Surat Al-Mu’minun Ayat 61 - 70 dengan Tafsir


Ayat 61

أُو۟لَٰٓئِكَ يُسَٰرِعُونَ فِى ٱلْخَيْرَٰتِ وَهُمْ لَهَا سَٰبِقُونَ

«أولئك يسارعون في الخيرات وهم لها سابقون» في علم الله.

(Mereka itu bersegera untuk mendapatkan kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya) menurut ilmu Allah.

Ayat 62

وَلَا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۖ وَلَدَيْنَا كِتَٰبٌ يَنطِقُ بِٱلْحَقِّ ۚ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ

«ولا نكلف نفسا إلا وسعها» طاقتها فمن لم يستطع أن يصلي قائما فليصل جالسا، ومن لم يستطع أن يصوم فليأكل «ولدينا» عندنا «كتاب ينطق بالحق» بما عملته وهو واللوح المحفوظ تسطر فيه الأعمال «وهم» أي النفوس العاملة «لا يظلمون» شيئا منها فلا ينقص من ثواب أعمال الخيرات ولا يزاد في السيئات.

(Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya) yang sesuai dengan kemampuannya, oleh karenanya barang siapa tidak mampu melakukan salat sambil berdiri, maka ia boleh melakukannya sambil duduk, dan barang siapa tidak mampu melakukan puasa maka ia boleh berbuka (dan pada sisi Kami) di sisi Kami (ada suatu kitab yang membicarakan dengan benar) apa yang telah dilakukan oleh seseorang, yaitu Lohmahfuz; padanya ditulis semua amal-amal perbuatan (dan mereka) kita semua orang yang beramal (tidak dianiaya) barang sedikit pun dari amal-amalnya, oleh karenanya sedikit pun tidak dikurangi pahala amal kebaikannya, dan tidak pula ditambah dosa-dosanya.

Ayat 63

بَلْ قُلُوبُهُمْ فِى غَمْرَةٍ مِّنْ هَٰذَا وَلَهُمْ أَعْمَٰلٌ مِّن دُونِ ذَٰلِكَ هُمْ لَهَا عَٰمِلُونَ

«بل قلوبهم» أي الكفار «في غمره» جهالة «من هذا» القرآن «ولهم أعمال من دون ذلك» المذكور للمؤمنين «هم لها عاملون» فيعذبون عليها.

(Tetapi hati mereka) yakni orang-orang kafir itu (dalam kealpaan) artinya, kebodohan (mengenai hal ini) yaitu Alquran (dan mereka banyak mengerjakan perbuatan-perbuatan selain daripada itu) selain amal-amal kebaikan yang dilakukan oleh orang-orang yang beriman (mereka tetap mengerjakannya) oleh sebab itu mereka diazab.

Ayat 64

حَتَّىٰٓ إِذَآ أَخَذْنَا مُتْرَفِيهِم بِٱلْعَذَابِ إِذَا هُمْ يَجْـَٔرُونَ

«حتى» ابتدائية «إذا أخذنا مترفيهم» أغنياءهم ورؤساءهم «بالعذاب» أي السيف يوم بدر «إذا هم يجأرون» يضجون يقال لهم.

(Hingga) menunjukkan makna Ibtida (apabila Kami timpakan kepada orang-orang yang hidup mewah di antara mereka) yakni orang-orang kaya dan pemimpin-pemimpin mereka (azab) dengan pedang dalam perang Badar (dengan serta merta mereka memekik minta tolong) mereka ribut meminta tolong. Kemudian dikatakan kepada mereka,

Ayat 65

لَا تَجْـَٔرُوا۟ ٱلْيَوْمَ ۖ إِنَّكُم مِّنَّا لَا تُنصَرُونَ

«لا تجأروا اليوم إنكم منا لا تنصرون» لا تمنعون.

("Janganlah kalian memekik, minta tolong pada hari ini. Sesungguhnya kalian tidak akan mendapat pertolongan dari Kami) maksudnya tidak ada seorang pun yang dapat menolong kalian.

Ayat 66

قَدْ كَانَتْ ءَايَٰتِى تُتْلَىٰ عَلَيْكُمْ فَكُنتُمْ عَلَىٰٓ أَعْقَٰبِكُمْ تَنكِصُونَ

«قد كانت آياتي» من القرآن «تتلى عليكم فكنتم على إعقابكم تنكصون» ترجعون القهقرى.

