Surat At-Tin Ayat 1 - 8 dengan Tafsir dan Terjemahannya


Ayat 1

بِّسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ وَٱلتِّينِ وَٱلزَّيْتُونِ

Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun,

«والتين والزيتون» أي المأكولين أو جبلين بالشام ينبتان المأكولين.

(Demi Tin dan Zaitun) keduanya adalah nama buah, atau dapat juga keduanya diartikan nama dua buah gunung yang menumbuhkan kedua buah tersebut.

Ayat 2

وَطُورِ سِينِينَ

dan demi bukit Sinai,

«وطور سينين» الجبل الذي كلم الله تعالى عليه موسى ومعنى سينين المبارك أو الحسن بالأشجار المثمرة.

(Dan demi bukit Sinai) nama sebuah bukit tempat sewaktu Allah swt. berfirman kepada Nabi Musa. Arti lafal Siiniina ialah yang diberkahi atau yang baik karena memiliki banyak pohon yang menghasilkan buah.

Ayat 3

وَهَٰذَا ٱلْبَلَدِ ٱلْأَمِينِ

dan demi kota (Mekah) ini yang aman,

«وهذا البلد الأمين» مكة لأمن الناس فيها جاهلية وإسلاما.

(Dan demi kota ini yang aman) yaitu kota Mekah, dinamakan kota aman karena orang-orang yang tinggal di dalamnya merasa aman, baik pada zaman jahiliah maupun di zaman Islam.

Ayat 4

لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.

«لقد خلقنا الإنسان» الجنس «في أحسن تقويم» تعديل لصورته.

(Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia) artinya semua manusia (dalam bentuk yang sebaik-baiknya) artinya baik bentuk atau pun penampilannya amatlah baik.

Ayat 5

ثُمَّ رَدَدْنَٰهُ أَسْفَلَ سَٰفِلِينَ

Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),

«ثم رددناه» في بعض أفراده «أسفل سافلين» كناية عن الهرم والضعف فينقص عمل المؤمن عن زمن الشباب ويكون له أجره بقوله تعالى:

(Kemudian Kami kembalikan dia) maksudnya sebagian di antara mereka (ke tempat yang serendah-rendahnya) ungkapan ini merupakan kata kiasan bagi masa tua, karena jika usia telah lanjut kekuatan pun sudah mulai melemah dan pikun. Dengan demikian ia akan berkurang dalam beramal, berbeda dengan sewaktu masih muda; sekalipun demikian dalam hal mendapat pahala ia akan mendapat imbalan yang sama sebagaimana sewaktu ia beramal di kala masih muda, hal ini diungkapkan dalam firman selanjutnya, yaitu:

Ayat 6

إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ

kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.

(إلا) لكن (الذين آمنوا وعملوا الصالحات فلهم أجر غير ممنون) مقطوع وفي الحديث: "" إذا بلغ المؤمن من الكبر ما يعجزه عن العمل كتب له ما كان يعمل "".

(Kecuali) melainkan (orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya) atau pahala yang tak pernah terputus. Di dalam sebuah hadis telah disebutkan, bahwa apabila orang mukmin mencapai usia tua hingga ia tidak mampu lagi untuk mengerjakan amal kebaikan, maka dituliskan baginya pahala amal kebaikan yang biasa ia kerjakan di masa mudanya dahulu.

Ayat 7

فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِٱلدِّينِ

Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu?

«فما يكذبك» أيها الكافر «بعد» بعد ما ذكر من خلق الإنسان في أحسن صورة ثم رده إلى أرذل العمر الدال على القدرة على البعث «بالدين» بالجزاء المسبوق بالبعث والحساب، أي ما يجعلك مكذبا بذلك ولا جاعل له.

(Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan) hai orang kafir (sesudah itu) yakni sesudah hal-hal yang telah disebutkan tadi, yaitu mengenai penciptaan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, kemudian dijadikan-Nya tua dan pikun, yang hal ini menunjukkan kepada kekuasaan-Nya untuk membangkitkan makhluk hidup kembali (hari pembalasan) yang terlebih dahulu diawali dengan hari kebangkitan lalu perhitungan amal perbuatan. Maksudnya apakah gerangan yang mendorongmu mendustakan hal tersebut? Tentu saja tidak ada yang mendorongnya untuk mendustakan hal tersebut selain dirinya sendiri.

Ayat 8

أَلَيْسَ ٱللَّهُ بِأَحْكَمِ ٱلْحَٰكِمِينَ

Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?

(أليس الله بأحكم الحاكمين) هو أقضى القاضين وحكمه بالجزاء من ذلك وفي الحديث: "" من قرأ والتين إلى آخرها فليقل: بلى وأنا على ذلك من الشاهدين "".

(Bukankah Allah hakim yang seadil-adilnya?) artinya Dia adalah hakim yang paling adil di antara hakim-hakim yang adil lainnya, dan keputusan-Nya berdasarkan sifat tersebut. Di dalam sebuah hadis disebutkan, "Barang siapa membaca surah At-Tiin hingga akhir surah, maka hendaknya sesudah itu ia menjawab, 'Balaa Wa Anaa 'Alaa Dzaalika Minasy Syaahidiina/tentu saja kami termasuk orang-orang yang menyaksikan akan hal tersebut.'"