Surat An-Nazi’at Ayat 11 - 20 dengan Tafsir


Ayat 11

أَءِذَا كُنَّا عِظَٰمًا نَّخِرَةً

«أئذا كنا عظاما نخرة» وفي قراءة ناخرة بالية متفتتة نحيا.

("Apakah apabila kami telah menjadi tulang belulang yang hancur lumat) juga akan dihidupkan kembali?" Menurut suatu qiraat lafal Nakhiratun dibaca Naahiratun, artinya yang lapuk dan hancur.

Ayat 12

قَالُوا۟ تِلْكَ إِذًا كَرَّةٌ خَاسِرَةٌ

«قالوا تلك» أي رجعتنا إلى الحياة «إذا» إن صحت «كرة» رجعة «خاسرة» ذات خسران قال تعالى:

(Mereka berkata, "Hal itu) maksudnya, dihidupkan-Nya kami kembali (kalau begitu) atau seandainya hal itu benar terjadi (adalah pengembalian) suatu pengembalian (yang merugikan") diri kami. Lalu Allah berfirman:

Ayat 13

فَإِنَّمَا هِىَ زَجْرَةٌ وَٰحِدَةٌ

«فإنما هي» أي الرادفة التي يعقبها البعث «زجرة» نفخة «واحدة» فإذا نفخت.

(Sesungguhnya pengembalian itu hanyalah) maksudnya, tiupan yang kedua untuk membangkitkan semua makhluk (dengan tiupan) dengan hardikan (sekali saja) apabila tiupan yang kedua ini telah dilakukan.

Ayat 14

فَإِذَا هُم بِٱلسَّاهِرَةِ

«فإذا هم» أي كل الخلائق «بالساهرة» بوجه الأرض أحياءً بعدما كانوا ببطنها أمواتا.

(Maka dengan serta-merta mereka) yakni semua makhluk (bangun) berada di permukaan bumi dalam keadaan hidup, yang sebelumnya mereka berada di perut bumi dalam keadaan mati.

Ayat 15

هَلْ أَتَىٰكَ حَدِيثُ مُوسَىٰٓ

«هل أتاك» يا محمد «حديث موسى» عامل في.

(Sudahkah sampai kepadamu) hai Muhammad (kisah Musa) lafal ayat ini menjadi Amil bagi lafal berikutnya, yaitu:

Ayat 16

إِذْ نَادَىٰهُ رَبُّهُۥ بِٱلْوَادِ ٱلْمُقَدَّسِ طُوًى

«إذ ناداه ربه بالوادِ المقدس طوىً» اسم الوادي بالتنوين وتركه، فقال:

(Tatkala Rabbnya memanggilnya di lembah suci ialah lembah Thuwa) dapat dibaca dengan memakai Tanwin, yaitu Thuwan, dapat pula dibaca tanpa Tanwin, yaitu Thuwa, artinya nama sebuah lembah. Lalu Rabb berkata kepadanya:

Ayat 17

ٱذْهَبْ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ إِنَّهُۥ طَغَىٰ

«اذهب إلى فرعون إنه طغى» تجاوز الحد في الكفر.

("Pergilah kamu kepada Firaun sesungguhnya dia telah melampaui batas) kekafirannya telah melampaui batas.

Ayat 18

فَقُلْ هَل لَّكَ إِلَىٰٓ أَن تَزَكَّىٰ

«فقل هل لك» أدعوك «إلى أن تزكى» وفي قراءة بتشديد الزاي بإدغام التاء الثانية في الأصل فيها: تتطهر من الشرك بأن تشهد أن لا إله إلا الله.

(Dan katakanlah, "Adakah keinginan bagimu) artinya, aku mengajakmu (untuk membersihkan diri") dari kemusyrikan, seumpamanya kamu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Menurut suatu qiraat lafal Tazakkaa dibaca Tazzakkaa, yang asalnya adalah Tatazakka, kemudian huruf Ta yang kedua diidgamkan kepada huruf Za, sehingga jadilah Tazzakkaa.

Ayat 19

وَأَهْدِيَكَ إِلَىٰ رَبِّكَ فَتَخْشَىٰ

«وأهديك إلى ربك» أدلك على معرفته ببرهان «فتخشى» فتخافه.

("Dan kamu akan kupimpin kepada Rabbmu) maksudnya, aku akan tunjukkan kamu jalan untuk mengetahui-Nya melalui bukti-bukti yang ada (supaya kamu takut kepada-Nya") karena itu lalu kamu takut kepada-Nya.

Ayat 20

فَأَرَىٰهُ ٱلْءَايَةَ ٱلْكُبْرَىٰ

«فأراه الآية الكبرى» من آياته السبع وهي اليد أو العصا.

(Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar) di antara mukjizat-mukjizat yang dimilikinya, yang ada tujuh macam itu. Mukjizat yang diperlihatkan kepadanya pada saat itu ialah tangan atau tongkatnya.