Surat Al-Insan Ayat 21 - 30 dengan Tafsir


Ayat 21

عَٰلِيَهُمْ ثِيَابُ سُندُسٍ خُضْرٌ وَإِسْتَبْرَقٌ ۖ وَحُلُّوٓا۟ أَسَاوِرَ مِن فِضَّةٍ وَسَقَىٰهُمْ رَبُّهُمْ شَرَابًا طَهُورًا

«عاليهم» فوقهم فنصبه على الظرفية وهو خبر لمبتدأ بعده وفي قراءة بسكون الياء مبتدأ وما بعده خبر والضمير المتصل به للمعطوف عليهم «ثياب سندس» حرير «خضر» بالرفع «وإستبرق» بالجر ما غلظ من الديباج فهو البطائن والسندس الظهائر وفي قراءة عكس ما ذكر فيهما وفي أخرى، برفعهما وفي أخرى بجرهما «وحلُّوا أساور من فضة» وفي موضع من ذهب للايذان بأنهم يحلون من النوعين معا ومفرقا «وسقاهم ربهم شرابا طهورا» مبالغة في طهارته ونظافته بخلاف خمر الدنيا.

(Pakaian luar mereka) dinashabkan karena menjadi Zharaf, dan menjadi Khabar dari Mubtada sesudahnya. Menurut qiraat lain dibaca 'Aaliyhim karena dianggap menjadi Mubtada sedangkan lafal sesudahnya menjadi Khabarnya, dan Dhamir Muttashilnya kembali kepada Ma'thuf 'Alaih (dari sutera halus) terbuat daripadanya (yang hijau) dibaca Rafa' yakni Khudhrun (dan sutera tebal) dibaca Jaar yakni Istabraqin artinya, sutera yang tebal. Yakni pakaian bagian luar mereka terbuat dari sutera halus, sedangkan bagian dalamnya terbuat dari sutera tebal. Menurut suatu qiraat dibaca Khudhrin Waistabraqun; menurut qiraat lainnya dibaca Khudhrun Waistabraqun; dan menurut suatu qiraat lain lagi dibaca Khudrin Waistabraqin (dan mereka diberi perhiasan dari gelang-gelang perak) tetapi pada ayat lainnya disebutkan terbuat dari emas; hal ini menunjukkan bahwa mereka diberi perhiasan yang terbuat dari emas dan perak secara berbarengan, tetapi terpisah-pisah (dan Rabb mereka memberikan kepada mereka minuman yang bersih) atau sangat bersih, berbeda dengan keadaan khamar di dunia.

Ayat 22

إِنَّ هَٰذَا كَانَ لَكُمْ جَزَآءً وَكَانَ سَعْيُكُم مَّشْكُورًا

«إن هذا» النعيم «كان لكم جزاءً وكان سعيكم مشكورا».

(Sesungguhnya ini) yakni kenikmatan ini (adalah balasan untuk kalian, dan usaha kalian adalah disyukuri.)

Ayat 23

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ ٱلْقُرْءَانَ تَنزِيلًا

«إنا نحن» تأكيد لاسم إن أو فصل «نزلنا عليك القرآن تنزيلا» خبر إن أي فصلناه ولم ننزله جملة واحدة.

(Sesungguhnya Kami) lafal Nahnu berfungsi mengukuhkan makna isimnya Inna, atau dianggap sebagai Dhamir Fashal (telah menurunkan Alquran kepadamu dengan berangsur-angsur) ayat ini menjadi Khabar dari Inna, yakni Kami menurunkannya secara berangsur-angsur, tidak sekaligus.

Ayat 24

فَٱصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلَا تُطِعْ مِنْهُمْ ءَاثِمًا أَوْ كَفُورًا

«فاصبر لحكم ربك» عليك بتبليغ رسالته «ولا تطع منهم» أي الكفار «آثما أو كفورا» أي عتبة بن ربيعة والوليد بن المغيرة قالا للنبي صلى الله عليه وسلم ارجع عن هذا الأمر. ويجوز أن يراد كل آثم وكافر أي لا تطع أحدهما أَيا كان فيما دعاك إليه من إثم أو كفر.

(Maka bersabarlah kamu untuk melaksanakan ketetapan Rabbmu) yang dibebankan kepadamu yaitu, menyampaikan risalah-Nya (dan janganlah kamu ikuti, di antara mereka) yakni orang-orang kafir (orang yang berdosa dan orang yang kafir) yang dimaksud adalah Atabah bin Rabi'ah dan Walid bin Mughirah, kedua-duanya telah berkata kepada Nabi saw., "Kembalilah kamu dari perkara ini dari agama Islam." Dan dapat pula diartikan setiap orang yang berdosa dan setiap orang yang kafir; makna yang dimaksud ialah janganlah kamu mengikuti ajakan dan seruan kedua jenis orang tersebut dalam keadaan bagaimana pun, yang seruannya itu mengajakmu kepada perbuatan dosa atau kekafiran.

