibangkitkan nanti. Orang yang dimaksud adalah Nabi saw. (dan orang-orang kafir berkata,) di dalam ungkapan ini Isim Zhahir menduduki tempat Isim Mudhmar ("Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta.)

Ayat 5

أَجَعَلَ ٱلْءَالِهَةَ إِلَٰهًا وَٰحِدًا ۖ إِنَّ هَٰذَا لَشَىْءٌ عُجَابٌ

«أجعل الآلهة إلها واحدا» حيث قال لهم قولوا: لا إله إلا الله، أي كيف يسع الخلق كلهم إله واحد «إن هذا لشيء عجاب» أي عجيب.

(Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan yang satu saja?") demikian itu karena Nabi saw. pernah bersabda kepada mereka, "Katakanlah, 'Laa Ilaaha Illallaah', artinya tiada Tuhan selain Allah. Mereka menjawab, 'Mana mungkin makhluk yang sedemikian banyak itu, semuanya dapat ditangani oleh Tuhan Yang Satu itu.' (Sesungguhnya itu benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan") sangat aneh.

Ayat 6

وَٱنطَلَقَ ٱلْمَلَأُ مِنْهُمْ أَنِ ٱمْشُوا۟ وَٱصْبِرُوا۟ عَلَىٰٓ ءَالِهَتِكُمْ ۖ إِنَّ هَٰذَا لَشَىْءٌ يُرَادُ

«وانطلق الملأ منهم» من مجلس اجتماعهم عند أبي طالب وسماعهم فيه من النبي صلى الله عليه وسلم قولوا: لا إله إلا الله «أن امشوا» يقول بعضهم لبعض امشوا «واصبروا على آلهتكم» اثبتوا على عبادتها «إن هذا» المذكور من التوحيد «لشيء يراد» منا.

(Dan pergilah pemimpin-pemimpin mereka) dari majelis tempat mereka berkumpul, yaitu tempat Abu Thalib; di tempat itulah mereka mendengar dari Nabi saw. yang mengatakan, "Katakanlah oleh kalian, 'Laa Ilaaha Illallaah', artinya tiada Tuhan selain Allah (seraya mengatakan, 'Pergilah kalian') maksudnya, sebagian dari mereka berkata kepada sebagian yang lain 'pergilah kalian' (dan tetaplah menyembah tuhan-tuhan kalian) artinya bertahanlah kalian di dalam menyembah tuhan-tuhan kalian itu (sesungguhnya ini) ajaran tauhid yang disampaikan Nabi itu (benar-benar suatu hal yang dikehendaki") olehnya supaya kita melakukannya.

Ayat 7

مَا سَمِعْنَا بِهَٰذَا فِى ٱلْمِلَّةِ ٱلْءَاخِرَةِ إِنْ هَٰذَآ إِلَّا ٱخْتِلَٰقٌ

«ما سمعنا بهذا في الملة الآخرة» أي ملة عيسى «إن» ما «هذا إلا اختلاق» كذب.

(Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir) maksudnya, agama Nabi Isa. (Tiada lain) tidak lain (ini hanyalah dusta yang diada-adakan) hal yang dibuat-buat saja.

Ayat 8

أَءُنزِلَ عَلَيْهِ ٱلذِّكْرُ مِنۢ بَيْنِنَا ۚ بَلْ هُمْ فِى شَكٍّ مِّن ذِكْرِى ۖ بَل لَّمَّا يَذُوقُوا۟ عَذَابِ

«أَأُنزل» بتحقيق الهمزتين وتسهيل الثانية، وإدخال ألف بينهما على الوجهين وتركه «عليه» على محمد «الذكر» أي القرآن «من بيننا» وليس بأكبرنا ولا أشرفنا: أي لم ينزل عليه، قال تعالى: «بل هم في شك من ذكري» وحْيي أي القرآن حيث كذبوا الجائي به «بل لما» لم «يذوقوا عذاب» ولو ذاقوه لصدقوا النبي صلى الله عليه وسلم فيما جاء به ولا ينفعهم التصديق حينئذ.

(Mengapa telah diturunkan) dapat dibaca Tahqiq dapat pula dibaca Tas-hil (kepadanya) kepada Muhammad (peringatan) yakni kitab Alquran (di antara kita?) bukan diturunkan kepada orang yang tertua di antara kita atau orang yang paling terhormat di antara kita. Maksudnya, mengapa Alquran itu tidak diturunkan kepada orang yang paling tua atau orang yang paling terhormat di antara mereka. Lalu Allah berfirman, ("Sebenarnya mereka ragu terhadap Alquran-Ku) atau ragu terhadap wahyu-Ku, yaitu Alquran, karena mereka mendustakan rasul yang mendatangkannya (dan sebenarnya belumlah) artinya, belum lagi (mereka merasakan azab-Ku") seandainya mereka telah merasakannya niscaya mereka mau beriman kepada Nabi saw. tentang apa yang disampaikan olehnya dari sisi-Ku. Akan tetapi pada saat itu, yakni saat mereka merasakan azab-Ku, tidak ada gunanya lagi iman.

Ayat 9

أَمْ عِندَهُمْ خَزَآئِنُ رَحْمَةِ رَبِّكَ ٱلْعَزِيزِ ٱلْوَهَّابِ

«أم عندهم خزائن رحمة ربك العزيز» الغالب «الوهاب» من النبوَّة وغيرها فيعطونها من شاءوا.

(Atau apakah mereka itu mempunyai perbendaharaan rahmat Rabbmu Yang Maha Perkasa) yakni Maha Menang (lagi Maha Pemberi?) termasuk derajat kenabian dan hal-hal lainnya, karenanya mereka dapat memberikannya kepada siapa yang mereka kehendaki.

Ayat 10

أَمْ لَهُم مُّلْكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا ۖ فَلْيَرْتَقُوا۟ فِى ٱلْأَسْبَٰبِ

«أم لهم ملك السماوات والأرض وما بينهما» إن زعموا ذلك «فليرتقوا في الأسباب» الموصلة إلى السماء فيأتوا بالوحي فيخصوا به من شاءوا، وأمْ في الموضعين بمعنى همزة الإنكار.

(Atau apakah bagi mereka kerajaan langit dan bumi dan yang ada di antara keduanya?) jika mereka menduga hal tersebut (maka hendaklah mereka menaiki tangga-tangga) yang dapat mengantarkan mereka ke langit, lalu mereka mengambil wahyu dan mendatangkannya, kemudian mereka memberikannya secara khusus kepada orang-orang yang mereka kehendaki. Istifham atau kata tanya pada kedua tempat itu mengandung makna ingkar.