Surat Al-Lail Ayat 1 - 10 dengan Tafsir


Ayat 1

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ وَٱلَّيْلِ إِذَا يَغْشَىٰ

«والليل إذا يغشى» بظلمته كل ما بين السماء والأرض.

(Demi malam apabila menutupi) semua apa yang ada di langit dan di bumi dengan kegelapannya.

Ayat 2

وَٱلنَّهَارِ إِذَا تَجَلَّىٰ

«والنهار إذا تجلى» تكشف وظهر وإذا في الموضوعين لمجرد الظرفية والعامل فيها فعل القسم.

(Dan siang apabila terang benderang) apabila menampilkan dirinya. Lafal Idzaa yang ada pada dua tempat di atas hanya menunjukkan makna Zharaf atau waktu. Sedangkan yang menjadi Amilnya adalah Fi'il Qasam.

Ayat 3

وَمَا خَلَقَ ٱلذَّكَرَ وَٱلْأُنثَىٰٓ

«وما» بمعنى من أو مصدرية «خلق الذكر والأنثى» آدم وحواء وكل ذكر وكل أنثى، والخنثى المشكل عندنا ذكر أو أنثى عند الله تعالى فيحنث بتكليمه من حلف لا يكلم لا يكلم ذكرا ولا أنثى.

(Dan apa) lafal Maa di sini bermakna Man, yakni manusia; atau dianggap sebagai Maa Mashdariyah (yang Dia telah menciptakannya, yaitu laki-laki dan perempuan) yang dimaksud adalah Adam dan Hawa, demikian pula setiap laki-laki dan perempuan lainnya. Adapun banci/wadam yang tidak dapat diketahui apakah ia sebagai laki-laki atau perempuan di sisi Allah swt., maka jika seseorang yang bersumpah bahwa dia tidak akan berbicara dengan siapa pun baik laki-laki atau perempuan, lalu dia berbicara dengan orang banci, maka dia dianggap telah melanggar sumpahnya itu.

Ayat 4

إِنَّ سَعْيَكُمْ لَشَتَّىٰ

«إن سعيكم» عملكم «لشتى» مختلف فعامل للجنة بالطاعة وعامل للنار بالمعصية.

(Sesungguhnya usaha kalian) atau kerja kalian (memang berbeda-beda) beraneka macam; ada orang yang beramal atau bekerja untuk mendapatkan surga, dengan cara menempuh jalan ketaatan; dan ada pula orang yang beramal atau bekerja untuk neraka, dengan cara menempuh jalan kemaksiatan.

Ayat 5

فَأَمَّا مَنْ أَعْطَىٰ وَٱتَّقَىٰ

«فأما من أعطى» حق الله «واتقى» الله.

(Adapun orang yang memberikan) menginfakkan hartanya di jalan Allah (dan bertakwa) kepada Allah.

Ayat 6

وَصَدَّقَ بِٱلْحُسْنَىٰ

«وصدَّق بالحسنى» أي بلا إله إلا الله في الموضوعين.

(Dan membenarkan perkara yang baik) yaitu makna yang terkandung di dalam lafal Laa Ilaaha Illallaah yang artinya tiada Tuhan selain Allah. Dengan kata lain, bahwa infak di jalan Allah yang dilakukannya dan bertakwa kepada-Nya yang dijalankannya itu tiada lain berangkat dari keimanannya kepada kalimat Laa Ilaaha Illallaah.

Ayat 7

فَسَنُيَسِّرُهُۥ لِلْيُسْرَىٰ

«فسنسيره لليسرى» للجنة.

(Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya tempat yang mudah) yaitu surga.

Ayat 8

وَأَمَّا مَنۢ بَخِلَ وَٱسْتَغْنَىٰ

«وأما من بخل» بحق الله «واستغنى» عن ثوابه.

(Dan adapun orang yang bakhil) tidak mau menginfakkan hartanya di jalan Allah (dan merasa dirinya cukup) artinya tidak membutuhkan pahala-Nya.

Ayat 9

وَكَذَّبَ بِٱلْحُسْنَىٰ

«وكذب بالحسنى».

(Serta mendustakan perkara yang baik.)

Ayat 10

فَسَنُيَسِّرُهُۥ لِلْعُسْرَىٰ

«فسنسيره» نهيئه «للعسرى» للنار.

(Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya) menyediakan baginya (tempat yang sukar) yaitu neraka.