Ayat 25

وَٱذْكُرِ ٱسْمَ رَبِّكَ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

«واذكر اسم ربك» في الصلاة «بكرة وأصيلا» يعني الفجر والظهر والعصر.

(Dan sebutlah nama Rabbmu) di dalam salatmu (pada waktu pagi dan petang) yakni dalam salat Subuh, Zuhur dan Asar.

Ayat 26

وَمِنَ ٱلَّيْلِ فَٱسْجُدْ لَهُۥ وَسَبِّحْهُ لَيْلًا طَوِيلًا

«ومن الليل فاسجد له» يعني المغرب والعشاء «وسبحه ليلا طويلا» صل التطوع فيه كما تقدم من ثلثيه أو نصفه أو ثلثه.

(Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kamu kepada-Nya) artinya, dirikanlah salat Magrib dan Isyak (dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari) lakukanlah salat sunat di malam hari, sebagaimana keterangan yang telah kami sebutkan yaitu, sepertiganya atau separohnya atau dua pertiganya.

Ayat 27

إِنَّ هَٰٓؤُلَآءِ يُحِبُّونَ ٱلْعَاجِلَةَ وَيَذَرُونَ وَرَآءَهُمْ يَوْمًا ثَقِيلًا

«إن هؤلاء يحبون العاجلة» الدنيا «ويذرون وراءهم يوما ثقيلا» شديدا أي يوم القيامة لا يعملون له.

(Sesungguhnya mereka menyukai kehidupan dunia) (dan mereka tidak mempedulikan hari yang berat) yaitu hari yang penuh dengan penderitaan, yakni hari kiamat. Maksudnya, mereka tidak beramal untuk menyambut kedatangannya.

Ayat 28

نَّحْنُ خَلَقْنَٰهُمْ وَشَدَدْنَآ أَسْرَهُمْ ۖ وَإِذَا شِئْنَا بَدَّلْنَآ أَمْثَٰلَهُمْ تَبْدِيلًا

«نحن خلقناهم وشددنا» قوينا «أسرهم» أعضاءهم ومفاصلهم «وإذا شئنا بدلنا» جعلنا «أمثالهم» في الخلقة بدلا منهم بأن نهلكهم «تبديلا» تأكيد ووقعت إذا موقع إن نحو إن يشأ يذهبكم لأنه تعالى لم يشأ ذلك وإذا لمّا يقع.

(Kami telah menciptakan mereka dan menguatkan) menjadikan kuat (persendian tubuh mereka) yakni semua anggota tubuh mereka dan sendi-sendinya (apabila Kami menghendaki, Kami sungguh-sungguh mengganti) Kami menjadikan (orang-orang yang serupa dengan mereka) dalam bentuknya sebagai pengganti mereka, seumpamanya Kami membinasakan mereka terlebih dahulu (dengan sebenar-benarnya) lafal ayat ini berfungsi mengukuhkan makna yang terdapat dalam lafal Baddalnaa. lafal Idzaa berkedudukan sama dengan lafal In seperti contoh lain, yaitu: In Yasya' Yudzhibkum, artinya; Seandainya Allah menghendaki niscaya Dia membinasakan kalian. Demikian itu karena pengertian yang terkandung di dalam lafal Idzaa hanya khusus dipakai untuk sesuatu yang pasti akan terjadi, sedangkan di sini Allah swt. tidak menghendaki hal tersebut.

Ayat 29

إِنَّ هَٰذِهِۦ تَذْكِرَةٌ ۖ فَمَن شَآءَ ٱتَّخَذَ إِلَىٰ رَبِّهِۦ سَبِيلًا

«إن هذه» السورة «تذكرة» عظة للخلق «فمن شاء اتخذ إلى ربه سبيلا» طريقا بالطاعة.

(Sesungguhnya ini) surah ini (adalah suatu peringatan) suatu nasihat dan pelajaran bagi makhluk (maka barang siapa menghendaki niscaya dia mengambil jalan kepada Rabbnya) yakni jalan yang dapat menyampaikan dia kepada-Nya, yaitu melalui ketaatan.

Ayat 30

وَمَا تَشَآءُونَ إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا

«وما تشاءون» بالتاء والياء اتخاذ السبيل بالطاعة «إلا أن يشاء الله» ذلك «إن الله كان عليما» بخلقه «حكيما» في فعله.

(Dan kalian tidak menghendaki) dapat dibaca Tasyaa-uuna dan Yasyaa-uuna, kalau dibaca Yasyaa-uuna artinya, dan mereka tidak menghendaki untuk mengambil jalan kepada Rabbnya dengan mengerjakan ketaatan (kecuali bila dikehendaki Allah) hal tersebut. (Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui) tentang makhluk-Nya (lagi Maha Bijaksana) di dalam perbuatan-Nya.