(Sesungguhnya ayat-ayat-Ku) dari Alquran (selalu dibacakan kepada kalian, tetapi kalian selalu berpaling ke belakang) mundur ke belakang maksudnya kalian tidak mau menerimanya.

Ayat 67

مُسْتَكْبِرِينَ بِهِۦ سَٰمِرًا تَهْجُرُونَ

«مستكبرين» عن الإيمان «به» أي بالبيت أو الحرم بأنهم أهله في أمن بخلاف سائر الناس في مواطنهم «سامرا» حال أي جماعة يتحدثون بالليل حول البيت «تهجرون» من الثلاثي تتركون القرآن، ومن الرباعي أي تقولن غير الحق في النبي والقرآن قال تعالى.

(Dengan menyombongkan diri) tidak mau beriman (akan keakuan kalian) yakni membanggakan Kakbah atau tanah suci yang kalian tempati, maksudnya kalian beranggapan bahwa diri kalian adalah penduduknya, oleh karena itu kalian merasa dalam keadaan aman dari azab Allah, berbeda dengan kaum-kaum yang lain di tempat tinggal mereka selain dari tanah suci (dan seraya bergadang) lafal Samiran menjadi Hal, artinya mereka berkumpul membentuk suatu kelompok sambil berbincang-bincang di waktu malam hari; hal ini mereka lakukan di sekeliling Kakbah (kalian mengucapkan perkataan-perkataan yang keji terhadapnya") lafal Tahjuruuna ini jika berasal dari Fi'il Tsulatsi artinya tidak menganggap Alquran. Jika berasal dari Fi'il Ruba'i berarti mereka membuat-buat perkataan yang keji tanpa hak terhadap diri Nabi saw. dan Alquran. Selanjutnya Allah swt. berfirman,

Ayat 68

أَفَلَمْ يَدَّبَّرُوا۟ ٱلْقَوْلَ أَمْ جَآءَهُم مَّا لَمْ يَأْتِ ءَابَآءَهُمُ ٱلْأَوَّلِينَ

«أفلم يدَّبروا» أصله يتدبروا فأدغمت التاء في الدال «القول» أي القرآن الدال على صدق النبي «أم جاءهم ما لم يأت آباءهم الأولين».

(Maka apakah mereka tidak memperhatikan) asal lafal Yaddabbaruu adalah Yatadabbaruuna, kemudian huruf Ta dimasukkan ke dalam huruf Dal setelah terlebih dahulu diganti menjadi Dal, sehingga jadilah Yaddabbaruuna (perkataan ini) Alquran ini yang menunjukkan kebenaran Nabi saw. (atau apakah telah datang kepada mereka apa yang tidak pernah datang kepada nenek moyang mereka dahulu?)

Ayat 69

أَمْ لَمْ يَعْرِفُوا۟ رَسُولَهُمْ فَهُمْ لَهُۥ مُنكِرُونَ

«أم لم يعرفوا رسولهم فهم له منكرون».

(Ataukah mereka tidak mengenal Rasul mereka, karena itu mereka memungkirinya?)

Ayat 70

أَمْ يَقُولُونَ بِهِۦ جِنَّةٌۢ ۚ بَلْ جَآءَهُم بِٱلْحَقِّ وَأَكْثَرُهُمْ لِلْحَقِّ كَٰرِهُونَ

«أم يقولون به جنَّة» الاستفهام للتقرير بالحق من صدق النبيّ ومجيء الرسل للأمم الماضية ومعرفة رسولهم بالصدق والأمانة وأن لا جنون به «بل» للانتقال «جاءهم بالحق» أي القرآن المشتمل على التوحيد وشرائع الإسلام «وأكثرهم للحق كارهون».

(Atau apakah patut mereka berkata, "Padanya ada penyakit gila") Istifham atau kata tanya di sini mengandung arti Taqrir atau menetapkan perkara yang hak, yaitu membenarkan Nabi dan membenarkan bahwa Rasul-rasul telah datang kepada umat-umat terdahulu, serta mereka mengetahui bahwa Rasul mereka adalah orang yang jujur dan dapat dipercaya, dan bahwasanya Rasul mereka itu tidak gila. (Sebenarnya) lafal Bal menunjukkan makna Intiqal (dia telah membawa kebenaran kepada mereka) yakni Alquran yang di dalamnya terkandung ajaran Tauhid dan hukum-hukum Islam (dan kebanyakan mereka benci kepada kebenaran itu).