Surat Al-Insyiqaq Ayat 1 - 10 dengan Tafsir dan Terjemahannya


Ayat 1

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ إِذَا ٱلسَّمَآءُ ٱنشَقَّتْ

Apabila langit terbelah,

«إذا السماء انشقت».

(Apabila langit terbelah)

Ayat 2

وَأَذِنَتْ لِرَبِّهَا وَحُقَّتْ

dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya langit itu patuh,

«وأذنت» سمعت وأطاعت في الانشقاق «لربها وحقت» أي وحق لها أن تسمع وتطيع.

(Dan patuh) artinya mendengar dan tunduk mau membelah dirinya (kepada Rabbnya, dan sudah semestinya langit itu patuh) langit itu harus patuh dan taat kepada-Nya.

Ayat 3

وَإِذَا ٱلْأَرْضُ مُدَّتْ

dan apabila bumi diratakan,

«وإذا الأرض مدت» زيد في سعتها كما يمد الأديم ولم يبق عليها بناء ولا جبل.

(Dan apabila bumi diperlebar) diperluas sebagaimana kulit yang direntangkan, sehingga lenyaplah semua bangunan dan gunung yang ada pada permukaannya. Dengan kata lain, apabila bumi diratakan.

Ayat 4

وَأَلْقَتْ مَا فِيهَا وَتَخَلَّتْ

dan dilemparkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong,

«وألقت ما فيها» من الموتى إلى ظاهرها «وتخلت» عنه.

(Dan dilemparkan apa yang ada di dalamnya) yakni orang-orang mati yang berada di dalam perutnya dicampakkan ke permukaannya (dan menjadi kosong) artinya tiada sesuatu pun yang tertinggal di dalamnya.

Ayat 5

وَأَذِنَتْ لِرَبِّهَا وَحُقَّتْ

dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya bumi itu patuh, (pada waktu itu manusia akan mengetahui akibat perbuatannya).

«وأذنت» سمعت وأطاعت في ذلك «لربها وحقت» وذلك كله يكون يوم القيامة، وجواب إذا وما عطف عليها محذوف دل عليه ما بعده تقديره لقي الإنسان عمله.

(Dan patuh) tunduk dan taat dalam hal tersebut (kepada Rabbnya dan sudah semestinya bumi itu patuh) hal tersebut terjadi pada hari kiamat. Jawab dari lafal Idzaa dan lafal-lafal yang di'athafkan kepadanya tidak disebutkan, tetapi pengertiannya diisyaratkan oleh firman selanjutnya, yaitu, "Semua manusia akan menjumpai amal perbuatannya masing-masing."

Ayat 6

يَٰٓأَيُّهَا ٱلْإِنسَٰنُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلَىٰ رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلَٰقِيهِ

Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya.

«يا أيها الإنسان إنك كادح» جاهد في عملك «إلى» لقاء «ربك» وهو الموت «كدحا فملاقيه» أي ملاق عملك المذكور من خير أو شر يوم القيامة.

(Hai manusia! Sesungguhnya kamu telah bekerja) telah beramal dengan sekuat tenagamu (hingga) menemui (Rabbmu) yakni mati (dengan sungguh-sungguh, maka pasti kalian akan menemuinya) yakni, menemui amal perbuatanmu yang telah disebutkan tadi pada hari kiamat nanti, baik amal kebaikan atau pun amal keburukan, semuanya pasti kamu jumpai.

Ayat 7

فَأَمَّا مَنْ أُوتِىَ كِتَٰبَهُۥ بِيَمِينِهِۦ

Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya,

«فأما من أوتي كتابه» كتاب عمله «بيمينه» هو المؤمن.

(Adapun orang yang diberikan kitabnya) yakni kitab catatan amalnya (dari sebelah kanannya) dia adalah orang yang beriman.

Ayat 8

فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا

maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah,

(فسوف يحاسب حسابا يسيرا) هو عرض عمله عليه كما في حديث الصحيحين وفيه "" من نوقش الحساب هلك "" وبعد العرض يتجاوز عنه.

(Maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah) yaitu pada hari ditampakkan kepadanya amal perbuatannya, sebagaimana yang telah disebutkan di dalam salah satu hadis sahih yang antara lain dikatakan, "Barang siapa yang diinterogasi di dalam penghisabannya, niscaya dia bakal binasa atau celaka." Kemudian setelah kepada orang mukmin itu ditampakkan amal perbuatannya, lalu Allah memaafkannya.

Ayat 9

وَيَنقَلِبُ إِلَىٰٓ أَهْلِهِۦ مَسْرُورًا

dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira.

«وينقلب إلى أهله» في الجنة «مسرورا» بذلك.

(Dan dia akan kembali kepada kaumnya) di dalam surga (dengan gembira) karena mendapatkan ampunan-Nya.

Ayat 10

وَأَمَّا مَنْ أُوتِىَ كِتَٰبَهُۥ وَرَآءَ ظَهْرِهِۦ

Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang,

«وأما من أوتي كتابه وراء ظهره» هو الكافر تغل يمناه إلى عنقه وتجعل يسراه وراء ظهره فيأخذ بها كتابه.

(Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang punggungnya) dia adalah orang kafir; tangan kanannya diikat dengan belenggu dijadikan satu dengan kepala, kemudian tangan kirinya ditekuk ke belakang berada di punggungnya, maka dengan tangan kirinya itulah ia mengambil kitab catatan amalnya.