Surat As-Saffat Ayat 1 - 10 dengan Tafsir
Ayat 1
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ وَٱلصَّٰٓفَّٰتِ صَفًّا
«والصافات صفّا» الملائكة تصف نفوسها في العبادة أو أجنحتها في الهواء تنتظر ما تؤمر به.
(Demi yang bersaf-saf dengan sebenar-benarnya) yaitu para malaikat yang berbaris membentuk saf-saf dalam menyembah Allah, atau para malaikat yang sayap-sayapnya bersaf-saf membentuk barisan di udara sambil menunggu apa yang diperintahkan kepada mereka.
Ayat 2
فَٱلزَّٰجِرَٰتِ زَجْرًا
«فالزاجرات زجرا» الملائكة تزجر السحاب أي تسوقه.
(Dan demi rombongan yang menggiring dengan sebenar-benarnya) demi para malaikat yang menggiring atau mengarak awan.
Ayat 3
فَٱلتَّٰلِيَٰتِ ذِكْرًا
«فالتاليات» أي قراء القرآن يتلونه «ذكرا» مصدر من معنى التاليات.
(Dan demi rombongan yang membacakan) maksudnya para pembaca Alquran yang sedang membacakannya sebagai (peringatan) lafal Dzikran menjadi Mashdar dari makna Fi'il At-Taaliyaat. Maksudnya, demi para qari yang membacakan peringatan atau Alquran.
Ayat 4
إِنَّ إِلَٰهَكُمْ لَوَٰحِدٌ
«إن إلهكم» يا أهل مكة «لواحد».
(Sesungguhnya Tuhan kalian) hai penduduk Mekah (benar-benar Esa.)
Ayat 5
رَّبُّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَرَبُّ ٱلْمَشَٰرِقِ
«ربُّ السماوات والأرض وما بينهما وربُّ المشارق» أي والمغارب للشمس، لها كل يوم مشرق ومغرب.
(Tuhan langit dan bumi dan apa yang berada di antara keduanya dan Tuhan tempat-tempat terbit matahari) dan tempat-tempat terbenamnya pada setiap harinya, yaitu arah Timur dan arah Barat.
Ayat 6
إِنَّا زَيَّنَّا ٱلسَّمَآءَ ٱلدُّنْيَا بِزِينَةٍ ٱلْكَوَاكِبِ
«إنَّا زينا السماء الدنيا بزينة الكواكب» أي بضوئها أو بها، والإضافة للبيان كقراءة تنوين زينة المبينة بالكواكب.
(Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang) dengan cahayanya, atau hiasan itu berupa bintang-bintang itu sendiri. Pengertian Idhafah di sini mengandung makna bayan atau menjelaskan, perihalnya sama dengan makna qiraat yang menanwinkannya.
Ayat 7
وَحِفْظًا مِّن كُلِّ شَيْطَٰنٍ مَّارِدٍ
«وحفظا» منصوب بفعل مقدر: أي حفظناها بالشهب «من كل» متعلق بالمقدر «شيطان مارد» عاتٍ خارج عن الطاعة.
(Dan sebagai pemelihara) lafal Hifzhan dinashabkan oleh Fi'il yang diperkirakan keberadaannya pada sebelumnya, yakni Kami memelihara langit dengan bintang-bintang atau meteor-meteor (dari setiap) lafal ayat ini berta'alluq kepada Fi'il yang diperkirakan keberadaannya (setan yang durhaka) setan yang membangkang atau tidak mau taat.
Ayat 8
لَّا يَسَّمَّعُونَ إِلَى ٱلْمَلَإِ ٱلْأَعْلَىٰ وَيُقْذَفُونَ مِن كُلِّ جَانِبٍ
«لا يسمعون» أي الشياطين مستأنف، وسماعهم هو في المعنى المحفوظ عنه «إلى الملأ الأعلى» الملائكة في السماء، وعدِّي السماع بإلى لتضمنه معنى الإصغاء وفي قراءة بتشديد الميم والسين أصله يتسمعون أدغمت التاء في السين «ويقذفون» أي الشياطين بالشهب «من كل جانب» من آفاق السماء.
(Mereka tidak dapat mendengar-dengarkan) maksudnya setan-setan itu tidak dapat mendengar-dengarkan apa yang telah dipelihara oleh-Nya. Lafal ayat ini merupakan jumlah Isti'naf (pembicaraan para malaikat) yang berada di langit. Lafal Yasma'uuna dimuta'addikan dengan huruf Ilaa karena pengertiannya mengandung makna seperti apa yang terdapat di dalam lafal Al-Ishghaa. Menurut suatu qiraat dibaca La Yassamma'uuna dengan memakai Tasydid pada huruf Mim dan Sin-nya, berasal dari lafal Yatasamma'uuna, kemudian huruf Ta diidgamkan kepada huruf Sin, sehingga jadilah Yassamma'uuna (Dan mereka dilempari) yakni setan-setan itu dengan meteor-meteor (dari segala penjuru) langit.
Ayat 9
دُحُورًا ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ وَاصِبٌ
«دُحُورا» مصدر دحره: أي طرده وأبعده وهو مفعول له «ولهم» في الآخرة «عذاب واصب» دائم.
(Untuk mengusir mereka) lafal Duhuuran bentuk Mashdar dari lafal Daharahu, artinya dia mengusir mereka dan menjauhkan mereka, juga menjadi Maf'ul Lah (dan bagi mereka) di akhirat kelak (azab yang kekal) yang abadi.
Ayat 10
إِلَّا مَنْ خَطِفَ ٱلْخَطْفَةَ فَأَتْبَعَهُۥ شِهَابٌ ثَاقِبٌ
«إلا من خطف الخطفة» مصدر: أي المرة، والاستثناء من ضمير يسمعون: أي لا يسمع إلا الشيطان الذي سمع الكلمة من الملائكة فأخذها بسرعة «فأتبعه شهاب» كوكب مضيء «ثاقب» يثقبه أو يحرقه أو يخبله.
(Terkecuali setan yang mencuri-curi -pembicaraan malaikat- dengan sekali curi) lafal Al-Khathfah adalah Mashdar Marrah dan yang diistitsnakan atau yang dikecualikan adalah dhamir yang terkandung di dalam lafal Laa Yasma'uuna. Maksudnya, tiada yang dapat mendengarkan pembicaraan para malaikat kecuali hanya setan yang dapat mencuri-curinya dengan cepat (maka ia dikejar oleh meteor) yakni bintang yang bercahaya (yang melubanginya) yang menembus tubuh setan-setan itu, atau membakarnya, atau membuatnya cacat.