Surat Al-Kahf Ayat 1 - 10 dengan Tafsir


Ayat 1

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ عَلَىٰ عَبْدِهِ ٱلْكِتَٰبَ وَلَمْ يَجْعَل لَّهُۥ عِوَجَا ۜ

«الحمد» وهو الوصف بالجميل، ثابت «لله» تعالى وهل المراد الإعلام بذلك للإيمان به أو الثناء به أو هما؟ احتمالات، أفيدها الثالث «الذي أنزل على عبده» محمد «الكتاب» القرآن «ولم يجعل له» أي فيه «عوجا» اختلافا أو تناقضا، والجملة حال من الكتاب.

(Segala puji) Memuji ialah menyifati dengan yang baik, yang tetap (bagi Allah) Maha Tinggi Dia. Apakah yang dimaksud dengan Alhamdulillah ini bersifat pemberitahuan untuk diimani, atau dimaksudkan hanya untuk memuji kepada-Nya belaka, atau dimaksudkan untuk keduanya. Memang di dalam menanggapi masalah ini ada beberapa hipotesis, akan tetapi yang lebih banyak mengandung faedah adalah pendapat yang ketiga, yaitu untuk diimani dan sekaligus sebagai pujian kepada-Nya (yang telah menurunkan kepada hamba-Nya) yaitu Nabi Muhammad (Al-Kitab) Alquran (dan Dia tidak menjadikan padanya) di dalam Alquran (kebengkokan) perselisihan atau pertentangan. Jumlah kalimat Walam yaj'al lahu 'iwajan berkedudukan menjadi Hal atau kata keterangan keadaan daripada lafal Al-Kitab.

Ayat 2

قَيِّمًا لِّيُنذِرَ بَأْسًا شَدِيدًا مِّن لَّدُنْهُ وَيُبَشِّرَ ٱلْمُؤْمِنِينَ ٱلَّذِينَ يَعْمَلُونَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا حَسَنًا

«قيّما» مستقيما حال ثانية مؤكدة «لينذر» يخوف بالكتاب الكافرين «بأسا» عذابا «شديدا من لدنه» من قبل الله «ويبشر المؤمنين الذين يعملون الصالحات أن لهم أجرا حسنا».

(Sebagai jalan yang lurus) bimbingan yang lurus; lafal Qayyiman menjadi Hal yang kedua dari lafal Al-Kitab di atas tadi dan sekaligus mengukuhkan makna yang pertama (untuk memperingatkan) menakut-nakuti orang-orang kafir dengan Alquran itu (akan siksaan) akan adanya azab (yang sangat keras dari sisi-Nya) dari sisi Allah (dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengadakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik).

Ayat 3

مَّٰكِثِينَ فِيهِ أَبَدًا

«ماكثين فيه أبدا» هو الجنة.

(Mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya) yaitu mendapatkan surga.

Ayat 4

وَيُنذِرَ ٱلَّذِينَ قَالُوا۟ ٱتَّخَذَ ٱللَّهُ وَلَدًا

«وينذر» من جملة الكافرين «الذين قالوا اتخذ الله ولدا».

(Dan untuk memperingatkan) kepada semua orang kafir (kepada orang-orang yang berkata, "Allah mengambil seorang anak)".

Ayat 5

مَّا لَهُم بِهِۦ مِنْ عِلْمٍ وَلَا لِءَابَآئِهِمْ ۚ كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ أَفْوَٰهِهِمْ ۚ إِن يَقُولُونَ إِلَّا كَذِبًا

«ما لهم به» بهذا القول «من علم ولا لآبائهم» من قبلهم القائلين له «كبرت» عظمت «كلمة تخرج من أفواههم» كلمة تمييز مفسر للضمير المبهم والمخصوص بالذم محذوف أي مقالتهم المذكورة «إن» ما «يقولون» في ذلك «إلا» مقولا «كذبا».

(Tiadalah mereka dengannya) dengan perkataan tersebut (mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka) sebelum mereka yang juga mengatakan hal yang sama. (Alangkah jeleknya) alangkah besar dosanya (kata-kata yang keluar dari mulut mereka) lafal Kalimatan berkedudukan menjadi Tamyiz yang maknanya menafsirkan pengertian Dhamir yang dimubhamkan, sedangkan subjek yang dicelanya tidak disebutkan, yaitu perkataan mereka yang tadi. (Tiada Lain) (mereka mengatakan) hal tersebut (hanyalah) perkataan (yang dusta belaka).

