Surat An-Naba’ Ayat 1 - 10 dengan Tafsir dan Terjemahannya


Ayat 1

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ عَمَّ يَتَسَآءَلُونَ

Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya?

«عمَّ» عن أي شيء «يتساءلون» يسال بعض قريش بعضا.

(Tentang apakah) mengenai apakah (mereka saling bertanya-tanya?) yakni orang-orang Quraisy sebagian di antara mereka bertanya-tanya kepada sebagian yang lainnya.

Ayat 2

عَنِ ٱلنَّبَإِ ٱلْعَظِيمِ

Tentang berita yang besar,

«عن النبأ العظيم» بيان لذلك الشيء والاستفهام لتفخيمه وهو ما جاء به النبي صلى الله عليه وسلم من القرآن المشتمل على البعث وغيره.

(Tentang berita yang besar) ayat ini merupakan penjelasan bagi sesuatu yang dipertanyakan mereka itu. Sedangkan Istifham atau kata tanya pada ayat yang pertama tadi mengandung makna yang mengagungkannya. Hal yang dimaksud adalah Alquran yang disampaikan oleh Nabi saw. yang di dalamnya terkandung berita mengenai adanya hari berbangkit dan hal-hal lainnya.

Ayat 3

ٱلَّذِى هُمْ فِيهِ مُخْتَلِفُونَ

yang mereka perselisihkan tentang ini.

«الذي هم فيه مختلفون» فالمؤمنون يثبتونه والكافرون ينكرونه.

(Yang mereka perselisihkan tentang ini) orang-orang yang beriman mempercayainya, sedangkan orang-orang kafir mengingkarinya.

Ayat 4

كَلَّا سَيَعْلَمُونَ

Sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui,

«كلا» ردع «سيعلمون» ما يحل بهم على إنكارهم له.

(Sekali-kali tidak) kata ini merupakan sanggahan yang ditujukan kepada orang-orang kafir tadi (kelak mereka mengetahui) apa yang bakal menimpa mereka sebagai akibat daripada keingkaran mereka kepada Alquran.

Ayat 5

ثُمَّ كَلَّا سَيَعْلَمُونَ

kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka mengetahui.

«ثم كلا سيعلمون» تأكيد وجيء فيه بثم للإيذان بأن الوعيد الثاني أشد من الأول، ثم أومأ تعالى إلى القدرة على البعث فقال:

(Kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka mengetahui) ayat ini merupakan pengukuh dari ayat sebelumnya; dan pada ayat ini dipakai kata Tsumma untuk memberikan pengertian, bahwa ancaman yang kedua lebih keras dan lebih berat daripada ancaman yang dikandung pada ayat sebelumnya. Selanjutnya Allah swt. memberikan isyarat yang menunjukkan tentang kekuasaan-Nya untuk membangkitkan makhluk semuanya; untuk itu Dia berfirman:

Ayat 6

أَلَمْ نَجْعَلِ ٱلْأَرْضَ مِهَٰدًا

Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?,

«ألم نجعل الأرض مهادا» فراشا كالمهد.

(Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan) yakni terhampar bagaikan permadani.

Ayat 7

وَٱلْجِبَالَ أَوْتَادًا

dan gunung-gunung sebagai pasak?,

«والجبال أوتادا» تثبت بها الأرض كما تثبت الخيام بالأوتاد، والاستفهام للتقرير.

(Dan gunung-gunung sebagai pasak) yang menstabilkan bumi, sebagaimana halnya kemah yang berdiri dengan mantapnya berkat patok-patok yang menyangganya. Istifham atau kata tanya di sini mengandung makna Taqrir atau menetapkan.

Ayat 8

وَخَلَقْنَٰكُمْ أَزْوَٰجًا

dan Kami jadikan kamu berpasang-pasangan,

«وخلقناكم أزواجا» ذكورا وإناثا.

(Dan Kami jadikan kalian berpasang-pasangan) yaitu terdiri dari jenis laki-laki dan perempuan.

Ayat 9

وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًا

dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat,

«وجعلنا نومكم سباتا» راحة لأبدانكم.

(Dan Kami jadikan tidur kalian untuk istirahat) untuk istirahat bagi tubuh kalian.

Ayat 10

وَجَعَلْنَا ٱلَّيْلَ لِبَاسًا

dan Kami jadikan malam sebagai pakaian,

«وجعلنا الليل لباسا» ساترا بسواده.

(Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian) sebagai penutup karena kegelapannya.