Surat An-Naba’ Ayat 31 - 40 dengan Tafsir
Ayat 31
إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا
«إن للمتقين مفازا» مكان فوز في الجنة.
(Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan) maksudnya, mendapat tempat kemenangan di surga.
Ayat 32
حَدَآئِقَ وَأَعْنَٰبًا
«حدائق» بساتين بدل من مفازا أو بيان له «وأعنابا» عطف على مفازا.
(Yaitu kebun-kebun) lafal ayat ini menjadi Badal dari lafal Mafaazan, atau sebagai penjelasan daripadanya (dan buah anggur) di'athafkan kepada lafal Mafaazan.
Ayat 33
وَكَوَاعِبَ أَتْرَابًا
«وكواعب» جواري تكعبت ثديهن جمع كاعب «أترابا» على سن واحد، جمع تِرب بكسر التاء وسكون الراء.
(Dan gadis-gadis remaja) yaitu gadis-gadis yang buah dadanya sedang ranum-ranumnya. Lafal Kawaa'ib bentuk jamak dari lafal Kaa'ib (yang sebaya) umurnya, lafal Atraaban bentuk jamak dari lafal Tirbun.
Ayat 34
وَكَأْسًا دِهَاقًا
(وكأسا دهاقا) خمرا مالئة محالها، وفي سورة القتال: "" وأنهار من خمر "".
(Dan gelas-gelas yang penuh) berisi khamar; dan di dalam surah Muhammad disebutkan pada salah satu ayat-Nya, "... sungai-sungai dari khamar (arak)." (Q.S. Muhammad, 15)
Ayat 35
لَّا يَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًا وَلَا كِذَّٰبًا
«لا يسمعون فيها» أي الجنة عند شرب الخمر وغيرها من الأحوال «لغوا» باطلا من القول «ولا كذَابا» بالتخفيف، أي: كذبا، وبالتشديد أي تكذيبا من واحد لغيره بخلاف ما يقع في الدنيا عند شرب الخمر.
(Di dalamnya mereka tidak mendengar) yakni di dalam surga itu sewaktu mereka sedang meminum khamar dan merasakan kelezatan-kelezatan lainnya (perkataan yang sia-sia) perkataan yang batil (dan tidak pula dusta) jika dibaca Kidzaaban artinya dusta, jika dibaca Kidzdzaaban artinya kedustaan yang dilakukan oleh seseorang kepada yang lainnya, keadaannya berbeda dengan apa yang terjadi di dunia sewaktu khamar diminum.
Ayat 36
جَزَآءً مِّن رَّبِّكَ عَطَآءً حِسَابًا
«جزاءً من ربك» أي جزاهم الله بذلك جزاء «عطاءً» بدل من جزاء «حسابا» أي كثيرا، من قولهم: أعطاني فأحسبني، أي أكثر علي حتى قلت حسبي.
(Sebagai balasan dari Rabbmu) dari Allah swt. memberikan hal tersebut kepada penghuni-penghuni surga sebagai pembalasan dari-Nya (dan pemberian) menjadi Badal daripada lafal Jazaa-an (yang cukup banyak) sebagai pembalasan yang banyak; pengertian ini diambil dari perkataan orang-orang Arab: A'thaanii Fa'ahsabanii, arti-Nya, "Dia memberiku dengan pemberian yang cukup banyak." Atau dengan kata lain bahwa memberikan pemberian yang banyak kepadaku sehingga aku mengatakan, "Cukuplah!"
Ayat 37
رَّبِّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا ٱلرَّحْمَٰنِ ۖ لَا يَمْلِكُونَ مِنْهُ خِطَابًا
«ربِّ السماوات والأرض» بالجر والرفع «وما بينهما الرحمنِ» كذلك وبرفعه مع جر رب «لا يملكون» أي الخلق «منه» تعالى «خطابا» أي لا يقدر أحد أن يخاطبه خوفا منه.