Ayat 6

فَلَعَلَّكَ بَٰخِعٌ نَّفْسَكَ عَلَىٰٓ ءَاثَٰرِهِمْ إِن لَّمْ يُؤْمِنُوا۟ بِهَٰذَا ٱلْحَدِيثِ أَسَفًا

«فلعلك باخع» مهلك «نفسك على آثارهم» بعدهم أي بعد توليهم عنك «إن لم يؤمنوا بهذا الحديث» القرآن «أسفا» غيظا وحزنا منك لحرصك على إيمانهم، ونصبه على المفعول له.

(Maka barangkali kamu akan membinasakan) membunuh (dirimu sendiri sesudah mereka) sesudah mereka berpaling darimu (sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini) yakni kepada Alquran (karena bersedih hati) karena perasaan jengkel dan sedihmu, disebabkan kamu sangat menginginkan mereka beriman. Lafal Asafan dinashabkan karena menjadi Maf'ul Lah.

Ayat 7

إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى ٱلْأَرْضِ زِينَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا

«إنا جعلنا ما على الأرض» من الحيوان والنبات والشجر والأنهار وغير ذلك «زينة لها لنبلوهم» لنختبر الناس ناظرين إلى ذلك «أيهم أحسن عملاً» فيه أي أزهد له.

(Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi) berupa hewan, tumbuh-tumbuhan, pepohonan, sungai-sungai dan lain sebagainya (sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka) supaya Kami menguji manusia, seraya memperhatikan dalam hal ini (siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya) di dunia ini; yang dimaksud adalah siapakah yang lebih berzuhud/menjauhi keduniaan.

Ayat 8

وَإِنَّا لَجَٰعِلُونَ مَا عَلَيْهَا صَعِيدًا جُرُزًا

«وإنا لجاعلون ما عليها صعيدا» فتاتا «جرزا» يابسا لا ينبت.

(Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan pula apa yang di atasnya menjadi tanah rata) merata dengan tanah (lagi tandus) kering tidak subur.

Ayat 9

أَمْ حَسِبْتَ أَنَّ أَصْحَٰبَ ٱلْكَهْفِ وَٱلرَّقِيمِ كَانُوا۟ مِنْ ءَايَٰتِنَا عَجَبًا

«أم حسبت» أي ظننت «أن أصحاب الكهف» الغار في الجبل «والرقيم» اللوح المكتوب فيه أسماؤهم وأنسابهم وقد سئل صلى الله عليه وسلم عن قصتهم «كانوا» في قصتهم «من» جملة «آياتنا عجبا» خبر كان وما قبله حال، أي كانوا عجبا دون باقي الآيات أو أعجبها ليس الأمر كذلك.

(Atau kamu mengira) kamu menduga (bahwa Ashhabul Kahfi) orang-orang yang mendiami gua di suatu bukit (dan Raqim) yaitu lempengan batu yang tertulis padanya nama-nama mereka dan nasab-nasabnya; Nabi saw. pernah ditanya mengenai kisah mereka (adalah mereka) dalam kisah mereka (termasuk) sebagian (tanda-tanda kekuasaan Kami yang menakjubkan?) lafal 'Ajaban menjadi khabar Kana, sedangkan lafal yang sebelumnya berkedudukan menjadi hal; artinya: Mereka adalah hal yang menakjubkan yang berbeda dengan tanda-tanda kekuasaan Kami lainnya; atau mereka adalah tanda-tanda kekuasaan Kami yang paling menakjubkan, padahal kenyataannya tidak demikian.

Ayat 10

إِذْ أَوَى ٱلْفِتْيَةُ إِلَى ٱلْكَهْفِ فَقَالُوا۟ رَبَّنَآ ءَاتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا

اذكر «إذ أوى الفتية إلى الكهف» جمع فتى وهو الشاب الكامل، خائفين على إيمانهم من قومهم الكفار «فقالوا ربنا آتنا من لدنك» من قبلك «رحمة وهيئ» أصلح «لنا من أمرنا رشدا» هداية.

Ingatlah (tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua) Lafal Al-Fityah adalah bentuk jamak dari lafal Fataa, artinya pemuda; mereka khawatir iman mereka akan dipengaruhi oleh kaumnya yang kafir (lalu mereka berdoa, "Wahai Rabb kami! Berikanlah kepada kami dari sisi-Mu) dari hadirat-Mu (rahmat, dan sempurnakanlah) perbaikilah (bagi kami bimbingan yang lurus dalam urusan kami ini.)" yakni petunjuk yang lurus.