Surat As-Saffat Ayat 51 - 60 dengan Tafsir


Ayat 51

قَالَ قَآئِلٌ مِّنْهُمْ إِنِّى كَانَ لِى قَرِينٌ

«قال قائل منهم إني كان لي قرين» صاحب ينكر البعث.

(Berkatalah salah seorang di antara mereka, "Sesungguhnya aku dahulu di dunia mempunyai seorang teman) yakni teman yang ingkar kepada adanya hari berbangkit.

Ayat 52

يَقُولُ أَءِنَّكَ لَمِنَ ٱلْمُصَدِّقِينَ

«يقول» لي تبكيتا «أئنك لمن المصدقين» بالبعث.

(Yang berkata,) kepadaku dengan nada yang mengejek, ('Apakah kamu sungguh-sungguh termasuk orang-orang yang membenarkan) adanya hari berbangkit?

Ayat 53

أَءِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَعِظَٰمًا أَءِنَّا لَمَدِينُونَ

«أئذا متنا وكنا ترابا وعظاما أئنا» في الهمزتين في الثلاثة مواضع ما تقدم «لمدينون» مجزيون ومحاسبون؟ أنكر ذلك أيضا.

(Apakah apabila kita telah mati dan kita telah menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah sesungguhnya kita) kedua huruf Hamzah pada ketiga tempat yang disebutkan di atas, yaitu A-innaka, A-idzaa dan A-innaa boleh dibaca Tahqiq dan boleh pula dibaca Tas-hil (benar-benar akan dibangkitkan untuk diberi pembalasan?') maksudnya akan dibalas dan dihisab? Ia ternyata ingkar kepada hal tersebut.

Ayat 54

قَالَ هَلْ أَنتُم مُّطَّلِعُونَ

«قال» ذلك القائل لإخوانه: «هل أنتم مطلعون» معي إلى النار لننظر حاله؟ فيقولون: لا.

(Berkata pulalah ia) yaitu penghuni surga yang mengatakan demikian kepada temannya ('Maukah kamu melihat keadaan temanku itu?'") maksudnya bersama-sama untuk melihat apa yang dialami temannya di dalam neraka? Temannya menjawab, "Tidak mau."

Ayat 55

فَٱطَّلَعَ فَرَءَاهُ فِى سَوَآءِ ٱلْجَحِيمِ

«فاطلع» ذلك القائلون من بعض كوى الجنة «فرآه» أي رأى قرينه «في سواء الجحيم» في وسط النار.

(Maka ia meninjaunya) yakni orang yang mengatakan demikian itu dari sebagian jendela surga (lalu ia melihat temannya itu) yaitu temannya yang ingkar kepada adanya hari berbangkit itu (di tengah-tengah neraka menyala-nyala) berada di tengah-tengah neraka Jahim.

Ayat 56

قَالَ تَٱللَّهِ إِن كِدتَّ لَتُرْدِينِ

«قال» له تشميتا «تالله إن» مخففة من الثقيلة «كدت» قاربت «لتردين» لتهلكني بإغوائك.

(Ia berkata pula) dengan nada mengejek, ("Demi Allah, sesungguhnya) lafal In di sini adalah bentuk Takhfif dari Inna (kamu benar-benar hampir) kamu hampir saja (mencelakakanku) membinasakan aku melalui penyesatanmu itu.

Ayat 57

وَلَوْلَا نِعْمَةُ رَبِّى لَكُنتُ مِنَ ٱلْمُحْضَرِينَ

«ولو لا نعمة ربي» عليَّ بالإيمان «لكنت من المحضرين» معك في النار وتقول أهل الجنة.

(Jika tidak karena nikmat Rabbku) atas diriku yaitu berupa iman (pastilah aku termasuk orang-orang yang diseret) bersamamu ke dalam neraka. Dan penduduk surga berkata,

Ayat 58

أَفَمَا نَحْنُ بِمَيِّتِينَ

«أفما نحن بميتين».

(Maka apakah kita tidak akan mati.)

Ayat 59

إِلَّا مَوْتَتَنَا ٱلْأُولَىٰ وَمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِينَ

«إلا موتتنا الأولى» أي التي في الدنيا «وما نحن بمعذبين» هو استفهام تلذذ وتحدُّث بنعمة الله تعالى من تأبيد الحياة وعدم التعذيب.

(Melainkan hanya kematian kita yang pertama) yakni kematian kita di dunia (dan kita tidak akan disiksa di akhirat ini?") Istifham atau kata tanya di sini mengandung makna menetapkan kenikmatan yang mereka rasakan dan sebagai ungkapan rasa syukur mereka atas nikmat yang telah dilimpahkan Allah kepada diri mereka, yaitu mereka dijadikan hidup abadi dengan penuh kenikmatan dan tidak disiksa untuk selama-lamanya.

Ayat 60

إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ

«إن هذا» الذي ذكرت لأهل الجنة «لهو الفوز العظيم».

(Sesungguhnya ini) yakni apa yang Aku jelaskan mengenai keadaan penduduk surga (benar-benar kemenangan yang besar.)