(Rabb langit dan bumi) dapat dibaca Rabbis Samaawaati Wal Ardhi dan Rabus Samaawaati Wal Ardhi (dan apa yang ada di antara keduanya; Yang Maha Pemurah) demikian pula lafal Ar-Rahmaan dapat dibaca Ar-Rahmaanu dan Ar-Rahmaani disesuaikan dengan lafal Rabbun tadi. (Mereka tiada memiliki) yakni makhluk semuanya (di hadapan-Nya) di hadapan Allah swt. (sepatah kata pun) yaitu tiada seseorang pun yang dapat berbicara kepada-Nya karena takut kepada-Nya.
Ayat 38
يَوْمَ يَقُومُ ٱلرُّوحُ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةُ صَفًّا ۖ لَّا يَتَكَلَّمُونَ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ ٱلرَّحْمَٰنُ وَقَالَ صَوَابًا
«يوم» ظرف لـ لا يملكون «يقوم الروح» جبريل أو جند الله «والملائكة صفا» حال، أي مصطفين «لا يتكلمون» أي الخلق «إلا من أذن له الرحمن» في الكلام «وقال» قولا «صوابا» من المؤمنين والملائكة كأن يشفعوا لمن ارتضى.
(Pada hari itu) lafal Yauma merupakan Zharaf bagi lafal Laa Yamlikuuna (ketika ruh berdiri) yakni malaikat Jibril atau bala tentara Allah swt. (dan para malaikat dengan bershaf-shaf) lafal Shaffan menjadi Haal artinya dalam keadaan berbaris bershaf-shaf (mereka tidak berkata-kata) yakni makhluk semuanya (kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah) untuk berbicara (dan ia mengucapkan) perkataan (yang benar) mereka terdiri dari orang-orang yang beriman dan para Malaikat, seumpamanya mereka memberikan syafaat kepada orang-orang yang diridai oleh-Nya untuk mendapatkan syafaat.
Ayat 39
ذَٰلِكَ ٱلْيَوْمُ ٱلْحَقُّ ۖ فَمَن شَآءَ ٱتَّخَذَ إِلَىٰ رَبِّهِۦ مَـَٔابًا
«ذلك اليوم الحق» الثابت وقوعه وهو يوم القيامة «فمن شاء اتخذ إلى ربه مآبا» مرجعا، أي رجع إلى الله بطاعته ليسلم من العذاب فيه.
(Itulah hari yang pasti terjadi) hari yang pasti kejadiannya, yaitu hari kiamat. (Maka barang siapa yang menghendaki, niscaya ia menempuh jalan kembali kepada Rabbnya) yakni, kembali kepada Allah dengan mengerjakan ketaatan kepada-Nya, supaya ia selamat dari azab-Nya pada hari kiamat itu.
Ayat 40
إِنَّآ أَنذَرْنَٰكُمْ عَذَابًا قَرِيبًا يَوْمَ يَنظُرُ ٱلْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ وَيَقُولُ ٱلْكَافِرُ يَٰلَيْتَنِى كُنتُ تُرَٰبًۢا
«إنا أنذرناكم» يا كفار مكة «عذابا قريبا» عذاب يوم القيامة الآتي، وكل آت قريب «يوم» ظرف لعذابا بصفته «ينظر المرء» كل امرئ «ما قدمت يداه» من خير وشر «ويقول الكافر يا» حرف تنبيه «ليتني كنت ترابا» يعني فلا أعذب يقول ذلك عندما يقول الله تعالى للبهائم بعد الاقتصاص من بعضها لبعض: كوني ترابا.
(Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepada kalian) hai orang-orang kafir Mekah (siksa yang dekat) yakni siksa pada hari kiamat yang akan datang nanti; dan setiap sesuatu yang akan datang itu berarti masa terjadinya sudah dekat (pada hari) menjadi Zharaf dari lafal 'Adzaaban berikut sifatnya yakni berikut lafal Qariiban (manusia melihat) setiap manusia melihat (apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya) yakni perbuatan baik dan perbuatan buruk yang telah dikerjakannya semasa di dunia (dan orang kafir berkata, "Alangkah baiknya) huruf Ya di sini bermakna Tanbih (sekiranya aku dahulu adalah tanah") maka aku tidak akan disiksa. Ia mengatakan demikian sewaktu Allah berfirman kepada binatang-binatang semuanya sesudah Dia melakukan hukum kisas sebagian dari mereka terhadap sebagian yang lain: "Jadilah kamu sekalian tanah!"